16

842 115 19
                                    

Hari demi hari berlalu.

Hari itu semakin dekat. Hari dimana So Eun tidak akan mungkin bisa lagi memiliki Kim Bum. Dimana Kim Bum akan selamanya menjadi milik Geun Young.
Mereka akan mengucap sumpah sehiduo semati dan rasanya So Eun tak akan sanggup untuk mendengar sumpah itu. Sungguh, So Eun sudah bersusah payah untuk mengalihkan fikirannya dari makhluk yanga bernama Kim Bum. Ia lebih sering berbelanja dengan JiHyun, ataupun mencoba membuka hati nya untuk Kim Joon. Tapi percayalah! Itu tidak lah mudah kawan. Usahanya seakan sia-sia. Semakin ia melupakan, justru kenangan-kenangan bersama Kim Bum semakin melekat pada dirinya.

"Kim Bum?!".

Pria itu bukannya pergi menjauh, justru semakin mendekat.

"Apa yang kau lakukan? Bagaimana jika ada yang melihat kita?!". So Eun berteriak namun berusaha tetap pelan ketika ia tahu bahwa ternyata seseorang yang mengiriminya surat untuk meminta bertemu kemarin adalah Kim Bum. Bukan Kim Joon.

"Ikut lah denganku! Ada hal yang harus dibicarakan!!". Kim Bum menarik tangan So Eun menyuruh nya untuk bangkit dari duduknya dan menuruti perintahnya.

"Apa kau gila! Apa kau lupa jika lusa kau akan menikah dengan Geun Young! Apa kau-".

"Kumohon untuk yang terakhir kalinya".

Perkataan itu.
Seakan-akan menusuk perasaan So Eun sedalamnya. Entahlah.. Ia merasa setelah ini ia tidak akan bisa lagi menggenggam tangan Kim Bum, menatap wajahnya lama, memeluknya bahkan untuk memanggil namanya pun mungkin tak akan bisa.

Seketika So Eun terdiam dan bangkit. Mereka pun keluar dari sebuah kedai dan berjalan bersama menuju mobil Kim Bum.

"Ada apa lagi?".

"Aku sudah tidak mau merasakan sakit lagi".

"Maaf. Mungkin ini yang terakhir kalinya aku bisa bersamamu.. Kumohon aku ingin engkau bisa menuruti ku".

"Lalu apa yang kau mau? Cukup aku menahan rasa sakit. Mudah sekali untukku jatuh hati padamu tapi mengapa, untuk melepasmu sesulit ini! Mengapa Tuhan tidak adil padaku!!".

Di dalam mobil, Kim Bum hanya terdiam mendengar tangisan So Eun. Ia pun tak bisa apa-apa karena telah terikat janji dengan ayahnya untuk tetap menikah dengan Geun Young.

"Mengapa kau jahat sekali!!!! Mengapa dunia ini tak adil!! Mengapa kau harus datang dalam kehidupanku!!". So Eun terus menerus memukul lengan Kim Bum untuk melampiaskan amarahnya.

"Maafkan aku. Untuk terakhir kalinya, aku ingin sehari saja menghabiskan waktu bersamamu. Hanya sehari setelah itu terserah kau akan melakukan apapun untuk melupakanku!". Kim Bum menghentikan mobilnya, menatap lekat manik mata So Eun. Sedetik kemudian, Kim Bum memeluk So Eun dan So Eun tak menolak.

"Hanya hari ini. Setelah itu kau boleh membenciku sepenuhnya". Lirih Kim Bum.

"Tidak mungkin aku bisa membencimu Bum-ah". So Eun meneteskan air matanya dan malah mengeratkan pelukan Kim Bum.

"Berbahagialah bersama Geun Young. Dia wanita yang sangat baik. Dia mau menerima kakak sepertiku". Lanjut So Eun.

"Tidak Sso. Aku tidak mungkin bisa bahagia dengan wanita seperti dia.. Hatiku sudah terpenuhi olehmu dan takkan ada yang bisa menggantikannya".

So Eun melepaskan pelukan.

"Tidak Bum. Kau tak boleh seperti itu".

***

Di tempat lain, Geun Young yang berada di studio foto sedang duduk di dekat jendela sambil menatap luar melalui jendela.

Fikirannya dipenuhi oleh suatu hal. Hal yang kini sudah ia ketahui pasti.

"Mengapa dunia ini begitu teganya membohongiku". Air mata Geun Young terjatuh.

"Geun Young ssi. Ada apa kau memanggilku?". Tak disangka, sesosok Kim Joon datang lengkap dengan jas yang ia bawa. Ia pun duduk di kursi yang ada di hadapan Geun Young.

"Apa hari ini kau sibuk?". Tanya Geun Young tanpa menatap wajah Kim Joon.

"Ya seperti biasa. Tidak terlalu tapi bukan berarti tidak sibuk. Kau tidak apa-apa? Apa ada sesuatu yang terjadi?".

"Ada hal yang penting sekali ingin kusampaikan kepadamu.  Menyangkut masa depan kita".

"Jadi..."

Geun Young menyeruput teh miliknya sedang Kim Joon menunggunya berbicara.

***

Ada yang rindu dengan cerita ini?

DESTINY [END]Where stories live. Discover now