"Ya tinggal tembak aja apa susahnya," jawab Satya ketus.

Budi menoyor kepala Satya,
"Gaada romantis romantisnya si lo, kemaren juga pas lo nembak Rosa kan gue bantuin."

Satya meringis kesakitan,
"Ya lagian. Lo mau nembak dengan cara gimana? Cara gentle? Romantis? Atau lekong?"

"Lekong gimana tuh?" tanya Fathan tiba tiba.

"Itu loh, cara cowo nembak cewe yang beraninya lewat chat doang. Ehh abis itu udah janji ga ninggalin malah ninggalin. Untung kita gaada yang kaya gitu," cerocos Satya.

"Terus, lo mau kaya gimana bud?" tanya Rino.

"Cara lekong aja gimana? Gue udah ga pernah nembak cewe sejak pas itu,"

"NAJIS!" jawab mereka bertiga yang selalu kompak.

"Ohh, jadi lo masih trauma di tolak empat kali sama Iren? Yaelah bud, itu udah dua tahun yang lalu. Lagian juga dulu kan lo masih jelek, sekarang kan udah lumayan. Jadi Tania mungkin bisa nerima lo," ucap Satya meyakinkan.

"Ga segampang itu lah," bantah Budi.

"Yaudah lah, lo coba dulu aja. Nembaknya tuh nanti pas kita mau nunggu sun set. Biar romantis," ucap Fathan.

Budi menghela nafas,
"Yaudah, nanti gue coba."

"Naah gitu dong. Nanti kita bantuin kok tenang aja," ucap Fathan yang langsung diangguki Satya dan Rino.

Mereka semua keluar dari kamar masing masing dan langsung menuju ke meja makan.

"Naah ayo di makan semuanya, ngga usah malu malu anggep aja rumah sendiri," ucap Varo.

"Kalo Budi mah ngga usah disuruh kak ro. Liat aja tuh," balas Satya sambil menunjuk Budi dengan dagu.

"Kan makanannya banyak, kalo ngga abis kan mubazir. Tuhan ga suka orang mubazir," bantah Budi sambil menyomot dua potong ayam goreng.

Yang lainnya hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Budi yang memang dari dulu seperti itu. Tidak pernah jaim di depan siapapun, karena itulah teman temannya tidak pernah meninggalkannya karena mereka tau itu adalah sifat alamiah dari seorang Budi.

"Kamu mau makan apa?" tanya Fathan.

"Makan sayur aja than," jawab Andra.

Fathan menggeleng,
"Nggak! Kamu harus makan daging, biar gendut."

"Ihh apaansi than. Aku gamau gendut nanti jelek," rengek Andra.

"Pintu hati aku ngga akan tertutup sama timbunan lemak yang akan kamu makan. Udah, pokoknya makan yang banyak."

Andra bingung harus mengekspresikan perasaannya bagaimana sekarang, antara senang dan ingin tertawa karena gombalan Fathan yang terdengar garing tadi.

Saat makan tidak ada suara perbincangan dari siapapun, hanya dentingan sendok dan garpu yang terdengar.

Sampai kurang lebih 15 menit, mereka semua selesai makan dan Varo mulai angkat bicara.

"Jadii, abis ini kita bakal naik yacth buat keliling laut sambil nunggu sunset. Gimana, setuju ngga?"

"SETUJU!" sorak semuanya.

"Yaudah kalo gitu, lo semua siapin barang barang yang mau di bawa. Tapi gausah banyak banyak, nanti malem juga udah balik lagi ke sini," ucap Varo lagi.

Mereka semua mengangguk dan langsung beranjak menuju kamar masing masing untuk mengambil beberapa barang yang ingin mereka bawa.

♢♢♢

My Bad Boy Senior [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now