Tak perlu iri.. apalagi menyerah..
kekasih
Kau lihatlah
Kau perhatikanlah
Seperti kelapa yang hanyut di laut...
Tak selamanya kau harus melaut,
walau kutau cahaya keemasan senja mungkin membuatmu terlena dan kepayang
KembLilah kasih...menepilah
Bertunaslah di dadaku sebelah kiriKala malam menyisakan hening
Dan hujan memberi dekapan dingin
Hangat pelukmu selalu kurasakan
Walau hanya bunga dalam tidur lelahkuPada setiap malam yang gelap
Pada fajar yang muram
Pada mimpi yang manja
Pada rindu yang memuja
Pada senyuman yang menuaHasrat berlapis mekarnya seperti seruni
Kusentuh wajahmu di mimpi yang sunyi
Dekapan tulus membuai nurani
Tak kunjung kutemui dimana kau bersembunyiKenangan menjelma dupa
Harumnya merasuk kemana-mana
Membelai helai rindu yang selalu mudaKenangan menjelma dupa
Harumnya merasuk kemana-mana
Membelai helai rindu yang selalu mudaAku tenang
Denganmu, tenang
Tak terpikir dunia ini
Karenamu, tenang
Semua khayal seakan kenyataanBerlari-lari di taman mimpiku
Imajinasi telah menghanyutkanku
Mimpiku sempurna
Tak seperti orang biasaKarenamu, tenang
Semua khayal seakan kenyataanAku masih disini kekasih, menatap seburat cahaya fajar di belahan bumi selatan. masih merindumu, tp sayang sekali, fajarmu tertutup awan dan hanya semburat senyumku di benakmu yang mungkin samar tertampak..
Kesekian kali rasa itu muncul
Bukan karna lelah
Hanya raga yang sepertinya mulai menua
Dan kaki-kaki yang mulai bergetar
Terasa menyiksa saat mentari mulai terlelap
Saat dingin mulai merayap .. menjalar ke hati
Juga senyap yang terusik suara jangkrikSendiri tak pernah terasa sesakit ini
Kala waktu semakin terbatas
Walau keinginan tak pernah surutIkhlaskan hati ini rabbiy
Ikhlaskan hati mereka disekelilingku
YOU ARE READING
setjankir kopi rindu
Poetrymalam, hujan, dan kopi selalu memunculkan rindu rindu kita yang tersimpan rapi dalam dada namun memenuhi atmosfer dunia Percakapan-percakapan rindu yang sempat terekam