131

1.8K 177 21
                                    

••
"Jadi?" Tanya Yoo Ah In di dalam perjalanan mereka kembali ke hotel. Setelah Dara memeluk Jaejoong, pria itu langsung mengajak sahabat-sahabatnya ini untuk kembali ke hotel. Mereka jadi bingung sebenarnya, apakah Dara menerima atau menolaknya?

"Jadi apa?" Tanya Jaejoong.

"Dara menolakmu apa menerimamu?" Tanya Joongki. "Dia memelukmu, dia menerimamu kan? Lalu kenapa kita pulang?"

Jaejoong tidak menjawab dan memalingkan wajahnya memandang ke arah jendela. Ia teringat kejadian yang baru saja terjadi.

Dara memeluknya sangat erat setelah pengakuannya. Sangat-sangat erat sampai Jaejoong merasa tidak tahu harus berbuat apa. Tapi lalu ia mendengar Dara membisikkan sesuatu kepadanya.

"Aku tidak tahu bagaimana perasaanku untukmu Jae, tapi bantulah aku. Bantu aku melupakannya, bantu aku untuk tidak merasa hampa, tolong bantu aku."

Jaejoong hanya diam mendengarkan dengan tangan kanan mengusap punggung Dara lembut.

"Maaf aku egois tapi aku belum tahu bagaimana perasaanku kepadamu Jae, masih sangat sulit untukku untuk membuka hati tapi bantu aku. Bantu aku Jae."

Suara Dara sarat akan keletihan, juga air mata yang ia rasakan di bajunya. Dara tidak mencintainya, tapi dia mencoba untuk membuka hati dan Dara meminta bantuannya. Apa ia sanggup menolak? Ia tidak tega dengan kondisi Dara seperti ini.

Tapi, apa status mereka nanti? Apakah mereka berpacaran atau tetap sebatas sahabat?

"Aku akan membantumu." Bisik Jaejoong. "Maaf jika aku menghancurkan hari ulang tahunmu, aku—-"

"Tidak, kau tidak menghancurkan ulang tahunku. Terima kasih Jae atas perasaanmu, terima kasih sudah mencintaiku."

Jaejoong menghela nafas panjang. Ia harus kembali berbicara pada Dara nanti. Setelah perempuan itu selesai dengan pestanya.

"Yaaa kenapa kau melamun? Kami bicara padamu hyung." Sahut Kiyong jengkel.

Jaejoong tertawa kecil, "Kalian tanya saja pada Dara apa jawabannya dan apa status aku dan dia sekarang."

"Maksudmu?"

"Kalian tanya saja pada Dara." Bilang Jaejoong lagi. Ia menoleh dan memandang teman-temannya, "Karena Dara lah yang membuat keputusan."

"Aish, apa sebenarnya yang sedang kalian perankan?" Yoo Ah In bertanya kesal. "Jadi tadi untuk apa kalian berpelukan?"

Jaejoong kembali memandang ke arah jendela. "Apa kau tidak melihat tadi dia menangis?" Suaranya mulai melemah. "Aku yakin dia pasti membayangkan jika pria itulah yang mengakui semuanya di depan publik seperti ini. Di depan orang-orang yang bukan hanya +82, tapi ada keluarga besarnya, ada sahabat-sahabatnya di Manila, ada Dcrew.. dia pasti mengharapkan pria itu yang berada di posisiku."

"Jadi dia menolakmu?" Tanya Joonyoung pelan.

"Entahlah." Jaejoong menghela nafas lagi. "Jawaban dia tidak jelas. Dia tidak tahu bagaimana perasaannya padaku, tetapi dia ingin aku membantunya."

"Membantunya untuk?" Tanya Kiyong bingung.

Yoo Ah In berdecak dan memandang Kiyong dari kaca spion tengah, "Tentu saja untuk melupakan pria itu Kiyong. Kenapa kau masih bertanya lagi????"

"Lalu kau bagaimana? Mau membantunya? Tapi dia saja belum tahu bagaimana perasaannya padamu, dan kita semua tahu siapa pria yang dia cintai." Kata Kiyong lagi.

"Aku sudah menjawab akan membantunya."

"Jadi kalian berpacaran?" Tanya Joongki.

"Kalau untuk status kalian tanyakan pada Dara, karena aku tidak tahu menyebut status kami ini apa sekarang." Jaejoong tertawa miris. "Bukankah kalian lihat sendiri kalau belum jelas?"

I Want You backTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang