Chapter 10

2.1K 330 115
                                    

Typo for life :")

***

Seungwan mematung di tempatnya kala mata tuan Son menatap tajam ke arahnya dan Sehun. Sungguh. Berkali-kali ia sudah menyuruh Sehun untuk pergi saja. Seungwan tidak ingin Sehun melihat kekerasan yang akan dilakukan ayah kandungnya itu padanya.

Seungwan terlalu takut. Seungwan takut jika Sehun akan lebih kasihan padanya. Ia tidak mau dikasihani, ia tidak ingin seseorang mengetahui betapa kejamnya ayahnya padanya. Seungwan terlalu lemah menunjukkan betapa takutnya dia sekarang.

Namun, pria Oh itu malah datang bersamanya. Memegang tangannya hingga masuk ke dalam rumah dan menemui sang ayah yang sedang membaca buku di ruang tamu.

"Kau tahu sekarang jam berapa, huh?" ucap Tuan Son dengan nada dinginnya yang membuat Seungwan sangat takut.

"A –aku ..."

"Maaf, Tuan Son. Aku tahu jika Seungwan terlambat pulang ke rumah. Ini kesalahanku, aku mengajaknya berkencan setelah pulang sekolah."

Seungwan tercekat. Ia mendongak menatap Sehun yang saat ini sedang menunjukkan wajah santainya pada sang ayah. Ya Tuhan, apa yang dipikirkan olehnya sekarang? Ia tidak tahu apa akibatnya jika sang ayah tahu Seungwan berkencan dengan seorang pria.

"Ti –tidak se –seperti i-tu, apappa." Seungwan menggeleng cepat membantah ucapan Sehun.

"Berani sekali kau membawa putriku berkencan!" bentak Tuan Son pada Sehun.

Lantas, Sehun menyunggingkan senyuman tipisnya lalu mengeratkan genggamannya pada tangan Seungwan, "apa itu masalah besar?" tanya Sehun pada Tuan Son.

"Tentu saja! Kau harus minta izin untuk mengajak putriku pergi!" lagi-lagi pria paruh baya itu membentak Sehun. Namun, yang dibentak hanya terkekeh kecil.

Oh, ini sangat menarik sekali. Batin Sehun bersorak.

"Emm ...bagaimana dengan Wendy? Apa, putri anda yang itu harus minta izin juga?"

Tuan Son mengepalkan tangannya menatap Sehun. Sungguh. Jika saja Sehun bukan anak sekolahan, mungkin Tuan Son sudah melayangkan tamparannya untuk pria kurang didikan seperti Sehun itu.

"Se –Sehun, tolong pulang."

"Tidak."

"Aku mohon. Jangan membuatku semakin berada dalam masalah. Tolong pulang," pinta Seungwan dengan suara bergetar menahan tangisnya.

"Tapi ..."

"Terima kasih. Tapi, aku tidak butuh bantuanmu. Sekarang pulang, Sehun." Seungwan melepaskan genggaman Sehun darinya. Sehun menatap Seungwan dengan sedikit kecewa. Gadis itu. Meski dia lemah dan membutuhkan bantuan, tapi Seungwan lebih memilih menanggungnya sendiri.

Gadis ini. Sekuat apa dia? Setegar apa dia hingga tidak membutuhkan orang lain di sisinya?

Dengan berat hati, Sehun pergi dari sana meninggalkan Seungwan yang masih berdiri dengan gemetar di hadapan sang ayah. Tuan Son menarik senyuman jahatnya ketika mobil Sehun sudah pergi dari halaman rumahnya. Akhirnya, pria tidak tahu sopan itu minggat dan menyisahkan putri kecilnya yang sedari tadi bergerak gelisah menahan takut dari kemarahan sang ayah.

"Bagus sekali! Sekarang kau sudah berani berkencan dengan pria?!" Tuan Son bertepuk tangan sembari melangkah sedikit dekat dengan Seungwan.

Gadis itu tertunduk takut. Air matanya sudah jatuh dan badannya sudah mengeluarkan keringat dingin yang banyak. Suara ayahnya terdengar tidak bersahabat sama sekali. Tidak ada kasih sayang di dalam suara tegasnya.

• Lean On Me | Wendy (Slow Update) ✔Where stories live. Discover now