4th Case: Yellow Loosestrife

378 59 0
                                    


.

.

ATROPA

[The Disappearance of Magic]

Rozen91

Harry Potter © J. K. Rowling

4th Case: Yellow Loosestrife

.

.

Hermione memijit-mijit pelipisnya. Mereka berada di hutan yang lokasinya entah dimana. Mereka memang tidak tahu, kecuali-Hermione melirik ke samping- 'Atropa Hortensia'. Hermione tidak tahu apakah nama itu asli atau tidak, tetapi dia akan memanggilnya seperti itu sampai mereka tahu nama aslinya.

Dan mungkin saja akan ada marga 'Malfoy' di belakang namanya. Hermione tidak heran. Wajah gadis ini mirip sekali dengan Malfoy. Ia tertawa getir. Pantas saja 'Hortensia' tidak mau mengangkat wajahnya sewaktu Hermione membawanya di hadapan Malfoy.

"Dia sudah mau bicara?" teriak Draco dari tempatnya...berbaring dengan tangan di belakang kepala. Hermione mendelik, Draco buang wajah-tak peduli jika pertanyaannya tak dijawab. Manusia pada umumnya harus khawatir jika berada di tempat yang tidak mereka ketahui, dan terlebih ada orang asing yang punya wajah yang sama denganmu. Beda halnya dengan Draco Malfoy yang memilih bersantai seolah tengah liburan di pantai. Dan sekali lagi, ini bukan di pantai, tapi HUTAN. Hermione bersyukur membawa tongkat sihirnya. Setidaknya mereka punya peluang untuk selamat.

Hermione menarik nafas dalam-dalam.

"Hortensia," ucapnya dengan nada membujuk, "akan lebih baik jika kita bicarakan...er, 'masalahmu' di Hogwarts. Banyak yang bisa membantumu, bahkan Dumbledore pasti mau membantumu."

Atropa tidak bereaksi. DumbledoreDumbledoreDumbledore...siapa? ah. Uncle Harry pernah bercerita tentang kepala sekolah Hogwarts yang selalu membantunya saat susah dulu. Namanya Dumbledore juga, pasti orang itu yang dimaksud. Pikirannya bekerja mencerna semua nama-nama asing yang keluar dari mulut ibunya.

Hermione salah mengartikan diamnya gadis itu. Dengan segera matanya melirik Malfoy yang entah kenapa ekspresi tubuhnya agak kaku. "Betul, 'kan, Malfoy?" tanyanya sambil tersenyum terpaksa, "Dumbledore pasti akan menemukan jalan keluar."

Sontak raut wajah Draco Malfoy mengeras. Hermione tertegun. Apa? Kenapa... ada apa, sih?

"Tidak tahu," jawab Draco singkat, konsentrasi menatap akar pohon tempatnya bersandar seolah benda alam itulah yang paling menarik.

Hermione menahan urgensi untuk menimpuk kepala seseorang.

Prefek Gryffindor itu memutuskan untuk menghela nafas dan mengedarkan pandangan untuk ke sekian kalinya. "Kau tidak mau memberitahuku dimana kita berada," Hermione bertanya pelan, "Hortensia?"

Gadis berambut putih yang duduk di sampingnya dengan tali yang mengikat tangan dan badannya hanya diam seperti orang bisu. Hermione menyerah. 'Atropa Hortensia' jelas menolak untuk bekerja sama.

"Aku akan berkeliling, paling tidak kita harus dapat petunjuk," katanya mengumumkan sambil bangkit dari duduknya. Draco menoleh cepat saat mendengar ucapannya.

"Aku saja yang pergi." Dan Hermione punya banyak alasan untuk mempertanyakan binar-binar semangat di wajah pemuda itu. Draco tersenyum miring, penuh rencana, "kau jaga dia dan aku yang pergi."

ATROPA : The Disappearance of Magic (completed)Where stories live. Discover now