HAYO! SIAPA ITU?

1.5K 134 7
                                    

"Ra, mau bareng nggak ke kampusnya?"

Aku membuka mata, sayup-sayup mendengar suara Nara. Nah ini yang ku maksud Nara itu kalo bangun beneran pagi banget. Ku lirik layar ponselku, masih pukul 6.15. Aku berjalan ke dalam kamar mandi, mengabaikan suara Nara. Setelah selesai mandi, aku bersiap-siap untuk pergi ke kampus.

"Akhirnya Onta keluar juga," ucapnya menyindir.

"Ngapain kamu disini?" tanyaku heran.

"Yang di tungguin nggak ngerasa di tungguin banget ya?"

"Berangkat sendiri-sendiri aja deh, akum au langsung ke café nanti."

"Oke, kalo gitu," ucapnya kemudian menuruni anak tangga.

Aku berjalan mengikuti Nara, sampai garasi. Nara tuh walaupun kaya, paling anti ke kampus bawa mobil, kelas pagi gini memang mengharuskan datang lebih awal. Apalagi Jogja kalo pagi bener-bener gabisa gerak, kalaupun bisa maju bentar udah merah lagi!

Aku focus mengendarai Juke kesayangan, yaiyalah kesayangan wong Cuma punya satu! Mobilku memasuki area kampus, setelah memarkirnya aku berjalan menuju fakultasku berada. Oh iya aku dan Nara beda jurusan ya, kalau dia ada di Ilmu politik sedangkan aku jurusan PWK, tau nggak PWK apa? Yaps benar, Perancangan Wilayah Kota.

Aku berjalan melewati Lorong menuju tangga karena kelasku pagi ini berada di lantai tiga. Sangat menguras tenaga, karena lift di kampus ini sedang di perbaiki. Sebenarnya aku dan Hessa satu fakultas, dia di jurusan Arsitektur, jadi kemungkinan aku bertemu dengannya sangat besar.

Setelah dosen mata kuliah keluar dan orang di ruang kelas ini tersisa beberapa saja. Aku sengaja keluar belakangan karena ada janji dengan Rura, yups teman di jurusanku akan meminjam laptop untuk merender tugasnya.

"Sorry Ra, lama ya? Kebetulan kelasku molor nih tadi."

Aku tersenyum, "Nggak papa, santai aja."

"Gue pinjem dulu ya."

"Oke, santai aja Ru. Kalo gitu aku pulang dulu ya"

"Oke."

Kemudian aku pergi meninggalkan Rura di kelas, dan berjalan menuruni anak tangga. Sesampainya di area parkir aku bertemu Nara, "Loh ngapain Nar?" tanyaku heran

"Nebeng dong motorku di pake anak-anak nih." Nara berjalan mendahuluiku dan masuk kedalam mobil.

"Nyari apa Nar?"

Nara masih sibuk mencari sesuatu di dalam tasnya, Ketika Nara masih sibuk tak sengaja tatapan ku bertemu dengan cowok itu lagi. Tatapanya masih tajam dan jangan lupakan wajah datarnya benar-benar tanpa ekspresi.

Aku memalingkan wajah kearah lain, bisa geer tuh cowo. Namun cowo itu berjalan mendekat, iya berjalan kearah mobilku berada, jantungku tiba-tiba saja berdentum dengan keras, badanku panas dingin dan tanganku berkeringat. Hah sumpah masa iya aku gugup karena cowo itu?

Cowok itu semakin mendekat, aku menahan nafas dengan susah payah, ternyata dia melewatiku dan hah sumpah demi tuhan dia masuk ke dalam mobil Pajero putih yang terparkir di samping Juke merahku ini. Sialan, aku sudah panik dan dia melewatiku ternyata, jangan lupakan senyum mengejeknya tadi sebelum masuk mobil. Benar-benar cowok sialan!.

"Ngapain lo, panik gitu?"

"H-hah? Siapa juga yang panik, anjir!"

"Gue tau ya!"

Aku mengabaikan Nara dan mulai menjalankan mobilku meninggalkan area parkir ini. Setelah lima belas menit akhirnya kami sampai di café. Aku berjalan mendahului Nara yang tengah asik mengobrol dengan mas Handoyo. Aku masuk ke ruanganku dan mulai focus menlihat rekap bulanan.

INDECISIVE (Revisi)Where stories live. Discover now