•~ Part 4~•

7.3K 146 6
                                        

Author POV

Farel bersender di depan pintu kamar. Berusaha untuk tidur namun matanya sama sekali tidak bisa terpejam. Cowok itu sibuk memukuli nyamuk yang terus saja mengganggu.

Cowok berkulit putih itu tidak percaya Beby bisa setega ini kepadanya, namun ia tidak beranjak sedikit pun sekedar untuk pindah ke sofa atau kamar lain. Sejujurnya, Farel masih berharap Beby akan membukakan pintu kamar untuknya.

Farel dan Beby tinggal berdua di sebuah rumah yang dibelikan ayah Farel. Hanya berjarak lima rumah dari rumah Bu Dee. Awalnya Beby tidak setuju dan ingin tetap tinggal di rumahnya, namun atas paksaan semua pihak, baik dari Bundanya, Deby, orang tua Farel dan bahkan Farel sendiri. Akhirnya ia setuju untuk tinggal di rumah tersebut dengan syarat tidak memperkerjakan pembantu seorang pun. Meskipun berat diterima oleh semua pihak, namun mereka terpaksa mengabulkan agar Beby setuju untuk tinggal berdua dengan Farel.

Sudah 1 jam Farel bersender di depan pintu. Orang tuanya, ibu Beby dan Deby sudah kembali ke rumah mereka masing-masing. Tinggallah ia sendiri bertemankan dingin dan nyamuk.

"Krek..." pintu terbuka dan ia langsung terjatuh ke belakang, di kaki Beby.

"Aduh!" ringis Farel sambil mengusap kepalanya, ia segera bangun dan berdiri menghadap sang istri.

Beby menatapnya dingin.

"Masuk!" perintah Beby ketus, tanpa menunggu reaksi Farel ia langsung masuk kembali menuju kasur.

Farel diam-dia bersorak gembira di dalam hati, ia segera berjalan masuk menyusul Beby dan berniat tidur di samping istrinya itu.

"Lo tidur di mana pun yang lo mau, tapi jangan berani-berani naik ke kasur gue. Ngerti lo!"ujar Beby ketus. Gadis itu segera meraih selimut dan memejamkan mata. Tidak mau peduli kepada Farel yang saat ini tengah melongo.

"Tapi Beb, aku mau tidur di mana?"

"Lantai kan bisa!"

"Tapi--"

"Sofa juga ada!"

"Beb, aku--"

"Shut up! Lo mau tidur atau keluar lagi?" ancam Beby.

Farel terdiam. Ia terpaksa tidur di sofa. Matanya menatap Beby yang menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

Enak banget dia tidur di kasur yang gede gitu! Empuk lagi! Nah gue?! Batin Farel kesal. Namun ia diam-diam tersenyum. Setidaknya Beby tidak membiarkannya tidur di luar kamar.

***

Farel terbangun saat wajahnya mendadak terasa dingin dan basah. Ia segera membuka mata dan melihat Beby tengah berkacak pinggang di hadapannya.

"Bangun! Mandi terus bersihin nih kamar!" Suruh Beby dengan nada ketus. Gadis itu lalu duduk di sofa dan memperhatikan Farel yang melengos masuk ke kamar mandi.

Sekarang waktunya pembalasan. Lo gak bakal pernah hidup tenang dan bahagia lagi setelah apa yang udah lo lakuin ke gue. Selamat Farel! Mulai detik ini gue bakal bikin hidup lo serasa di neraka.

Dan Beby benar-benar menepati niatannya. Begitu Farel baru saja selesai mandi, Beby kembali memerintahkannya untuk membersihkan kasur dan menyapu kamar tersebut. Namun Farel benar-benar kaget saat Beby kembali memerintahnya. Kali ini ia diminta untuk masak sarapan. Oh God!

"Aku? Masak?" ujarnya seakan baru saja salah dengar.

Beby menatapnya datar. "Kalau lo gak mau gak apa-apa. Gue bisa sendiri." ujarnya sinis.

Farel cepat-cepat menggeleng. "Gak-gak-gak! Aku mau kok. Kamu mau sarapan apa?"

Beby tersenyum sinis, "Bakso, Soto, Ayam bakar, Nasi goreng, prata dan--"

Dont Touch Me! Where stories live. Discover now