3

4.1K 548 30
                                    

"hmm.. makasih mas." Lisa tersenyum kecil di dalam tidurnya.

"sama-sama."

Terlihat sudut bibir dari si pemilik suara itu sedikit terangkat.

Tepat saat makhluk itu melirik ke jendela. Angin berhembus kencang dan menerbangkan gorden kamar Lisa.

Kemudian. Tiba-tiba saja angin itu berhenti dan hilang bersamaan dengan si makhluk misterius.

Klontang!

Terdengar suara benda jatuh dari lantai bawah.

"DEK! DEEK!" Yuta berlari dengan panik mencari keberadaan Lisa.

Ceklek, Brak!

Yuta membuka lebar pintu kamar Lisa dan mendorongnya kasar. Setelah melihat sang adik sedang tidur dan terlihat baik-baik saja. Barulah Yuta dapat bernafas lega, walau sempat panik setengah mati. Bagaimana mungkin adiknya bisa tidur dengan keadaan seperti ini, batinnya. Dia segera membangunkan adik kesayangannya itu.

"Dek, lo gak kenapa-kenapa kan? Ada yang luka? Sini mas cek dulu." Yuta ngebolak-balik badan Lisa saking paniknya.

Lisa membuka mata dan menguceknya pelan, sebelum akhirnya ia benar-benar sadar kalau si Yuta sudah panik tujuh keliling.

"Lo apaan sih mas? pagi-pagi bikin heboh, ngajak ribut lo? masih ngantuk nih." ucap Lisa masih mengucek matanya.

"Dek, lo masih bisa tidur setelah rumah kita kebobolan!"

"Hah! Kebobolan? kok bisa!" Lisa melotot.

"Justru gue yang harusnya nanya ke elo, hah! Kebobolan? kok bisa?!" Yuta menirukan kalimat Lisa.

"Mas, sumpah deh kemarin pintunya udah gue kunci. Ganda malah. Masak ada maling yang ma- Astaga!!" Lisa melihat semua barang-barangnya sudah tak karuan.

"kok bisa sih mas?!" Lisa panik dan berlarian mengecek barang-barang di lantai satu.

"Gue juga nggak tahu, kan gue baru balik. Pas parkir mobil, gue lihat pintunya udah njeplak begini. Gue kaget pas masuk barang-barang udah pada berantakan. Gue khawatir kalau lo di culik juga, gak tahunya malah molor di kamar." Yuta mulai merapikan barang-barang yang berserakan di lantai.

Lisa hanya diam, berdiri di dekat tangga dengan tatapan kosong. Yuta yang melihat adiknya masih shock segera menghampirinya.

"Dek~" panggil Yuta

"Mas, sorry." tanpa sadar air mata Lisa menetes membasahi pipi chubby-nya.

"Ga usah nangis, yang penting lo gak kenapa-kenapa. Lagian barang-barang kita juga gak ada yang ilang kok. Udah cup cup" Yuta memberi pelukan hangat pada adiknya dan mengusap lembut pucuk rambut Lisa.

"Namanya maling udah pasti pinter dek, bisa masuk dengan cara apa aja. Mas minta, lo jangan crita ke mama sama papa soal kejadian ini. Gue takut mereka khawatir." Yuta melepas pelukannya dan beralih menatap semua barang-barang yang berserakan.

Lisa mengangguk paham.

Keduanya membereskan rumah dengan kompak, sebelum akhirnya memutuskan untuk membuat sarapan.

10;Tender Love X TenWhere stories live. Discover now