Titip Rindu Buat Ayah

122 9 7
                                    

Bagian 1
TITIP RINDU BUAT AYAH

"Hijabnya anak perempuan, sesungguhnya adalah hijab bagi ayahnya dari api neraka"
- Akleema Qotrunadda -

~-✒-~

Seorang wanita paru baya masih setia duduk di depan mesin dan selembar kain. Tanpa disadarinya seorang gadis muda tengah menatapnya penuh haru. Betapa beruntung ia memiliki Ibu yang begitu sempurna. Ibu yang mengutamakan putra-putrinya katimbang kebahagiaannya.

Sudah dua tahun berlalu, ayahnya meninggal akibat kecelakaan tabrak lari. Perbuatan orang tak bertanggungjawab yang telah merampas kebahagiaannya. Membuat ibunya menjanda, menyebabkan dia dan adik-adiknya menjadi yatim.

Bila mengingat kejadian itu dia seperti ingin mengamuk, mencari pelaku itu dan menuntut keadilan seadil-adilnya.
"Pa, seandainya aku tau siapa pelakunya, aku akan menuntutnya" desahnya di antara nafas yang kini sesak

Dari ruang kerja ibunya, dia beranjak menuju ruang keluarga. Di sana foto keluarga mereka terpampang besar-besar. Raut wajah semuanya bahagia, dan harus dia ingat, itulah kebahagian terakhirnya diantara keluarga yang masih utuh.

Pandangannya beralih pada foto yang diambil sebelas tahun yang lalu, foto ketika usianya baru menginjak tujuh tahun dan hari dimana adik-adiknya lahir ke dunia. Ya! Adiknya kembar laki-laki, mereka tampan dan sehat.

Namanya Sayyid Akma Syauqi dan Saadad Atma Syauqi, saat itu si kembar sedang di aqiqah. Dan sejak saat itu, dia berjanji tidak akan manja lagi dan turut membantu orangtuanya menjaga Sayyid dan Saadad.

Dia tersenyum mengingatnya, sekarang janji itu telah ia tepati, jika ibunya lembur ialah yang selalu mengurus kedua adiknya. Sekarang dia sudah naik kelas XII, sekitar 9 bulan lagi, usianya akan genap delapan belah tahun.

"Iffa" panggilan itu menginterupsi gadis yang masih mematung menatap wajah teduh almarhum ayahnya

"Iya Ma?" Dia tersenyum

"Tolong antar ini ke tempat bu Hj Naimah ya?"

Gadis itu mengangguk, meraih kantung plastik putih susu yang disodorkan ibunya. Lantas mencium punggung tangan ibunya dan berlalu menuju sepedanya untuk menuju kediaman Hj Naimah.

•••

Gadis kecil itu tertidur lelap, dikedua sisi tubuhnya, ada dua orang yang sangat dicintainya. Mereka lah sebab dirinya hadir di dunia. Ayah dan Ibunya. Ketika gadis kecil itu tertidur, pasangan suami istri itu saling menatap dan tersenyum.

Mereka bernama Edward Aydin Mustafeed dan Akleema Qotrunadda. Akhir-akhir ini Nadda sering terganggu dengan pertanyaan gadis kecilnya perihal kapan dia akan diberi adik? Sudah lama menikah tapi sampai sekarang anak baru satu.

Pria itu mengulurkan tangannya, menyentuh pipi istrinya lembut.
"Terimakasih Nadda, kamu sudah ikhlas menjadi ibu untuk anakku" katanya

"Jangan katakan terimakasih dalam pernikahan mas, itu kewajiban ku" balas Nadda

"Aku benar-benar beruntung memiliki kamu"

Tangan Aydin hendak menjauh, namun buru-buru Nadda mencegah "mas, usap lagi. Aku suka mas menyentuh pipi ku" rengeknya malu-malu

Seketika Aydin terkekeh, ia kembali mengusap pipi halus istrinya "Apa perlu lebih?" Godanya

"Eummmm" Nadda sok berpikir

"Tidak usah memikirkan gengsi. Aku akan menyentuh lebih jika kita sudah pindah kamar"

Senja Bersimbah DarahWhere stories live. Discover now