8th Case: Pandangan Fuchsia

315 56 0
                                    

.

.

ATROPA

[The Disappearance of Magic]

Rozen91

Harry Potter © J. K. Rowling

8th Case: Pandangan Fuchsia

.

.

"Avada Kedavra!"

Tahukah kau, Atropa Malfoy?

"Avada Kedavra!"

Bahwa di setiap lontaran sihir hitam yang keluar dari ujung tongkat itu memiliki kompensasi tersendiri?

Tahukah kau?

"Fiendfyre! !"

Hei, kau,

gadis berambut putih yang berputar dan meloncat dengan keanggunan natural,

tahukah kau apa yang terbayang di sepasang permata kelabumu itu?

"Avada Kedavra!"

Tahukah kau?

Tentang kegelapan yang semakin menggila di dalam dirimu?

Dan gadis itu berlari menerjang seperti badai. Ayunan tongkatnya mengeluarkan cahaya-cahaya dengan warna yang mengingatkan akan kematian dan kejahatan. Manticore berterbangan dalam keadaan tak bernyawa saat mengenai cahaya itu. Tak lelah kaki berlomba. Tak goyah juga tekadnya.

Dan gadis itu berlari menembus kabut tebal. Rambutnya melayang dan bergoyang sesuai dengan putaran tubuhnya. Ia menari di tengah-tengah kematian yang mengancam. Mengincar nyawanya seperti seekor singa mengintai kancil malang. Kakinya memilih gerakan yang pas, sekilas nyaris keluar batas dan menjadi mangsa kematian.

Apa yang menjadi tujuannya hingga ia berani menantang maut seperti itu?

Melakukan perpindahan waktu ke masa lalu, bahkan membentak kedua orangtuanya padahal ia tak pernah sekalipun meninggikan suara di hadapan mereka?

Atropa Malfoy adalah panutan bagi semua anak teladan dan santun. Ia tersenyum dan melambaikan tangannya seperti halnya seorang anak yang baik. Orang-orang mengagumi reputasi dan pencapaiannya di usia yang begitu muda. Lalu, apa yang menjadi tujuannya hingga ia berani membuang image yang telah ia bangun selama bertahun-tahun seperti itu?

Di suatu sore yang sepi di perpustakaan, gadis itu menengadahkan wajah dan tampak berpikir. Iris kelabunya bergulir, memandang datar langit senja dari ujung matanya. Buku berwarna pastel kusam yang dibuka dengan ibu jarinya ia angkat hingga menutupi mulutnya. Menyembunyikan senyum culas yang terulas di sana.

Di buku 'Dongeng Angin'-'tak ada yang tahu apa yang dibawa oleh angin'- disebutkan tentang suatu perkamen kuno yang mengabulkan permintaan. Apakah perkamen itu adalah tujuannya?

Atropa memejamkan kedua matanya dan berbisik, "Perkamen kuno 'Pollium'."

Perpustakaan hari itu dipenuhi oleh cahaya merah matahari terbenam.

"Father, mother, untuk kita bertiga."

Merah.

Merah.

Seperti hatinya yang berdarah-darah.

"Jika sihir tidak pernah ada,"

Sepasang mata yang terbuka di dalam kegelapan yang menelan langit,

ATROPA : The Disappearance of Magic (completed)Where stories live. Discover now