9th Case: Acacia dan Bellflower

339 54 1
                                    


.

.

ATROPA

[The Disappearance of Magic]

Rozen91

Harry Potter © J. K. Rowling

9th Case: Acacia dan Bellflower

.

.

Gadis itu berjalan sendirian. Tersenyum dengan tebaran kecantikan yang memikat. Lagkahnya anggun dan kedutan bibirnya pun menawan. Sinar matahari menimpa rambut putihnya, menyilaukan mata orang-orang untuk sesaat-tatkala suatu hal yang kasar terbayang di kedua matanya.

Gadis itu berdiri di atas bidak catur. Memilih pion terbaik dan menggerakkan mereka. Menjadi ventriloquist bagi boneka-boneka yang memoles senyum yang membeku di wajah. Jari-jari sang gadis bergerak, memainkan tali para marionette yang malang. Mempermainkan hidup banyak orang demi Raja dan Ratu yang berdiri jauh di tiap ujung bidak catur.

Gadis itu berjalan sendirian dan memanipulasi hidup banyak orang.

Demi sang Raja dan Ratu yang berdiri jauh di tiap ujung bidak catur,

Atropa akan melakukan apa saja.

Karena itu, tolong lihatlah dirinya.

Perhatikan.

Dan berikan beberapa tetes kasih sayang untuk melepaskan dahaganya.

Akan tetapi, kedua bidak catur itu membuang wajah,

dan memilih untuk tidak melihatnya.

Oleh karena itu, di suatu jalan sepi di musim dingin, dengan syal hitam tebal yang menghangatkan lehernya, gadis itu menundukkan wajah dan meletakkan tangan di sisi kepalanya. Suaranya serak dan parau, langkahnya goyah dan tidak teratur.

Angin dingin berhembus.

Ia tergelak.

Tertawa dan tertawa. Merasa bodoh sendiri. Menertawai semua usaha saat ia menyadari apa yang sebenarnya tak akan ia dapatkan. Salju yang turun di awal Agustus menemani kesendiriannya. Dinginnya membuat punggungnya menggigil. Air matanya mengalir, namun bibirnya mengulas senyum lebar yang tak terkontrol.

Kesendiriannya.

Kegilaannya.

Tertawa dan tertawa.

Tidak bergunaaaaaa! !

oo-00-oo

Atropa Malfoy tersenyum miris. Setetes air mata lolos, meluncur di pipi kanannya. Lututnya bergetar dan ia terduduk di hamparan rumput hijau. Ia mengepalkan tangan dan menutupi wajahnya. Dadanya kembang kempis saat ia berusaha menahan isakannya.

Kenapa jadi begini?

Ia bertanya-tanya.

Malam itu ia bertanya-tanya. Kisah tentang seorang Malfoy dan Granger yang tiba-tiba menjadi dekat padahal Atropa lebih tahu apa yang terjadi di masa depan. Bagaimana sikap kedua orang itu. Sikap yang sangat menyakitinya. Di masa depan yang sama sekali tak membuat mereka bertiga bahagia. Kedua orang itu berada di sisi yang bertentangan. Tak pernah sekalipun sang anak melihat mereka berdua memperlihatkan cinta terhadap satu sama lain. Hanya lirikan sedingin es dengan raut wajah sekeras batu. Dan Atropa hanya bisa menggeretakkan gigi ketika dia menyadari semua perasaan-perasaan yang menghancurkan diri dilampiaskan padanya.

ATROPA : The Disappearance of Magic (completed)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum