i.l.m.c.b-21

Mulai dari awal
                                    

Melihat tawa lepas Fahlan, membuat wajah cemberutnya berubah menjadi murung. Entah kenapa hatinya tiba-tiba saja sakit. Novian menepikan mobilnya lalu mematikan mesinnya. Novian diam, menoleh ke arah Fahlan. Dia lalu meratapi sang kekasih dengan sendu. Fahlan bingung, apa yang sedang dilakukan Novian.

"Kenapa berhenti ?" Tanya Fahlan. Novian tak merespon. Dia masih asik menatap Fahlan dengan ekspresi yang sama.

Novian lalu melepaskan seat belt nya, lalu mendekatkan dirinya ke Fahlan. Tubuh Novian melekuk, mencoba menyempitkan jarak di antara mereka berdua. Mata mereka bertemu. Nafas Fahlan yang beraromakan mint sisa permen yang dimakannya pun dapat tercium jelas ketika ia bernafas tak teratur.

"No─Nov, lo mau ngapain ?" Tanya Fahlan gugup. Tak ada jawaban, namun secepat kilat Novian mencium pipi Fahlan. Yang dicium bengong, masih belum sadar dengan apa yang baru saja terjadi.

"Hey cute Bastard, I Love You so much!" Novian berbisik di telinga Fahlan. Barulah dia sadar dengan keadaan barusan. Bulu kuduk Fahlan berdiri. Darahnya berdesir. Entah kenapa, bisikan Novian barusan seperti telah menyetrum dirinya.

"Nov...," Fahlan buka suara "Lo sakit beneran ya ? " dia meletakkan punggung tangannya di kening Novian. Namun tak merasakan apa-apa. Sudah jelas Novian gak sakit.

Sakit jiwa mungkin ya ?

***
Ternyata Novian menepikan mobilnya bukan karna hanya ingin mencium pipi pacarnya, tapi memang sudah sampai tempat tujuan mereka.

Lokasi kencan mereka malam ini adalah taman kota. Banyak muda-mudi yang hobi nongkrong di sini. Suasananya cukup romantis. Lampu-lampu kecil yang remang-remang ikut menghiasi taman ini. Ada penjual balon dan bunga dimana-mana, mungkin bisa untuk menambahkan kesan romantis bersama pacar.

Gak lupa satu hal lagi yang paling istimewa dari tempat ini. Ada sebuah band musik jazz yang mengiringi suasana taman ini. Keren 'kan? Tempat ini jadi lebih cocok di sebut cafe daripada taman.

Novian memilih tempat duduk yang agak jauh dari keramaian. Bukannya mau grepe-grepe-in Fahlan, ya. Tapi dia sadar diri kalo mereka bukan pasangan normal, yaudah mending sembunyi-sembunyi aja. Daripada ntar tercyduc, malah ribet urusannya.

Jadilah mereka duduk di bangku yang berada di bawa pohon beringin cukup lebat. Serem sih, untung aja ada satu lampu di samping tempat duduk itu.

"Mau lanjut kemana ? Kuliah atau kerja ?" Novian menyodorkan sebotol minuman rasa jeruk ke Fahlan

"Gue lanjut kuliah, mau ambil bisnis" Fahlan membuka tutup botol minuman rasa jeruk itu, tapi tidak meminumnya hanya memutar-mutar tutup botolnya.

Novian hanya manggut-manggut, lalu menegak minuman rasa cola miliknya. Suasana kembali hening, hanya suara si penyanyi jazz cantik dan hiruk pikuk pengunjung yang terdengar.

Sejujurnya Fahlan sedikit bingung dengan kelakuan Novian malam ini. Aneh, sungguh. Gak biasanya dia kaya begini. Diam, hening, dan membuat suasana secanggung ini ? Ah ini bukan Noviannya.

"Lo gak nanya gue mau kuliah di mana ?" Fahlan berseru, kesal didiamin mulu. Novian menengok cepat "Kenapa ?" Tanyanya.

Fahlan buang muka, "Lo gak nanya gue mau kuliah di mana ?" Ia mengulang lagi pertanyaannya barusan.

