4. Gadis bodoh

51 6 2
                                    

"Lis cepetan dong, nanti dress nya keburu laku iihh." Seorang gadis berambut sebahu, nampak sedang menyeret sahabatnya.

"Sendirian aja sih Ryn, gue mau pulang. Capek dari tadi keliling mulu." Gerutu gadis tomboy namun cantik itu, pada sahabatnya.

Namun Rainy tak menanggapi ocehan dan protes yang keluar dari mulut Alicia. Rainy seperti pura-pura tuli.

"Yaudah, lo tunggu aja disini, jangan ke mana-mana." akhirnya Rainy menyerah, ia tak bisa memaksakan sahabatnya yang satu ini untuk mengikutinya.

Rainy melangkah menjauh menuju toko baju, tapi tiba-tiba dia berbalik membuat Alicia menautkan satu alisnya.
"Ingat!! Gak boleh ke mana-mana!!" ujar Rainy dan langsung diberi tatapan sinis oleh Alicia.

Rainy pun kembali melangkahkan kakinya, memasuki salah satu toko baju wanita. Meninggalkan Alicia yang masih kesal dan geram di tempatnya berdiri.

Saat Alicia melihat pantulan dirinya di kaca toko, ia melihat di belakangnya terdapat seorang pria dengan pakain serba hitam sedang membelakanginya. Gerak gerik pria itu mencurigakan, seperti sedang mencari sesuatu.

Dengan perasaan was-was, Alicia pun membalikan badannya. Menghadap ke arah pria yang masih membelakanginya itu.

Alicia menatap pria itu, dengan tatapan selidik dan penuh curiga.

Tak butuh waktu lama pria itu berbalik.

•••

Gitano menatap gadis di hadapan nya, -yang tak lain adalah Alicia- dengan tatapan aneh dan risih. Gitano paling tak suka jika ada yang memandang dirinya, seperti Alicia memandangnya sekarang.

"Ngapain lo ngeliatin gue?" tanya Gitano tak suka.

Alicia memutarkan bola matanya.

"Diih, ogah banget, ngeliatin orang yang nggak beda jauh sama teroris." ucap Alicia berbohong, karena sedari tadi Alicia memang memperhatikan Gitano. Tapi, bukan karena Alicia kagum. Melainkan, karena Alicia mencurigai Gitano sebagai mata-mata yang di kirimkan oleh seseorang. "Atau, jangan-jangan lo emang teroris?" Alicia bertanya sambil menyipitkan kedua mata nya.

Gitano menatap Alicia tidak percaya, yang benar saja. "Enak aja, orang ganteng kaya gue di bilang teroris." kata Gitano percaya diri.

Lagi-lagi Alicia hanya memutarkan bola matanya, tak habis pikir dengan pria yang punya tingkat percaya diri sangat tinggi.

"Ganteng dimana? Muka ketutup kaya teroris aja bangga!"

"Lo mancing gue? Jangan-jangan lo fans berat gue lagi?!"

Alicia bergidik ngeri, dia takut jika pria yang ada di hadapannya itu bukan teroris. Tapi, malah pasien Rumah Sakit Jiwa.

"Nggak waras lo!" Alicia melangkahkan kakinya menjauh dari Gitano.

Gitano menatap kepergian Alicia dengan acuh.

Dan tanpa keduanya sadari, seseorang tengah memperhatikan mereka.

Orang itu tersenyum miring, lalu berbalik dan mulai berjalan menjauh.

•••

Alicia terus berjalan menuju toko baju, tempat Rainy berbelanja. Tapi tiba-tiba, dia merasa ada yang sedang mengikutinya. Alicia mempercepat langkahnya. Saat Alicia hendak berbalik, seseorang telah membekap mulutnya dengan sapu tangan.

Pandangan nya tiba-tiba pudar dan dia pingsan. Sapu tangan itu telah diberi obat bius.

Sementara di tempat lain...
Gitano berjalan keluar dari mall itu, sudah cukup dirinya di permainkan. Ia tak ingin waktu berharga nya terbuang sia-sia, hanya karena seseorang yang tidak penting.

Tapi tiba-tiba ponselnya bergetar, menandakan satu pesan baru saja masuk. Dengan malas ia meraih benda itu dari saku celana. Setelah berhasil ia membuka pesan tersebut, mata birunya seperti akan keluar dan bibir yang tak pernah menyentuh nikotin itu pun berhasil mengeluarkan satu umpatan kasar.
"Shit!"

Mengantongi kembali benda pipih tersebut, tubuhnya memutar berlawanan dengan pintu keluar mall. Gitano bersyukur karena Tuhan telah memberinya sepasang kaki yang panjang. Karena dengan begitu ia tidak perlu membuat keributan dengan berlarian seperti orang gila di dalam mall yang tak pernah sepi pengunjung ini. Gitano hanya perlu melangkahkan kaki panjangnya dengan santai dan dia sudah berhasil menemukan orang yang mengirimnya pesan sialan.

"Gadis bodoh!" gumam Gitano ketika pada akhirnya sepasang mata biru yang ia miliki menemukan sesosok gadis yang beberapa saat lalu berhasil membuatnya kesal setengah mati.

Dengan enggan ia melangkahkan kakinya menuju gadis itu.

"Lepaskan gadis itu, dia tidak ada urus--," lagi-lagi perkataan Gitano terpotong oleh suara gadis yang sepertinya benar-benar bodoh. Karena dengan manisnya gadis itu menuduh bahwa Gitano adalah dalang dibalik semua ini. Hey-hey gadis yang tidak tahu terima kasih, sudah untung Gitano mau membantunya. Ya, walau pun sebenarnya Gitano tahu bahwa dirinya adalah penyebab dari ini semua. Namun tetap saja, jika Gitano tidak punya hati dan masa bodoh. Siapa yang tahu apa saja yang akan terjadi  pada Alicia nanti?

Kedua bola mata biru Gitano menatap tajam mata abu-abu milik Alicia. Gitano tersadar tatapan tajamnya tak dapat membuat gadis bodoh yang terduduk di kursi dengan tangan terikat di belakang, beberapa meter dari arahnya itu terdiam. Karena dirinya masih menggunakkan kaca mata hitam, jadi sebaiknya ia menyudahi menatap gadis yang masih menyuruh Gitano menghentikkan drama murahan ini.
"Drama murahan lo buat gue mules, jadi dari pada gue BAB disini, lebih baik lo lepasin ikatan sialan ini." Alicia berkata dengan kesal, ia melirik seorang pria bertubuh gempal yang ada di sampingnya. Tak ada pergerakan atau apa pun selain helaan nafas yang terdengar.

"Asal lo tau nggak ada drama atau apa pun seperti yang lo pikirkan. Kalau pun gue ke pengin buat drama, gue nggak akan buat drama murahan yang melibatkan lo di dalamnya. Karena gue akan membuat drama yang ber-kelas dan melibatkan orang-orang yang juga berkelas." sindir Gitano mengabaikan tatapan sinis dari Alicia.

"Sialan!" umpat Alicia.

"Wow... Wow... Rupa-rupanya sedang terjadi pertengkaran rumah tangga." sebuah suara yang berasal dari pria kurus itu berhasil menghentikan kedua manusia yang saat ini telah mengalihkan perhatiannya pada orang tersebut. "Haruskah aku pergi dan memberikan privasi pada kalian berdua?" lanjut orang itu.

"Cukup. Sekali lagi gue minta baik-baik, lepaskan gadis itu dan gue nggak akan membuat tempat ini jadi tempat sampah," Gitano berkata tegas dan mengabaikan Alicia yang sedang mencemoh dirinya.

•••

Selamat pagi dan selamat membaca 

•Salam Parejo•

28 Desember 2017
(wow... Selamat ulang tahun Abang yang selalu di hati soniq)

GITANDALUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum