seventeen - 열일곱

604 42 10
                                    

-hari yang sama-

"Ya Hyeji-ah, sepulang sekolah nanti aku akan mentraktirmu es krim, oke?"

"Malam ini, kau harus menemuiku di bianglala ini. Jangan sampai terlambat, ya?"

"Mari kita jadikan Japchae ini sebagai simbol persahabatan kita, Hyeji-ah!"

"Aku tak masalah terlambat sekolah, jika aku terlambat bersamamu, Kim Hyeji."

"Aku sangat menyayangimu, Hyeji-ah. Sampai kapan pun, aku akan selalu menjagamu. Aku akan selalu bersamamu, selamanya."

"Aku tak masalah kau menjauhiku, tapi mengapa kau harus melupakanku, Hyeji-ah? Mengapa?"

"Mengapa semuanya terasa begitu sulit? Aku selalu berharap bahwa kau akan kembali mengingatku hari demi hari, walaupun aku tahu bahwa itu mustahil. Tapi mengapa aku terus berharap? Mengapa aku terus berharap kepada sesuatu yang tidak mungkin? Apakah aku gila?"

"Mengapa kau harus pergi meninggalkanku dan melupakanku, Kim Hyeji?"

"Mengapa?"

"MENGAPA?!"

*

*

*

"APPA!! BERHENTI MENGINJAK GAS MOBILMU!!"

BRUUUUUUUKKKKKKK!!

*

*

*

Aku membuka kedua mataku dan merasakan jantungku yang berdetak sangat cepat dan keringat yang menetes dari wajahku. Aku menghela nafasku berat, setelah mengetahui bahwa semua itu hanyalah sebuah mimpi. Tapi mengapa mimpi itu terasa seperti sebuah peristiwa yang pernah ku alami sebelumnya?

Aku merasa bahwa aku pernah merasakan dan berperan besar di dalam semua peristiwa yang terjadi di dalam mimpi itu. Semua peristiwa itu seolah-olah terasa seperti sebuah kenyataan.

"Kim ... Hyeji?" Aku bergumam kecil, mengingat semua percakapan yang terjadi di dalam mimpi itu.

Mengapa nama itu terus menerus muncul di dalam hidupku? Entah di dalam sebuah mimpi ataupun realita, nama itu selalu saja muncul.

Siapakah sebenarnya pemilik dari nama itu?

Mengapa aku merasakan suatu gejolak aneh jika aku mendengar nama itu?

Mengapa aku selalu merasa bahwa aku-lah Kim Hyeji?

Mengapa demikian?

Aku kembali memegang jantungku yang masih berdetak cepat, bahkan semakin cepat. Aku juga merasakan keringat yang semakin bercucuran di wajahku. Rasa takut dan gelisah tiba-tiba saja menghantui diriku. Aku melihat sekelilingku, lalu tidak menemukan siapapun di sekitarku. Aku pun bangkit berdiri, dan seketika sebuah gelas yang berada di sampingku terjatuh karena tersenggol oleh lengan kananku.

PLANGG!!

Aku mendengar suara pecahan gelas yang terjatuh ke lantai. Aku merasakan tanganku yang bergetar hebat, dan tubuhku yang gemetar seolah-olah aku tidak dapat mengontrol diriku sendiri.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 29, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Afraid // [Kim Taehyung BTS]Where stories live. Discover now