Farel mengangguk sedih. Ia mulai melajukan mobilnya untuk pulang.

"Kamu mau makan apa?" tanya Farel yang masih sedikit terisak.

"Gue nggak mau beli makanan," jawab Beby.

"Bukannya kamu lapar?" Farel menunjukkan wajah bingung.

"Gue mau ... masak sendiri."

Farel terpana dan menoleh hanya untuk mendapati senyum tipis di bibir Beby.

***

"Gak usah ikutan deh," ketus Beby saat Farel ngotot membantunya menggoreng ayam.

"Nanti minyaknya kena kamu, Beb. Panas," jawab Farel seraya menarik baskom berisi ayam mentah yang sudah dibumbui dari tangan Beby.

"Yang kena kan gue," geram Beby kesal. Ia balik menarik baskom tersebut agar tidak diambil Farel. Dilihatnya minyak yang sudah panas, ia pun memutuskan untuk meletakkan sepotong ayam ke dalam kuali.

"Ah," teriak Beby terkejut. Ia sontak mundur dan memandangi tangannya yang terkena percikan minyak panas.

"Bandel sih dikasih tau," gerutu Farel gemas. Ia menggelengkan kepala lalu mengambil baskom yang masih dipegang Beby. Farel bergidik saat Beby memandanginya sinis.

"Masukin ayam ke penggorengan tuh jangan dilempar kayak tadi, Beb. Yang ada habis tangan kamu kena minyak panas," ujar Farel memberitahu. Cowok itu memasukkan beberapa potong ayam ke kuali lalu menutupnya.

Beby berdecak kesal, lalu melengos menuju tempat rice cooker berada. Matanya membulat saat membuka rice cooker dan mendapati isinya yang masih berupa beras serta air, padahal sudah hampir 40 menit berlalu.

"Ini kenapa masih jadi beras?" tanya Beby dengan nada keras.

Farel yang tengah berdiri menunggu ayam goreng segera mendekat saat mendengar ucapan Beby. Raut terkejut langsung terpasang di wajahnya begitu melihat warna orange di depan rice cooker.

"Gimana mau masak kalo kamu gak nekan tombol ini," ujar Farel geli, ia segera menekan tombol dan warna orange pun berubah menjadi warna merah.

"Gak ada yang beres dah kerjaan gue," gerutu Beby. Ia menghentakkan kaki sambil berjalan menuju meja makan. Bete.

Farel mati kutu. Ia mengerti Beby tengah kesal karena dari tadi tidak ada satu pun pekerjaannya yang benar. Diliriknya wajah kesal Beby, akan terjadi badai besar jika ia menghibur Beby sekarang. Farel paham benar sifat Beby, gadis itu akan semakin beringas jika dibujuk. Sambil menggaruk tengkuknya, Farel memutuskan untuk menyelesaikan menggoreng ayam.

"Kapan selesainya coba? Gue laper banget," ujar Beby. Ia menepuki nyamuk yang nekat hinggap di kakinya.

"Tadi ditawarin beli makanan gak mau kamunya, malah pengen masak sendiri. Mana masaknya langsung yang susah lagi. Beby ... Beby," jawab Farel. Gemas dengan tingkah istrinya.

"Mulai pinter ngebacot lo ya," Hampir saja ucapan itu mengalir dari bibir Beby. Namun kilasan tentang Farel yang tadi menangis di mobil langsung menyelinap di ingatannya. Terpaksa Beby menyimpan jawaban itu di hati. "Bacot," jawabnya akhirnya.

Farel terkekeh, terbiasa menerima semburan ketus Beby. Ia memindahkan potongan ayam goreng terakhir ke sebuah piring. Selesai dengan acara goreng menggoreng tersebut.

"Nah, beres. Sekarang tinggal ngulek cabenya aja," gumam Farel.

"Biar gue yang ngulek."

Farel terhenyak ketika tiba-tiba Beby sudah berdiri di belakangnya. Dilihatnya Beby yang sudah menarik piring berisi penuh ayam goreng dari tangannya. Gadis itu menghirup aroma makanan tersebut dalam-dalam.

Dont Touch Me! Where stories live. Discover now