End (Part I)

1.1K 89 2
                                    

Have you seen the way I looked at you?

"Appa!" Kata Taeoh saat melihat appanya, dia menggerakkan tangan mungilnya seraya meminta Kyungsoo untuk mendekat.

"Apa yang ingin kau mainkan aegi?"

"Semuanya, appa!" Anak itu berkata, dia terlihat sangat senang. Kyungsoo belum pernah melihat anaknya setulus ini saat tertawa beberapa bulan terakhir. Mungkin ini adalah yang diinginkan anak itu selama ini. Kyungsoo senang melihat anaknya bahagia. Tapi, di dalam hatinya dia takut. Takut jikalau peristiwa yang sama akan menyakiti hati anaknya.

Kyungsoo pun sebenarnya belum tahu bagaimana sebenarnya hubungan Jongin dengan Krystal saat ini. Dia harus segera menanyakannya pada Jongin sebelum semuanya terlalu jauh, sebelum harapannya bersemi kembali.

"Appa!" Suara Taeoh menyadarkannya dari lamunan. Dia melihat buah hatinya menatap dengan bingung. Perlahan tangan Taeoh menyentuh pipi Kyungsoo. "Apa yang Appa pikirkan?" Senyum gembira yang sedari tadi terukir di wajah anaknya, sekarang berubah menjadi raut kekhawatiran.

"Hem? Haha, appa hanya berpikir dimana kita akan makan hari ini. Appa lupa tidak membeli bahan untuk dimasak, jadi appa khawatir kalau sepulang dari sini nanti, anak appa yang tampan ini akan kelaparan." Kyungsoo terpaksa berbohong. Kyungsoo tidak ingin kegembiraan yang baru saja dirasakan anaknya menghilang bagaikan asap. Dia tidak boleh kecolongan lagi.

Mendengar penjelasan dari appanya, Taeoh merasa lega. "Nanti kita akan mampir supermarket sebentar jika kau mau hyung." Kata Jongin. Dia merasa bukan ini yang dipikirkan Kyungsoo tadi. Apa ini ada sangkut pautnya dengan dirinya? Jongin berjanji untuk menanyakannya nanti.

"Kau bisa bermain bersama ayahmu, appa akan menunggu disini. Jongin, jaga aegi oke!"

Jongin mengangguk sebagai balasan. "Baiklah sayang, apa yang ingin kau mainkan dahulu?" Katanya dan menggandeng Taeoh masuk ke area bermain. Taeoh menarik tangan ayahnya ke permainan yang dia sukai.

Melihat bagaimana cara Jongin menemani Taeoh, serta menjaganya, harusnya ini menjadi keputusan yang tepat bukan? Sebuah senyuman terlukis manis di wajah Kyungsoo sekarang. Dia berandai-andai, jika peristiwa itu tidak pernah terjadi, apakah mereka juga akan sebahagia ini?

Kyungsoo's POV

Sebenarnya sampai saat ini aku masih belum bisa beranjak dari masa lalu. Aku tidak tahu harus memukulnya dengan keras, atau memeluknya erat. Memang benar aku membencinya. Aku selalu menanti agar kebencianku padanya menjadi sesuatu yang tidak berarti lagi. Aku sudah membencinya selama lima tahun, tetapi, setiap kali aku menatapnya lagi, yang aku tahu, semua usahaku seolah percuma.

Banyak orang bilang bahwa cinta pertama memang sulit dilupakan. Sepahit apapun kisah cinta itu, sebuah ketidakmungkinan untuk melupakannya. Bagiku, Jongin adalah cinta pertamaku. Dia adalah orang yang membuatku tidak bisa tenggelam dalam lautan cinta lagi.

Senyumnya masih sama dengan yang dulu. Senyuman yang selalu membuat debar dadaku berpacu lebih cepat. Sekuat apapun nalarku menyangkal, menolak, tapi tubuhku selalu berespon sebaliknya. Seolah darah ini berlomba untuk segera keluar dari jantungku, dan menyebar ke seluruh tubuh.

Saat seseorang tersakiti, mereka belajar membenci. Saat seseorang memilih untuk membenci, maka tidak akan ada kedamaian. Sekarang aku mengerti bahwa tidak ada gunanya aku terus menerus berusaha untuk membenci, jika setiap kali melihatnya tersenyum, sebuah rasa itu mekar kembali.

Author's POV

Kyungsoo meneguk air mineral yang sedari tadi dibawanya sambil terus memperhatikan Jongin dan Taeoh. Dia memberikan waktu untuk Jongin agar bisa menikmati waktu bersama dengan anaknya. Meskipun waktu yang diberikan Kyungsoo belum cukup untuk mengganti waktu yang dia buang selama ini.

He Who Talking to The Stars [KaiSoo]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt