1. Flashback

1.3K 86 48
                                    

8 tahun yang lalu.

Aerilyn terlihat senang sekali karena, hari libur bisa jalan-jalan dengan papanya yang tak lain ialah Leo. Hari biasanya Leo selalu mengurung diri di ruang kerja, entah apa yang Leo kerjakan. Kalau tidak mengeram di ruang kerja, pasti Leo pulang larut, ketika Lyn sudah tertidur ia baru pulang kerja. Lyn merasa kasihan dengan Leo yang notabene nya sebagai papanya bekerja begitu keras demi membiayai kebutuhan Lyn dan mama tercintanya, yaitu Seila.

Lyn terkikik karena, ia telah mendahului Seila yang masih membenarkan riasan terakhirnya. Hingga Seila yang ditinggalkan merasa kesal sehingga raut cemberut muncul di wajah cantiknya.

"Papa, kita jadi jalan-jalan ke taman, 'kan?" tanya Lyn kepada Leo. Ia sengaja berlogat seperti anak kecil supaya ia selalu mendapatkan perhatian Seila dan Leo. Sebetulnya Leo dan Seila sudah paham logat anaknya, tetapi tetap saja mereka menyukai sang anak.

"BENTAR SAYANG, MAMA BELUM SIAP," teriak Seila dari dalam rumah. Suaranya yang cetar mampu membuat telinga Leo dan Lyn ditutup karena takut merusak gendang telinga mereka.

"Sayang, kita ke luar duluan, ya." Itu yang diucapkan oleh Leo. Leo selalu sabar apa yang dilakukan oleh Seila. Karena, menurutnya Seila itu wanita yang sempurna meskipun sisi buruknya itu membuat orang mengelus dada. Tetapi, dari sisi buruknya Leo mampu jatuh cinta kepadanya.

'Andai, aku punya suami seperti papa,' batin Lyn. Heh! Enyahkan pikiran itu Lyn. Kamu itu masih kecil, udah mikirin suami aja. Mana ada orang yang mirip dengan papamu sekalipun itu kembaran tak akan sama total.

"Yeee, kita jalan-jalan," kata Lyn setelah ia menghilangkan pikiran tadi. Ia begitu senang hingga melompat-lompat di depan rumah. Sedangkan Leo sedang memanaskan mobil di garasi. Ketika sedang asik melompat-lompat, Azy tiba-tiba datang menghampirinya tetapi, di tengah jalan ia berhenti. Tingkah Lyn yang seperti orang gila membuatnya malu sendiri sehingga ia mencoba mengontrolnya.

"AER ...." Azy berlari menghampirinya. Lyn yang kaget, Azy terus mendekat ke arahnya.

'Aer, nama panggilan itu dibuat khusus oleh Azy karena, namaku yang sulit disebut. Sebal memang! Tetapi, apa boleh buat. Kalau kalian ingin tahu asal-usul bagaimana nama Aer bisa terjadi. Tunggu di kisahku yang satu ini.'

"Ya, Azy?" tanya Lyn ketika Azy sudah berada tepat di hadapannya.

"PAPA, AKU MAIN SEBENTAR SAMA AZY, YA?" teriaknya memberitahu Leo yang sedang berada di garasi. Semoga papanya itu mampu mendengarnya.

"SINI DULU, SAYANG," teriak Leo dari arah garasi. Lyn dan Azy segera menghampiri Leo.

Setibanya di garasi, mereka bertanya, "Ada apa, Pa?"

"Mau ke mana, Hm?" tanya Leo dengan berlutut di hadapan Lyn. Lyn yang ditanya hanya celingukan ke kanan dan ke kiri. Ia bahkan tak tahu mau ke mana.

Tiba-tiba Azy nyeletuk, "Azy, izin ngajak Lyn sebentar ke taman, ya, Om?"

Azy memanggil namanya dengan sebutan 'Lyn' hanya di depan Leo. Jika di depan Seila? Jangan ditanya.

Leo berpikir sejenak. 'Ke taman? Mau ngapain dia?' Tetapi kemudian, diangguki olehnya. Sabar, ya, Leo. Harus menunggu lebih lama lagi. Pray for Daddy!

When A Meet AOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz