9. Ingin Akrab Denganmu

254 35 1
                                    

Upacara bendera yang diadakan setiap hari senin dimulai dengan kericuhan anak-anak yang mempersiapkan kelengkapannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Upacara bendera yang diadakan setiap hari senin dimulai dengan kericuhan anak-anak yang mempersiapkan kelengkapannya. Berbeda dengan minggu sebelumnya, kini anak dengan atribut seragam sekolah yang tidak lengkap akan dihukum.Satu persatu anak yang merasa tidak lengkap atributnya, keluar dari barisan.

Tak kecuali Jingga yang pucat karena tidak mengenakan topi. Dia pasrah dan ingin meninggalkan barisan. Sebelum itu Ku tarik tangannya untuk mengurungkan niatnya. Ku lihat guru-guru yang berjaga di belakang. Bu Agatha adalah salah satunya. Jadi, sebagai teman yang baik, Aku memberikan topiku dan menaruhnya di atas kepala Jingga.

"Tapi, Nay." kata Jingga menggenggam lenganku.

"Nggak apa-apa."

"Katanya hukumannya lari lho." itu adalah risiko yang harus Ku jalani.

Aku hanya tersenyum.

Aku melenggang pergi menuju tempat yang telah disediakan. Di sana berjejer murid-murid tanpa kelengkapan sepertiku, juga lima guru yang bertugas. Termasuk Bu Agatha. Tentunya Aku memilih untuk berdiri di salah satu spot, yaitu tepat di samping Bu Agatha.

"Sengaja sekali." katanya akrab.

"Tidak kok." jawabku.

Hanya itu percakapan Kami, karena Bu Agatha harus memeriksa satu persatu murid dalam barisan. Dari kelas yang satu ke kelas berikutnya. Dari barisan satu ke yang lain.

Dia mendapat tangkapan lebih banyak lagi. Aku menutup mulutku dengan tangan, karena mulut kagumku tidak berhenti menganga.

Saat Dia kembali ke barisan Kami, di sebelahku tentunya, Aku berkata,

"Luar biasa."

Dia hanya mengangkat kedua bahunya.

Upacara bendera berjalan sangat lambat dan matahari bersinar dengan terik. Ada satu murid yang sudah pingsan dan beberapa murid lainnya yang dibawa ke UKS.

Barisan guru yang berada di depan sangat teduh berbeda dengan Kami yang berada di belakang. Sebetulnya ada pohon besar di belakang. Guru yang berjaga di belakang mulai mundur satu persatu dan memilih mengamati Kami di bawah pohon yang rindang. Tidak adil sekali.

Ku lihat Bu Agatha yang juga sedang memperhatikanku. Dia menghela nafas sebelum memberikan topinya padaku, lalu mundur ke belakang untuk berteduh.

Topi Bu Agatha ada di atas kepalaku. Ingin sekali Aku berteriak. Wewangian shampo tercium dari atas kepalaku. Yang mana jelas bukan dari diriku melainkan dari topi ini.

Apa tidak apa-apa murid menerima topi dari guru seperti ini? Ku lihat sekeliling, hanya Aku yang memakai topi guru. Aku malu sekali sekaligus senang.

Pasti pemandangan tadi banyak mencuri perhatian. Aku menoleh ke belakang dan mendapati Bu Agatha sedang mengobrol santai dengan guru-guru yang lain. Seolah tidak terjadi apa-apa.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 05 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Daydreaming (gxg)Where stories live. Discover now