16

57 9 3
                                    

"Heh! Lo siapa? Maling ya?!"

Kei lumayan shock mendengar teriakan dari arah belakang tubuhnya.

Itu neriakin gue ya?

Kei menoleh ke kiri dan ke kanan, ia terkejut saat melihat Renita dirumahnya.

Ini kenapa ada cabe gocengan nyasar dirumah gue??! Mungkin itu yang sangat ingin diteriakan oleh Kei saat ini juga.

Kei meraba masker dan topi hitamnya memastikan kedua barang itu masih melekat ditempat yang seharusnya.

"Pak! Pak satpam!"

Renita dengan teriakannya memanggil penjaga yang bertugas. Rumah Kei memang diperketat penjagaannya saat orang tua mereka tak ada, hanya agar Bryan merasa anak-anaknya lebih aman.
Tak lama dua orang pria yang bisa dibilang kekar datang. Ini gimana cara ngelawannya. Dua lawan satu dan itu melawan pria berbadan kekar? Mungkin akan sedikit melelahkan bagi Kei.

Kedua pria itu berlari mendekati Kei, namun Kei lebih sigap dengan menghindar ke kanan. Kemudian salah satunya langsung menahan tangan Kei dan menguncinya dibelakang. Kei sedikit kesusahan karna gerak-geriknya terbatas, dengan tenaganya Kei memberikan satu tendangan belakang dan itu tepat sasaran. Pria itu mengaduh kesakitan.

Yang satunya tak tinggal diam, ia dengan cepat akan memberikan pukulan pada Kei, namun tertahan karna suara yang menguar dengan aura mencekam.

"Berhenti! Jangan diteruskan!

Seseorang melangkah turun dari tangga. Siapa lagi kalau bukan Davin.

"Dav! Ini ada maling dirumah kamu! Kita harus nyeblosin dia ke penjara!"

Sepertinya Renita tak sadar akan aura yang mencekam yang menguap-nguap dari Davin.

Penjaga tadi dengan sigap menahan tangan Kei, seolah-olah berhasil menangkap dengan mudah. Sedangkan pria yang tersungkur tadi telah berdiri disamping rekannya dengan menahan rasa sakit.

Rahang Davin mengeras, kekesalannya terlihat jelas pada wajah tampannya. Berani-beraninya orang-orang ini membuat keributan saat ia sedang fokus dengan gamenya.

"Tuan muda, malingnya berhasil kami tangkap"

Pria itu, mendorong Kei dengan lumayan kasar sehingga Kei terjatuh dengan lutut sebagai tumpuannya. Ia pun sedikit meringis. Kei yang menyadari itu spontan membekap mulutnya sendiri. Sambil merutuki kesalahannya.

Ringisan tersebut mengubah suasana tambah mencekam, mungkin serasa seperti menghadapi detik-detik kematian. Kemarahan Davin sudah diubun-ubun. Setelah mengganggunya bermain sehingga ia kalah dan rangked-nya turun karena keributan itu, kini ia harus mendengar ringisan yang sudah menjadi alarm pembunuhnya keluar.

Davin berjalan dengan tangan terkepal. Kedua penjaga menyeringai, mereka merasa sudah menyelesaikan tugas dengan baik. Renita yang dari tadi terdiam pun tersenyum mengejek. Mungkin akan ada yang babak belur setelah ini.

Namun kedua raut wajah penjaga itu berubah menatap Davin yang berdiri tepat didepan mereka. Davin kemudian membuka matanya yang tadinya ia pejamkan. Kini nampak jelas kilatan kemarahan dimata Davin. Setelah itu, penjaga yang mendorong Kei tadi telah tersungkur dilantai. Yang satunya menatap tak percaya. Kemudian ia juga mengikuti langkah temannya tadi. Tapi sepertinya pukulan Davin tak sekeras yang pertama.

"Dav! Lo kenapa mukulin mereka sih? Malingnya kan yang ini?!"

Renita ikut kesal entah kenapa. Davin tak menghiraukan hal itu. Malah ia kembali mendekati kedua penjaga itu dengan tangan siap menyerang.

Kei yang melihat situasi ini tak tinggal diam, ia berfikir keras hal apa yang dapat menghentikan Davin.

Davin merendah berjongkok diantara kedua penjaga saat Kei makin kelabakan mencari cara.

The Freaky GirlOnde as histórias ganham vida. Descobre agora