Chapter 22 : Pesan Dari Robin

385 30 11
                                    

[ Author POV ]

Ruang rapat itu terlindung oleh celah-celah ventilasi yang biasanya cahaya dapat merambat masuk, sementara itu banyak para orangtua, tidak terlalu tua juga mereka mengelilingi sebuah meja yang terbuat dari batu sepanjang 3 meter dalam ukuran 1x1,5 dan di atas meja terdapat peta Astrea.

Pria dengan tudung hijau memulai percakapan. "Robin... Sudah mengirim utusan untuk Astrea." kalimatnya mendapat respon positif dari--tetinggi yang lainnya. Namun tidak semuanya. "Huh. Jika kelompokku melakukannyanya sudah dari awal kita menguasai Astrea!" potong suara seorang perempuan.

"Ainground, biarkan Robin yang melakukannya. Kita semua--termasuk organisasimu telah setuju bila Robin yang bertugas di bagian dalam Astrea.." tegur kakek-kakek berambut abu-abu sebelum pria tudung hijau membalas.

"Cih.." perempuan itu berdecih. "Winwwr." seru kakek tadi memanggil nama si tudung hijau. Pria itu mengangguk mengerti, dari balik tangannya keluar permata berwarna hijau milik Ratu Astrea, yang pernah Iksan temukan.

"Aku akan menggunakan kekuatan permata ini dan membunuh sang ratu.!"

"Jadi itu yang kau maksud dengan 'pesan'.?"

"Bukan, tetua. Itu awalnya adalah rencana awalku.."

""??""

Semua yang ada di meja jadi keheranan, tidak bisa menebak isi pikiran pria tudung hijau.

"Pesan yang aku maksud adalah..."

.A.S.T.R.E.A.

Aku telah mengirim salah satu orangku ke Astrea!

"Benda yang menyebalkan.." ungkap perempuan berambut coklat bermanik hijau, ia menggunakan kimono pendek. Benda yang dia maksud adalah menara jam yang menunjukkan batas wilayah Astrea dengan distrik barat.

"Pertama-tama benda itu harus dihancurkan.." silaunya cahaya terpantul dimata pedang miliknya.

Aliran Berpedang Angin

.A.S.T.R.E.A.

[ Iksan POV ]

Ini menyebalkan.

Kenapa setiap hal yang berhubungan dengan keluargaku selalu saja tidak aku ketahui. Itu satu hal yang aku tidak suka selain Kakak Sialan itu!?

"Hm. Aku setuju denganmu, In. Master Scar pergi tiba-tiba tanpa memberitahukan kepada kita, biasanya master akan melakukannya.."

"Benar'kan.? Pasti ada sesuatu yang terjadi.."

"Aku setuju dan aku harap tidak ada hubungannya dengan kakak sialan itu. Membayangkan wajahnya saja sudah membuatku naik darah.."

Ssss.!

"!?"

Apa itu tadi??

"Hm? Ada apa dengan kalian berdua??" ternyata bukan aku saja, In kurasa dia juga merasakannya. Max entah kenapa menatap dengan mata lebar ke belakang kami.

"........"

Seperti waktu terjeda, dihadapanku sebuah menara jam terbelah jadi 2, rapi vertikal.

[2]IKSAN : Astrea Power Academy[END+Crosscover]Where stories live. Discover now