sixteen - 열여섯

546 52 13
                                    

-jam istirahat-
-09.10 AM-

"Ya pabo Hyeri!"

Sebuah suara yang tiba-tiba saja terdengar di telingaku membuatku akhirnya bangun dari tidurku ini. Aku membuka mataku, lalu melihat teman sekelasku--Jung Jisoo bersama dengan teman-temannya itu yang sedang berdiri mengelilingiku.

Aku menatap mereka dengan tatapan bingung sekaligus tatapanku yang setengah terbangun dari tidurku, "A-Ada apa?"

"Kau yakin tidak ingin menolong kekasihmu itu yang sedang bertengkar dengan Jaeho di lapangan sekolah?" Ucapnya sambil menatapku jijik.

"K-Kekasihku? Maksudmu apa?" Tanyaku tak mengerti dengan perkataannya.

Jisoo tertawa sedikit ketika mendengar pertanyaanku, lalu ia kembali menatapku tajam "Taehyung. Wajahnya sudah babak belur sekarang, lho."

Seketika, aku pun langsung terbangkit dari kursi setelah mendengar ucapan Jisoo. Dengan cepat, aku pun langsung melangkahkan kakiku pergi dari meja belajarku dan hadapan Jisoo untuk menemui Taehyung di lapangan sekolah. Namun, seketika Jisoo menghadangku sehingga aku gagal untuk melangkahkan kakiku keluar kelas.

Ia tersenyum, lalu tertawa bersama ketiga temannya itu, "Aku hanya ingin mengucapkan selamat tinggal kepadamu, Kim Hyeri. Setelah ini, kami akan memastikan bahwa kau akan menghilang dari sekolah ini. Akhirnya, tak lama lagi wanita jalang yang berkeliaran di sekolah tidak akan ada lagi di sekolah ini. Selamat tinggal, Pabo Hyeri." Ucap Jisoo lalu tertawa keras bersama ketiga temannya itu.

Aku tak mengerti dengan maksud perkataan Jisoo, tapi untuk saat ini aku tidak ingin peduli dengan perkataannya. Aku pun langsung melangkahkan kakiku pergi dari hadapan Jisoo dan ketiga temannya itu, berlari menuju lapangan sekolah, dan berhenti di tepat di pintu lapangan sekolah ketika aku melihat banyak sekali murid dan keributan yang timbul di tengah lapangan sekolah.

Aku berjalan pelan menuju lapangan tengah sekolah, melewati kerumunan murid yang sedang asik berkumpul menyaksikan keributan itu dan menarik nafasku pelan untuk bersiap melihat apa yang sebenarnya sedang terjadi di tengah lapangan sekolah.

Mataku terbuka lebar saat melihat Taehyung yang benar-benar terlihat babak belur dengan luka yang sangat parah di bagian wajahnya. Aku juga melihat sesosok Jaeho bersama kelima temannya yang sedang menendang keras Taehyung. Kulihat Taehyung yang hanya bisa terbaring terpuruk di tengah lapangan sambil di pukul dan di tendang oleh kelima teman Jaeho.

Aku menutup mulutku dengan kedua tanganku, dan menatapnya tak percaya. Ingin sekali aku mengeluarkan air mataku, dan menolong Taehyung di tengah lapangan itu. Aku menatap Taehyung yang masih terbaring terpuruk di tengah lapangan, dan melihat Jaeho yang hanya berdiri dan tertawa menyaksikan Taehyung yang sedang tersiksa di tengah lapangan. Namun seketika, mata Jaeho berhasil tertuju padaku saat aku melihat keberadaannya.

Jaeho tersenyum licik saat melihat keberadaanku, lalu ia berteriak menyuruh kelima temannya itu untuk berhenti memukul Taehyung.

"Woah lihat! Si wanita jalang yang berkeliaran di sekolah sudah hadir di tempat ini! Ayo berikan tepuk tangan yang meriah teman-teman!" Jaeho berteriak keras setelah melihat keberadaanku. Semua murid menuruti perkataanya, dan mereka tertawa keras sambil menepuk tangannya.

Jahat sekali mereka.

Tersentak, kelima temannya itu berjalan menuju kearahku, lalu mereka menarik tanganku untuk berada di tengah lapangan dan berhadapan dengan Jaeho.

"L-Lepaskan!!" Aku memberontak keras, lalu alhasil mereka berhasil menarikku dan menempatkanku tepat di hadapan Jaeho. Mata Jaeho seketika tertuju padaku dengan sangat tajam, tidak seperti biasanya.

Afraid // [Kim Taehyung BTS]Where stories live. Discover now