Chapter 27 : Persiapan Sebelum Turnamen

325 20 7
                                    

[ Iksan POV ]

Masing-masing dari kalian hanya memiliki satu, jadi jaga kristal itu baik-baik.

Jeane mengajak salah satu master akademi untuk melatih kami sebelum Turnamen Astrea dimulai. Hal itu diperbolehkan oleh pihak akademi untuk membantu para peserta agar siap saat ujian dilaksanakan, nantinya.

Ya, ini 'hanyalah' persiapan yang sudah direncanakan.

"......."

"......."

Disamping kiri dan kananku ada In serta juga Yuliana.








Tapi apa maksudnya ini?

"K-kenapa berakhir seperti ini.?"

"Seharusnya aku yang bilang begitu.." kata Yuliana, sepertinya dia mendengar suaraku.

"Y-ya, i-ini tidak terlalu buruk.." cicit In yang sedari tadi mencuri pandang ke arahku. Ada apa dengan gadis satu ini?

"Ini bakal menarik~~" dan di depan ada Maxwell bersama aura 'semangat' seperti biasanya.

"Haaaa.."

Memang benar jika bukan kelompokku saja yang di ajak namun... Kebetulan macam apa ini? Mengapa harus perempuan semua anggota ini??

"Lemas dengan alasan itu terlihat konyol lo~"

"Saya tahu, master Reefa. Tapi setidaknya berikan satu anggota laki-laki disini.."

"Owh? Iksan, jangan bilang kau?"

"Saya masih NORMAL, master. Masih NORMAL!" potongku cepat sebelum pikiran ambigu merujuknya.

"Aku terkejut ternyata kakakku seorang homo seksual. Urgh.."

"Hoi!"

Itu adalah kata-kata yang sangat tidak ingin aku dengar saat ini.

"Ik San homo?!"

"Reaksi macam apa itu?" (-_-)

"Aku tidak keberatan jika kau homo, Iksan.."

"Aku yang keberatan, sial!"

.AS.T.R.E.A.

Lantai 20, Hutan Monster Rawa Unknown Dungeon Astrea yang menjadi tempat latihan ketiga kelompok ini. Kelompokku, Yuliana dan... Orphan.

Jika ditanya? Ini ada hubungannya dengan para pemberontak, lihat saja ketiga kelompok yang latihan. Mereka semua adalah kelompok yang menghadiri rapat, dan juga hanya orang yang mengikuti rapat yang tahu soal ini sisanya kami diminta untuk merahasiakannya termasuk kepada anggota sendiri supaya informasi tidak bocor ke pigak musuh nantinya.

"Hup..!"

Maxwell melesatkan tendangan vertikal ke atas meremukkan wajah golem tanah, sentakan halilintar mendorongnya menghancurkan golem. Maxwell terperangkap ditengah kumpulan golem tanah liat yang baru saja ia kalahkan. Aku dapat melihat tanah liat itu menempel padanya.

"Aku susah bergerak?"

Tentu ia akan kesulitan. Saat aku ingin membantu In mengarahkan gelombang angin menerbangkan sebagian tanah liat.

"Chichi.!" terlihat Maxwell menempatkan jeritan biru disekitarnya, tidak lama kemudian halilintar biru menyambar-nymbar ke segala arah dan mengalahkan para golem yang mendekat.

[2]IKSAN : Astrea Power Academy[END+Crosscover]Where stories live. Discover now