Di rumah

"Dek, Delivery yok!" ucap Yuta dari belakang sofa

"Ok! Aku yang pesen, mas Yuta yang bayarin. Fix" lisa membuka aplikasinya dan mulai memilih makanan.

"Indahnya hidupmu dek. Gini amat rasanya jadi kakak. Harusnya kakak yang ngintimidasi adeknya, lah ini kebalik." ucap Yuta sewot

"Jadi nggak nih? Lisa cancel aja kalo gitu" goda Lisa

"coba aja cancel, kelar idup lo dek." Yuta berlalu masuk ke kamar.

"Mas, woy. Adeknya ditinggal sendirian? Mas janji bayarin kan? Mas gausah kabur woy. Takoyaki! Denger nggak?" teriak lisa yang duduk di kursi depan tv.

"Ntar kalo udah dateng bangunin gue nyet,  Mas capek nyetir dari tadi."

Hening, sepertinya Yuta juga sudah tidur.  Sekarang hanya ada Lisa yang mantengin ujan yang makin lama makin deres. Acara tv juga gak ada yang menarik, apalagi Hp lisa yang selalu sepi kayak kuburan jerman. Gimana enggak, kontak WA nya aja cuman ada nomor Mama, Papa, sama mas Yuta doang.

"Gue gak yakin nih bapak gobrek bakalan nyampek rumah. Lagian ini ujan atau badai sih kenceng amat. Bapaknya juga, pake motor apa sih. Dari tadi tulisannya 5 menit lagi pesanan anda datang." gerutu Lisa kesal

Tok tok tok

"Nah,  baru aja di omongin." Lisa tersenyum dan meletakkan Hpnya di meja makan.

Tok tok tok

"Iya bentar pak. Mas uangnya mana woy?"

Ceklek

Kosong. Di depan rumah tidak ada siapapun. Lisa penasaran dan mengambil payung,  siapa tahu ada tetangga yang iseng. Lisa muterin rumah tapi tetap saja tidak ada orang, bahkan di taman samping pun sepi.

"Cari apa mbak?" teriak bapak-bapak dari jendela rumahnya.

"bapak lihat ada orang di sekitar rumah saya?" tanya lisa pada bapak itu.

"nggak ada mbak,  dari tadi saya duduk di sini cuman lihat si mbak keluar bawa payung. Mbak baru pindahan ya?" tanya bapak itu sambil celingukan.

"iya pak saya baru pindah tadi, yaa sudah sa-saya ma-suk dulu pak. Permisi." ucap Lisa ramah.

Awalnya Lisa berjalan santai, tapi setelah masuk rumah ia berlari secepat kilat menuju kamar Yuta.

"Waaa~ mas Yut!"

Bug

Lisa menjatuhkan dirinya di atas Yuta.

"Aah, apaan sih Lis?!" Yuta kaget

"Mas bagi selimutnya dong!" Lisa menarik selimut Yuta dan menutup kepalanya.

"Makanannya mana?" tanya Yuta

"Bodo' amat."

Tok tok tok

Tok tok tok

"Lis, noh gobreknya dateng. Bukain sono~ cepetan~ laper nih~" Yuta ngegoyang-goyang kepala Lisa

Hening

"Woy, nyet. Malah diem aja. Iya kan tadi gue udah bilang, gue yang bayarin elah. Gak percaya banget sama kakak sendiri." Yuta mengambil dompet dan mengeluarkan selembar uang 50rb an.

"Mas Yuta aja yang ambil delivery-nya ya hehe." mata Lisa nyembul dari dalam selimut

"Berdiri atau gue seret lu ke lapangan, sekarang!"

"Barengan deh mas. Yok! Capcus" Lisa berdiri dan menarik lengan Yuta.

"Mas jalan duluan sono. Masak cewek di depan." Lisa berjalan tepat di belakang Yuta. Yuta sih santai-santai saja meskipun sempat menguap beberapa kali dan matanya merah kayak habis nangis. Ia juga tidak curiga dengan sikap adiknya yang so weird ini.

Tok tok tok

Yuta dan Lisa berjalan perlahan menghampiri pintu depan. Suara hujan semakin terdengar jelas di telinga Yuta dan Lisa. Mendadak Lisa merasa merinding dengan aura di sekitarnya.

"Mas, ati-ati." ucap Lisa yang berhenti beberapa langkah dari pintu

"Apaan sih Lis, kayak mau nyebrang aja ati-ati." Yuta meraih ganggang pintu dan menariknya perlahan dan lap, saat itu juga lampu rumah padam.

Ceklek~

"Kok lama ya pa-"

Jreng!

Yuta melotot

"Aaa~"

Annyonghasseyo, i'm here. Sekarang genrenya agak berbeda dari cerita-ceritaku sebelumnya. So, i hope you can interest and enjoy with this story.

Sampul sebelumnya, ke crop wattpad jadinya diganti

Jika berkenan boleh follow twitterku juga @/aegyo_nim baru banget dibuat dan disana aku bakalan update foto or maybe video ttg karyaku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jika berkenan boleh follow twitterku juga @/aegyo_nim baru banget dibuat dan disana aku bakalan update foto or maybe video ttg karyaku. Skrg lagi di private nanti pasti aku acc.

10;Tender Love X TenWhere stories live. Discover now