Chapter 1 : Di Hari Pertama

1.4K 103 6
                                    

[ Iksan : Future POV ]

Tap.. Tap... Srak!

"Disini Iksan, bagian barat penuh dengan Kelas B.." laporku menggunakan permata hijau yang berada di dekat ikat pinggangku.

"Terus awasi mereka dan juga bersiaplah untuk menyerang.." perintah Jeane.

"Dimengerti..!"

Aku nonaktifkan Connect-- sebutan untuk permata hijau yang kami gunakan. Sekarang aku adalah salah satu dari Tim Loyalty yang mengikuti Turnamen Besar Astrea, dimana pemenangnya akan mendapatkan 'Astrea'. Jujur, aku tidak tahu benda apa itu dan aku dipaksa Jeane untuk ikut.

Aku pandang langit hologram dan mengingat kejadian beberapa bulan lalu. Dimana... Hari pertamaku di Astrea Power Academy.

.A.S.T.R.E.A.

[ Author POV ]

Setelah berhasil menyelesaikan tes masuk perpindahan murid, Iksan digiring ke asrama laki - laki oleh pembimbing sementara. Asrama laki - laki terletak di bagian paling belakang akademi, setelah melewati taman umum para siswa maka akan sampai ke bangunan berlantai 5, bercorak huruf 'A' di samping kiri pintu masuk dan memiliki warna biru dan abu - abu.

"T - Terimakasih.." Iksan menunduk memberi hormat, pembimbingnya hanya melambaikan tangan kemudian pergi.

"Oke.." Iksan berdiri di depan pintu kamarnya sambil menggenggam erat kunci dengan nomor 36.

Clek!?

"Waaaa....!?" pemandangan dibalik pintu itu berubah 180', dimana kamar seharusnya 'hanya' sebuah kamar, tapi di Astrea... Semua itu menjadi ruangan VIP bintang atas.

Ada ranjang king tanpa ada kasur disana, lampu juga tidak ada, cat dinding tidak ada warna tapi perlengkapannya melebihi ekspektasi. Kamar mandi memiliki luas 3,5 meter, mejanya terbuat dari kayu yang alot cuma tidak ada warnanya saja

Tapi...

"Ada apa ini? Kenapa tidak ada warnanya??" bingung Iksan berwajah pucat.

Kiing..!

Sebuah cahaya biru keputihan muncul di dekat ranjang, cahaya itu berasal dari sebuah permata putih murni.

"Halo. Tes. Tes... Ehem!" suara seseorang terdengar dari sana. "Dengan Iksan Hacim?" tanyanya.

Mungkin karena refleks Iksan menjawab memekik. "Y - Ya!!"

"Jadi Iksan, aku tahu kau bingung kenapa kamarmu tidak ada warnanya karena di akademi ini para murid bebas memilih. Kau mengerti'kan?"

Iksan menggeleng sebagai jawaban.

"Ada apa? Kenapa tidak dijawab? Jangan bilang kau tidak mengerti..!?"

Iksan menundukkan kepalanya.

"Baiklah, Iksan, kau boleh memilih warna kesukaanmu untuk warna cat kamarmu.."

Suara itu banyak bertanya dan Iksan menjawab semuanya.

"Terimakasih. Permintaanmu akan aku kerjakan. Kalau begitu sampai jumpa..." bersamaan dengan itu cahaya yang ada di permata redup.

Iksan menghembuskan nafasnya seakan baru saja menyelesaikan suatu pertarungan yang sengit.

"Masih terlalu dini. Lebih baik aku jalan - jalan dulu.."

.A.S.T.R.E.A.

Iksan berjalan - jalan di taman umum para murid, Iksan kira akan bertemu banyak orang disana tapi ternyata tidak. Hanya ada beberapa orang saja. Yang ada di taman hanya sepasang kekasih(padahal mereka seorang murid), siswa laki - laki yang berlatih dan lainnya.

"Awas.." peringat seseorang.

Dash!!

Sebuah bumerang melesat sangat cepat seperti anak panah, belokan bumerang itu ingin menebas leher Iksan. Kedua bola mata membulat saat melihat bentuk asli bumerang tersebut, terbuat dari besi dan diselimuti aura hijau.

.A.S.T.R.E.A.

[ Iksan POV ]

"Kau pasti bercanda. Itu 'hanya' bumerang, bukan?!" batinku terkejut.

Yah, itu bukan masalah unutkku sih.

Tangan kananku menangkap bumerang itu begitu mudahnya, sempat aku merasakan telapakku seperti terstrum.

"Hei, kau tidak apa?" tanya seseorang dengan logat berbeda. Seorang gadis bersurai pirang keemasan dengan manik hijau kini berdiri di hadapanku... Jujur aku iri, ia lebih tinggi dariku.

Cih!

"Ya, aku baik saja.." tanpa sadar aku menjawabnya dengan nada dingin. Dan tebakanku benar, gadis itu memasang ekspresi bingung.

Aku mendengus dan menyerahkan bumerang besi kembali kepadanya, kemudian aku kabur.

"Haaah... Kau ini!!"

"!!"

Saat aku melewati satu pohon cherry, seseorang mendesah dan menegurku(?). Saat aku berbalik...

"Kenapa kau membawa sifat menyebalkan itu ke tempat hebat seperti ini?" marahnya.

Aku mati kata.

"A - A - Ada apa dengan rambutmu?! D - Dan juga kenapa kau berada disini??!"

.A.S.T.R.E.A.

"Aaaaaaahhh... Padahal aku ingin setim dengan Yuliana," gerutu Senior Ambush

"......."



Benar. Di hari permataku di Astrea, aku bertemu kembali dengan Yuliana.

[2]IKSAN : Astrea Power Academy[END+Crosscover]Where stories live. Discover now