17-end

1.4K 127 24
                                    

"Terimakasih untuk hari ini". Kim Bum dengan lembut menggandeng tangan So Eun. Mereka berjalan, menyusuri indahnya Kota Seoul di sore hari sambil menatap matahari tenggelam.

Hari ini mereka habiskan bersama. Dengan tawa, bahagia tanpa memikirkan masalah sekali pun. Melupakan Geun Young, Jae Hwang, Hye Kyo, dan yang lainnya. Hari ini mereka memutuskan untuk menghapus semua kebencian dan luka yang mereka ciptakan sendiri. Hanya hari ini. Esok takkan lagi. Pikir mereka berdua.

"Aku jadi ingat pertemuan kita dulu. Disaat kau muncul dari permukaan laut, kemudian mencaciku.. Kau.. Aku suka kau yang dulu! Wanita penyelam kerang di Pulau Geoje. Aku rindu pulau itu!".

So Eun tersenyum membayangkan pertemuan itu.

"Andai saja aku menikah denganmu, aku akan memilih untuk menghabiskan waktuku di Pulau Geoje bersamamu".

"Tapi nyatanya kau tidak ditakdirkan bersamaku. Benar bukan?".

"Jangan ingatkan itu! Aku sungguh menyesal".

"Apa yang perlu disesali? Hidup itu penuh dengan liku-liku. Aku yakin ada saatnya kita bahagia walau tidak bisa bersama".

"Maafkan aku. Aku terlalu lemah untuk melawan ayahku. Bisa saja aku membawa mu pergi dan meninggalkan kota ini. Tapi aku telah berjanji untuk menikahi Geun Young demi kau. Aku tidak mau dia menyakitimu".

"Perkataanmu itu, seolah-olah aku lah sumber dari semua masalah yang ada. Andai kau tak mengenalku, mungkin tidak akan jadi serumit ini".

Air mata So Eun menetes. Melihat itu, Kim Bum langsung mengajak So Eun untuk duduk di kursi yang ada di taman kota.

"Tidak ada yang perlu disesali seperti katamu tadi. Lupakan semuanya sejenak. Kumohon". Kim Bum menarik So Eun ke dalam pelukannya.

So Eun menangis keras.

***

"Yeobosaeyo Young.. Apa ada keperluan yang kurang untuk pernikahanmu nanti?". JaeHwang yang kebetulan sedang berolahraga menerima telfon dari Geun Young.

"Yeobosaeyo paman.. Apa paman sibuk? Apa boleh aku meminta sesuatu?".

"Tentu saja.. Untuk putriku apapun akan aku lakukan. Ada apa?".

"Aku ingin, malam ini paman dan Kim Bum datang ke rumahku. Ada hal penting yang ingin kubicarakan".

"Apa itu penting sekali? Kenapa tidak dibicarakan langsung saja di telfon?".

"Tidak. Aku ingin bertemu kalian langsung. Ini penting sekali.. Ada keperluan yang belum aku dapatkan untuk pernikahan".

"Baiklah. Aku akan memeriksa jadwalku. Kuusahakan bisa".

"Baiklah paman. Kalau begitu sampai jumpa nantia malam".

"Hati-hati nak".

Geun Young menutup telfon. Kemudian ia kembali menatap pria yang ada dihadapannya.

Kim Joon.

"Apa kau yakin dengan semua yang kau bicarakan?".

"Tidak hanya yakin. Itu semua adalah kebenaran".

"Baiklah. Sebenarnya aku tidak ingin mempercayai. Tapi apa boleh buat. Itu sudah menjadi kebenaran".

Geun Young kembali menyeruput teh yang sudah dingin. Tak terasa mereka berbicara hingga matahari tenggelam.

***

Hye Kyo memeriksa semua souvenir-soevenir untuk pernikahan anak tercintanya.

"Gedung sudah siap.. Gaunnya sudah datang.. Souvenirnya pun sudah ada. Semuanya sempurna.. Apa yang kurang? Geun Young bilang masih ada yang belum lengkap! Apa yaa?". Hye Kyo berfikir keras. Semuanya sudah sempurna. Lalu apa yang kurang?

DESTINY [END]Where stories live. Discover now