"Untuk apa aku tanya itu, kak ? Aku udah tau jawabannya" dia memperhatikan wajah Fahlan "Cepet banget ya rasanya ? Perasaan dulu-dulu masih sering bertengkar. Terus kita pacaran. Dan bentar lagi, aku bakalan ditinggal sama pacarku ini" Novian tersenyum, tapi kali ini adalah senyuman palsu yang ditampakannya.

Fahlan menoleh mendengar kata-kata Novian barusan. "Nikmatin aja dulu ya ? Mumpung masih sama-sama, nih" kata Novian terkekeh.

Fahlan tau, Novian sedih. Keliatan dari raut wajahnya yang perlahan makin kusut. Novian gak bisa bohongin perasaannya, apalagi di depan Fahlan. Dia kan orang yang selalu jujur.

"Maafin aku..." Fahlan menggenggam tangan Novian "Hih, apaan sih kak, i'm fine!" Kedua pipi Fahlan ditangkup oleh Novian dengan gemas.

"Aku tau kamu kuliah buat cari ilmu yang tinggi. Kamu pengen jadi pengusaha sukses kan ? Aku pasti tetep dukung kamu, kok" Novian merapatkan dirinya ke Fahlan "Makasih Nov udah mau ngertiin aku" balasnya.

"Tapi, kamu jangan selingkuh ya di sini. Aku lama loh kuliah, awas aja sampe genit-genit apalagi selingkuh!" Fahlan menunjuk muka Novian dengan ganas.

"Nggak dong, aku gak bakalan selingkuh. Yah paling-paling kalo ada yang bening-bening..." Mata Fahlan langsung melotot "Kenapa ? mau ngapain kalo ada yang bening-bening ?!"

"Hehe becanda. Manabisa aku selingkuh dari kamu" Gombal Novian. Fahlan memutar bola matanya malas.

"--Eh tunggu deh, sejak kapan kita jadi aku-kamu-an ?"

"Sejak tadi!" Novian memeluk pinggang Fahlan "Kita harus so sweet sekarang, manggilnya aku-kamu-an biar kaya relationship goals gitu loh!"

Fahlan misuh-misuh "Pala lo relationship goals! jijik gue yang ada!"

Padahal tadi aja dia ikut-ikutan manggil aku-kamu-an loh. Pacar Novian memang tsuntsun banget. Untung Novian sayang sama Fahlan.

***

"Rey! sini dulu deh!" Ryan menepuk-nepuk sofa di sampingnya, menyuruh si uke tercintanya duduk.

"Apaan kak ?" Reyhan duduk di samping Ryan sambil membawa segelas green tea.

Ryan ngerutin dahinya lalu melihat kalender yang tengah digenggamnya.

"Liatin apa sih kak ?" Reyhan memakai kacamata bacanya, lalu ikut membaca kalender.

"Lo liat deh," ujar Ryan "Gue gak salah liat tanggal 'kan ? Ini bukan hari sabtu, loh, Rey" katanya bingung.

Reyhan lalu mengambil kalender yang di pegang Ryan. Meneliti dengan seksama tanggal-tanggal di sana.

"Hari kamis, kak. Kenapa memangnya ?" Tanya Reyhan polos.

Ryan tepok jidat. Mulutnya sudah menganga, sedangkan matanya melotot lebar. "Astaga anak gue!"

"Kenapa sih?"

"Ini malam jum'at, Rey"

Reyhan coba mikir keras. Sumpah, dia nggak paham maksud suaminya itu. Apa hubungannya malam jum'at dengan anaknya ?

"Rey, ini malam jum'at! Fahlan tadi ngomongnya malam mingguan!"

Sekarang gantian Reyhan yang tepok jidat.

"Astagaa Fahlan!!!" Ujar Reyhan mengacak-acak rambutnya frustasi.

"Semoga aja dia bawa kondom yang banyak, ya ?" Reyhan pun menatap Reyhan horor.

Mereka berdua lalu berpelukan sambil merapalkan berbagai macam doa. Berharap si anak, Fahlan, dapat pulang dalam keadaan gak ngangkang.

***

Kalo ada yang bisa baca, komen ya ? Soalnya kan wattpad lagi error parah katanya.

Kalo bener" gak bisa dibaca, aku unpublish lagi.

I Love My Cute Bastard ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang