3. Siapa?

50 6 0
                                    

"No...," panggil sebuah suara berat, namun orang yang dipanggil tak kunjung menyahuti.
"Gitano...," lagi-lagi tak ada sahutan, hanya ada suara jangkrik yang menyahuti.

"GITANO ALDEVARO FERNANDEZ!!" teriaknya kesal, siapa yang tidak kesal jika orang yang kita panggil tidak menyahuti kita.

"Astagfirullah...," kagetnya dan secara spontan langsung menutup tumpukan naskah bagiannya yang sedang ia baca.
"Ngagetin aja deh lo," lanjut pria itu yang tak lain adalah Gitano, kemudian ia  kembali bersikap normal.

"Elo sih dipanggil dari tadi nggak nyahut-nyahut. Budeg tahu rasa lu!!" tutur seorang pria sebaya yang saat ini sudah duduk di hadapannya.

"Enak aja nyumpahin gue. Elo tuh,  jadi perjaka tua baru tahu rasa." Gitano menyumpahi pria itu, yang mungkin umurnya hanya terpaut beberapa bulan diatasnya.

Pria itu memukul kepala sahabatnya dengan botol minum yang ada.
"Si anying malah nyumpahin gue gak laku. Gue sumpahin, lo ketemu cewek yang sama gak warasnya kaya lo. Aamiin...," Pria itu pun mengaminkan sumpahnya sendiri.

Dan saat Gitano akan melayangkan tinjunya, tiba-tiba Arty datang dan memberhentikan aksi Gitano.

Gitano kesal namun mau bagaimana lagi, ini gilirannya syuting. Dalam hati dia akan memukul sahabat bejadnya itu. Jika sampai sahabat tak tahu dirinya itu, menyumpahi dirinya lagi.

•••

Bel apartment terus berbunyi, namun tak ada niatan dari si pemilik untuk menghentikan bunyi bel itu.

Sementara diluar sana.
Seorang gadis nampak menghentak-hentakan sepatunya, pertanda bahwa ia sudah mulai kesal. Gadis itu menggerutu tak jelas.

"ALICIA BUKAIN PINTUNYA!! GUE MAU MASUK BEGO." Teriak gadis itu diluar pintu sahabat sialannya itu. Namun percuma saja ia teriak-teriak, jika si pemilik sedang berada dalam dunia mimpinya.

"Ya Tuhan, apa gadis itu belum bangun juga? Ckck... dasar putri tidur." Rainy berdecak kesal, tak habis pikir dengan kelakuan sahabatnya yang sangat malas itu.

Rainy merogoh saku seragamnya, mengambil benda persegi panjang dari dalamnya. Kemudian, ia mengutak ngatik benda itu dengan tak sabaran.

"BUKAIN PINTUNYA BEGO, GUE ADA DI DEPAN APARTEMEN LO!! CEPETAN, SEKARANG JUGA!!!" Perintahnya tak terbantahkan, si penerima hanya berdecak pasrah.

Cklek...

Pintu apartemen terbuka dari dalam, menampakan sesosok gadis dengan rambut yang berantakan. Namun gadis itu masih terlihat cantik.

Dengan tanpa izin dari si pemilik, Rainy langsung melangkahkan kaki jenjangnya ke dalam.

"Ngapain lo kesini?" tanya Alicia dengan malas.

Rainy memutarkan bola matanya. Yang benar saja, gadis di hadapannya ini terlihat begitu santai. Oh, Ya Tuhan, berilah Rainy kesabaran extra, untuk menghadapi makhuk di hadapannya ini.

"Lo itu makhluk jenis apa sih, Lis?" yang ditanya malah kembali menghempaskan tubuhnya di atas kasur.
"Gue nggak habis pikir, kenapa dulu gue bisa mau temenan sama makhluk kaya lo gini." Rainy menghampiri Alicia dan langsung menarik paksa gadis itu. Dengan malas Alicia membuka matanya, lalu menautkan alisnya ke atas.

"Lo harus mandi, atau kalau nggak gue laporin ke kak Dinno." ancamnya dan dengan seketika Alicia langsung bangun dari posisi tidurnya.

"Berani lo laporin kak Dinno, gue pecat lo jadi sahabat."

"Bodoamat, udah sana mandi hus... hus...," usirnya dan mendapat tatapan sengit dari Alicia. Namun bukan Rainy namanya jika takut ditatap oleh seorang -Alicia Araxie Franklin-. Dia bahkan menantang balik.

Terjadilah aksi tatap menatap selama beberapa detik. Sampai akhirnya Rainy mengalah dan menyuruh Alicia untuk segera mandi. Dan dengan paksa ia menyeret Alicia ke dalam kamar mandi. Mengurung gadis itu di dalam sana.

"Hahaha rasain lu," Rainy tertawa puas.

"Damn it!!" umpat Alicia di dalam kamar mandi.

•••

Gitano telah siap dengan penyamarannya, tidak, dia sebenarnya tidak pernah ingin ada di posisi ini. Dimana dia harus menyamar, menggunakan topi, kacamata, masker, yah, penampilannya sekarang ini seperti teroris dan juga seperti perempuan misterius itu. Wait? Apa barusan dia mengatakan perempuan misterius tempo hari? Ya Tuhan, sepertinya dia sudah gila. Kenapa perempuan itu terlintas di pikirannya? Dan membuat moodnya menjadi buruk saja. Sialan!.

Gitano memarkirkan mobilnya, di parkiran mall terbesar di Ibu Kota. Tidak ada yang menyadari keberadaannya. Semua orang sibuk dengan aktifitasnya masing-masing.

Gitano menghela nafas lega, ya setidaknya penyamaran ini tidak sia-sia.

Gitano berjalan masuk ke dalam mall yang sangat besar itu. Menelusuri setiap sudut demi sudut yang ada di dalam mall tersebut. Mencari seseorang yang membuat tidurnya tak tenang akhir-akhir ini. Namun, sudah beberapa menit mencarinya ia tak kunjung menemukan orang itu.

"Sial, kenapa dari tadi gue nggak nemuin juga tuh makhluk?!!" Gitano membuang nafasnya secara kasar, sudah cukup dirinya sangat lelah. Dia tak sanggup lagi jika harus kembali mengelilingi mall yang amat luas seperti ini.

Tiba-tiba saat ia berbalik, kedua bola mata birunya mendapati seorang gadis yang sedang memperhatikan dirinya dengan penuh selidik.

•••

Entah kapan ada yang khilaf dan membaca cerita ini. Tapi dimana pun kalian dan siapa pun kalian, kritik dan masukkannya selalu ditunggu. And hope you like it.

Salam Parejo•
27 Desember 2017

GITANDALWhere stories live. Discover now