9

16.9K 1.1K 6
                                    


Dipart ini Si Alan menjebak Anjani, happy reading,

"Gimana?" tanya Alan begitu Denis menghempaskan bokong dikursi dihadapannya, ia terlihat tak sabar menanti hasil penyelidikan yang dilakukan Denis.

"Beres bos, ini laporannya" Denis meletakkan kertas yang dibawanya, Alan membuka dan membacanya, matanya tertuju pada foto wanita yang menjadi incarannya dan senyum semanis madu tersungging dibibir seksinya.

"Namanya Ratna Anjani umur 21 tahun, yatim piatu dan tinggal sendiri dikota ini, kerja paruh waktu dicafe untuk biaya hidup, masih kuliah dan wanita baik-baik." Lanjut Denis melengkapi laporannya, Alan mengangguk-angguk puas, Denis memang bisa diandalkan,"Kapan eksekusinya?"

"Sore ini," Alan menyandarkan punggungnya kesandaran kursi, matanya tak lepas memandangi selembar foto dihadapannya, foto seorang wanita yang diharapkan bisa bekerja sama memenuhi impiannya meski dengan cara licik. Tanpa sadar seulas senyum terkembang dibibirnya dan semua itu tak lepas dari pengawasan Denis yang ikut tersenyum seraya geleng-geleng kepala.

Keduanya sudah duduk manis didalam cafe dan siap menjalankan misi rahasia, mata keduanya nyalang mencari target buruan dan kompak tersenyum lebar melihat sasaran mendekat dengan nampan ditangan. Begitu gadis itu mendekat Alan sontak berdiri dan dengan sengaja menabrakkan dirinya dan.....

Gadis itu terkejut bukan kepalang, matanya nanar menatapi jas mahal Alan yang terkena tumpahan minuman yang dibawanya. Wajahnya langsung pucat dan panik, dengan gugup dan gemetar ia berusaha membersihkan stelan Alan dengan tisu.

"Maaf pak, maaf, saya tak sengaja." Rautnya kian panik karena tumpahan minuman dijas Alan tak bisa hilang, terlebih pria itu mengenakan stelan serba putih dan tumpahan jus strawberry tercetak jelas bahkan ikut mengotori kemeja sampai celana dan sepatunya.

"Kalau kerja bisa hati-hati nggak!" bentak Alan dengan tangan mengibas-ngibas membersihkan stelannya, sigadis ciut dengan wajah seputih kapas, matanya melirik sekelilingnya yang sudah dikerumuni rekan-rekannya dan pengunjung cafe yang penasaran mendengar suara ribut.

"Maaf pak, sekali lagi saya minta maaf."

"Ada apa ini??" semuanya menoleh dan gadis itu kian pucat dengan kehadiran manajer cafe, "Anjani apa yang kamu lakukan?" bentaknya dengan suara keras, gadis bernama Anjani semakin ketakutan.

"Maafkan saya bu, saya nggak sengaja numpahin minuman kebaju bapak ini," jelas Anjani sambil mendekap nampan, jemarinya gemetar dan matanya memerah menahan tangis.

"Kau mau menghancurkan citra cafe saya ya?" Hardiknya lagi dengan suara yang kian menggelegar, "maafkan karyawan kami pak, sebagai permintaan maaf kami bapak bisa menikmati hidangan gratis kami selama seminggu dan saya akan memecat pegawai ceroboh ini." lanjutnya lagi seraya menuding Anjani

Alan mengangkat tangannya, "Tidak usah, jangan pecat dia biar urusan ini saya yang akan menyelesaikan dengannya, sekarang saya minta izin membawa karyawan anda ini untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya," Alan menatap manajer itu dengan tatapan intimidasi, tatapan khas Alan kalau lagi berhadapan dengan rekan bisnisnya.

Tanpa menunggu jawaban sang manajer Alan meraih pergelangan Anjani dan menariknya keluar cafe menuju mobilnya, Anjani yang terkejut terpaksa mengikuti dengan langkah terseok-seok, cekalan ditangannya baru terlepas begitu tubuhnya terhempas kedalam mobil yang segera melaju kencang dijalan raya dan Anjani hanya pasrah tak berniat bertanya mau dibawa kemana.

***

RATNA ANJANIWhere stories live. Discover now