4. Hari yang Aneh

6.5K 404 93
                                    

Aku memijat lututku ditemani Jingga dan Leo di bangku taman sekolah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku memijat lututku ditemani Jingga dan Leo di bangku taman sekolah. Yah.. aku berakhir dengan berdiri di depan kelas tadi, karena mengatakan kata yang tidak pantas. Pak Rama itu kejam sekali. Tetapi itu jauh lebih baik ketimbang melaporkannya pada kepala sekolah. Mengingat itu akan langsung berhubungan dengan Ayahku.

"Hei, sudah belum? Lama banget." keluh Leo.

"Aku nggak minta ditemani." jawabku.

"Tapi aku nggak bisa pulang gara-gara kamu." jawabnya sambil melirik Jingga.

"Hushh!" Jingga menutup mulut Leo dengan kedua tangannya dan Leo mulai menggelitik pinggang Jingga. Kemudian.. yah.. mereka asyik sendiri.

Melihat pemandangan seperti ini, sebetulnya tidak membuatku kesal. Aku malah senang melihat mereka menyalurkan kasih sayang mereka dengan hal-hal yang simpel.

"Hei." kataku memecahkan momen indah mereka. "Kalian pulanglah."

"Um.. Nay, kami mau makan." kata Jingga.

"Ikut?" ajak Leo.

"Lain kali aja. Aku.. mau makan di rumah."

"Okay." jawab Leo bangun dari duduknya.

"Tunggu." kata Jingga menarik lengan Leo dan memandangku dengan tatapan rasa bersalah.

"Have fun." jawabku

Jingga mengangguk dan mereka mulai berjalan meninggalkanku.

# # #

Sekarang aku mempunyai waktu sendiri untuk memikirkan bagaimana hoodie-ku bisa ada di tangan Bu Agatha? Bagaimana Bu Agatha bisa tahu pemiliknya adalah aku? dan bagaimana bisa dia memakainya begitu saja lalu meninggalkan aromanya di sana?

Ini membuatku frustasi. Wewangian itu benar-benar membuat dadaku berdesir. Ugh.

Dan percaya atau tidak, sebenarnya aku sedikit familiar dengan bau itu.

Sambil memandangi hoodie-ku yang ku letakkan di sampingku. Aku sedikit penasaran apa Bu Agatha sudah pulang ya?

Dan entah bagaimana mataku bisa mendarat di satu titik yang mana menjawab pertanyaanku. Bu Agatha sedang berdiri dengan seorang murid laki-laki. Aku menatapnya dan mengira-ngira apa yang dilakukan anak itu dengannya.

Anak itu berdiri membelakangiku, aku tidak bisa jelas melihatnya. Hanya saja aku berpikir dia seperti memberikan sesuatu pada Bu Agatha, karena Bu Agatha menggelengkan kepala dan mendorong tangan anak itu.

Aku tidak sadar berapa lama aku menatap mereka, sampai akhirnya kedua mata kami bertemu. Bu Agatha menatap ke arahku.

Aku memang terkejut, tetapi sepertinya Bu Agatha jauh lebih terkejut dibandingkan denganku. Kedua matanya melebar melihatku, lalu dia memalingkan mukanya.

Daydreaming (gxg)Where stories live. Discover now