12

1.2K 123 13
                                    

Fikiran Geun Young benar-benar kacau. Terlepas dari semua perkataan Kim Bum yang sangat menyakitkan. Geun Young berlari setelah turun dari mobilnya. Entahlah.. Ia butuh penenang. Dan yang terlintas di dalam fikirannya hanyalah So Eun.

Sesampai di kamar So Eun, Geun Young menghapus air matanya terlebih dahulu. Ia tidak mau jika So Eun mendapati dirinya sehabis menangis.

So Eun masih terjaga. Ia belum tertidur. Entahlah.. Sakit di perutnya ini benar-benar menyiksanya.

"Aakh.. Kenapa sakit sekali!!".

Geun Young memandang dari jauh. Dan samar-samar, ia melihat ada bercak darah di baju rumah sakit yang So Eun kenakan.

"Eonni.. Kau membuka jahitannya!!".

"Haa.. Benarkah?? Lalu bagaimana??". Entahlah.. Secara refleks So Eun langsung merespon seruan Geun Young.

"Aku akan panggil dokter!!! Bertahanlah!!".

Geun Young langsung berlari keluar dari kamar So Eun menyisakan haru yang tergambar di wajah wanita itu.

Ia merasa, Geun Young begitu menyayanginya. Dan membuat So Eun takut akan membuat goyah pertahanannya. Selang beberapa lama kemudian, datanglah Geun Young dengan dokter dan para susternya.

"Sepertinya kau terlalu bersemangat bergerak hingga lupa jika disini ada jahitan yang masih basah". Dokter itu menekan bagian perut So Eun yang jahitannya terbuka membuat So Eun lagi-lagi meringis.

"Ini memang sakit. Tapi sebentar saja kau harus bertahan!".

Dokter itu mulai mengeluarkan peralatan medisnya. Dan saat operasi kecil itu berlangsung, So Eun menahan sakit yang teramat itu dengan mencengkeram lengan Geun Young sangat kuat hingga seperti Geun Young pun ikut merasakan sakitnya.

"Nah. Selesai!!".

"Jangan banyak bergerak sendiri.. Jika kau memerlukan sesuatu, kau bisa meminta bantuan pada adikmu ini".

So Eun hanya terdiam. Tangannya masih mencengkeram lengan Geun Young. Dokter dan para suster lainnya pun keluar dari kamar So Eun.

Seketika So Eun tersadar, ia langsung melepas cengkeraman tangannya.

"Aah.. Hmm.. Maaf! Sepertinya itu sangatlah sakit! Aku tidak sadar". So Eun menatap lengan Geun Young yang memerah.

"Tidak. Ini tidak sakit jika dibandingkan dengan luka yang eonni dapatkan". Geun Young mencoba tersenyum.

"Tidak seharusnya kau melakukan itu. Aku sudah terbiasa memikul beban sendiri".

"Dan mulai sekarang, kau juga harus terbiasa membagi bebanmu karena disini kau punya keluarga".

So Eun bergeming. Entahlah.. Apa yang ia fikirkan.

Tiba-tiba So Eun mendengar isakan. Sontak ia langsung menoleh menatap ke arah Geun Young. Wanita itu menangis dengan keras.

"A.. A.. Apa kau baik-baik saja? Apa lenganmu sakit sekali? Ma.. Maaf". So Eun benar-benar merasa tidak enak. Dan Geun Young semakin terisak. Tangisannya bertambah keras.

"Bo.. Bo.. Leh aku memelukmu?".
So Eun menatap Geun Young. Lama ia berfikir, kemudian ia pun mengangguk ragu.

Dan, Geun Young pun langsung berhambur ke pelukan So Eun.

***

"Kenapa tidak masuk?". Hye Kyo benar-benar terkejut ketika ada suara yang datang tiba-tiba.

"Kau benar-benar mengejutkanku!!". Hye Kyo menarik kursi roda yang diduduki Joong Ki. Membawanya jauh dari kamar itu.

"Kenapa tidak masuk?". Lagi-lagi Joong Ki bertanya.

DESTINY [END]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz