PART 3

4.9K 192 21
                                    

Shania POV

Seperti biasa tepat pukul 04.00 bunyi alarm, suara merdu Bunda dan ketukan pintu sudah menyeruak masuk ke dalam gendang telinga ku. Aku pun langsung terbangun membukakan pintu, untuk menjawab panggilan bunda.

"Iyaa Bun, Nia udah bangun" sambil mengucek ngucek mata

"Iya sayang. Langsung siap-siap yaa. Kalo udah selesai, turun, kita sarapan" kata Bunda

"Siap Bunda sayang" jawabku dengan gaya hormat seperti tentara.

Aku langsung bergegas menuju kamar mandi untuk melakukan semua ritual pagi. Setelah semua dirasa cukup, aku langsung turun untuk sarapan pagi bersama keluargaku.

"Morning Baba.. Bunda.. Abang.." teriakku sambil berlari kecil menuruni anak tangga dengan senyum yang merekah

"Hati-hati sayang. Nanti kamu terjatuh" kata Bunda

"Nia nanti bisa pulang sendiri?" Kata Baba, setelah aku sukses menempelkan bokongku di kursi

Eh? Gak papa sih Baba gak bisa anter kan udah gede ini akunya hehe..

Senangnya dalam hati gak di antar lagi hehe... Bisa pamer aku nanti. Duh senangnya.

"Bisa kok Ba. Lagian Nia udah besar, jadi bisa jaga diri. Baba gak usah khawatir" ucapku meyakinkan Baba

Yes. Kelihatan meyakinkan bukan. Padahal hati deg degan tau karena untuk pertama kalinya seorang Nia jalan sendiri.

"Emang yang bilang Nia masih kecil itu siapa? Strange child" Jawab Abang

Ish! Ini nih Abang lucknut aku yang minta di tampol sayang.

Eh? Perasaan aku gak enak deh.

"Yeee, Nia gak nanya sama Abang! Freak!" Balas Nia sengit sambil melirik Abang tajam, setajam silet.

"Udah dong. Bunda kan udah bilang, jangan bertengkar di meja makan. Itu gak baik"

"Sorry Bunda" jawab kami bersamaan

" Ya sudah, sekarang cepat kalian habiskan sarapannya. Siap-siap berangkat. Nia di antar abang aja, jangan coba-coba pergi sendiri, paham" kata Bunda yang langsung Aku dan abang angguki

Tuh kan.

Terjawab pada akhirnya semua hanya sebatas ekspektasi doang.

Kami pun segera menghabiskan sarapan dan langsung bersiap berangkat. Mengingat Jakarta yang selalu macet. Jadi kami memutuskan berangkat lebih awal. Setelah pamit pada Bunda, aku bergegas masuk ke mobil. Abang pun segera menjalankan mobil dengan kecepatan sedang. Hanya membutuhkan waktu sekitar 35 menit, menuju sekolahku. Tidak ingin membuang waktu, aku pun berpamitan pada Abang.

"Nia masuk dulu ya Bang. Be careful with the car. Bye abang sayang" ucap ku melambaikan tangan pada Abang

"Learn the truth, abang go first. Remember what the purpose of school is for, if there is, don't be tempted"

Iya abang sayang.

Sorry, inilah penampakan abangku.

Selalu takut Aku kecewa dan patah hati lagi, so just once and there won't be a second time.

Aku pun segera turun, lalu melambaikan tangan pada Abang, karena 10 menit lagi gerbang akan ditutup.

"Pagi Pak" sapaku pada Pak Oyot

"Pagi Neng" jawab Pak Oyot sambil sedikit membungkukkan badan

Aku pun berjalan menuju kelasku yang berada agak jauh dari gerbang.

SANG MOST WANTED (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang