[22] Harry dan Triple J

Börja om från början
                                    

"Kita bertiga doang sih," jawab June. "Versus Mamah."

"Apa?" tanya Harry.

"Gaboleh punya Bapak baru yang lebih ganteng dari kita," jelas Jaenal. "Ya Jaenal juga ganerima sih soalnya kan biasanya kalau foto yang paling ganteng Jaenal."

"Masalahnya kita udah tanda tangan di atas materai kalau misalnya punya Bapak lebih ganteng dari kita bertiga, kita harus jadi babunya Mamah selama seminggu," lanjut June.

"Kalau misalnya lebih jelek dari kita bertiga, Mamah yang jadi babu kita seminggu," tambah Jeka. "Gila enak banget kali ya kalau gitu, gue langsung minta Mamah bersihin kamar gua," bayang Jeka.

"Jadi gabisa Om. Kita menolak keras jadi babu Mamah selama seminggu. Jangankan seminggu, 1 jam aja rasanya udah pusing banget, masalahnya nih ya calon istri Om itu bawel," kata Jaenal. "Bawel bangetnya parah banget dah si Kartika mah. Jadi pengen meledak pala kite."

"Kecuali Om mau operasi plastik deh baru kita setujuin," usul June.

"Pokoknya kadar mukanya itu yang lolos seleksi yang pasti dibawah Jaenal sama Jeka, diatas June masih bisa diterima," ujar Jeka.

"EH BANGSAT, GUA GANTENG ANJING," kesel June. "Muka mirip Lee Jong Suk gini juga. Kalau gue ga ganteng, mantan lo mana mau ama gua."

"WADOOOOOHHHHH BENTAR GUA MAU NYALAKAN TANDA BAHAYA DULU," seru Jaenal. "DZUING DZUING DZUING."

"Ngapain si lo? Goblok," sinis Jeka ke Jaenal.

Sedangkan Harry cuman bisa ngehela nafas sambil geleng-geleng. Mukanya emang kalem tapi dalam hati dia udah ngebatin; kalau bukan calon anak, udah gua gantungin satu-satu.

Harry akhirnya percaya kalau ternya Irene itu bener pas dia bilang kalau anak-anaknya waktu mau dikirim ke dunia lagi diisin otak pada gadapet semua.

Harry jadi bingung, ini mereka bertiga umur 18 tahun apa 8 tahun.

Jadi, setelah perbincangan lama yang gaada gunanya, Harry mutusin buat nyusulin Irene tapi berhubung kunci mobil sewaan dia di tas Irene jadinya dia jalan kesananya bareng Jaenal, June, Jeka

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.

Jadi, setelah perbincangan lama yang gaada gunanya, Harry mutusin buat nyusulin Irene tapi berhubung kunci mobil sewaan dia di tas Irene jadinya dia jalan kesananya bareng Jaenal, June, Jeka.

Tapi, Harrynya nyesel setengah mampus soalnya Jaenal, June sama Jeka gabisa berhenti gangguin dia nyuruh operasi plastik.

"Om, mumpung di Korea nih," bisik Jae.

Harry ngehela nafasnya, "Ya terus kenapa?"

"Itu ada klinik, ganiat oplas dulu apa Om, biar kita makin mantep ini nyetujuinnya," kata Jaenal.

Harry bener-bener pening, "Kamu udah ngomong itu sepuluh kali Jaenal. Setiap kita lewat klinik pasti ngomong gitu."

"Yaudah gantian," ucap Jaenal.

"Gantian apa?" tanya Harry.

"Habis ini aku yang ngomong Om," timbal Jeka. "Tuh ada klinik."

"ALLAHUAKBAR," seru Harry.

"Ih Om, jangan teriak-teriak dah lu. Kita malu tau," kata June.

Harry akhirnya nyerah. Dia cuman nurutin aja apa yang dibilang mereka bertiga.

Bukan nurutin operasi plastik maksudnya iya-iyain aja kata-katanya mereka. Yakali Harry muka udah kaya Park Hyungsik disuruh operasi jadi Ian Kasela.

"Om," panggil Jeka.

"Apa?" Harry noleh ke Jeka sambil berdoa semoga kali ini bukan nyuruh oplas lagi.

"Istri Om kemana?" tanya Jeka serius.

Harry diem sebentar, "Pergi." Terus dia natep langit.

"Kemana? Ninggalin Om?" sekarang giliran Jae.

Harry ngangguk, "Iya ninggalin. Dia pergi ke atas sana," tunjuk Harry ke langit sambil senyum.

Jeka nengok ke atas, "Mana Om gada apa-apa?"

Jaenal nempeleng Jeka, "Ih bego gaada lah. Maksudnya pergi ke atas itu, dia di atas sana, ngapain Om?"

Harry pening lagi. Sekarang gada yang ngerti maksud dia.

"Ya Allah Om," hela June.

Harry langsung natep June dan berdoa semoga June ngerti maksud dia.

"Gabilang kalau istrinya pramugari....eh apa pilot?" lanjut June.

Udah fix. Harry nyerah.

"Demi apa Om?" ujar Jeka. "EH BENTAR ITU MAMAH," tunjuk Jeka.

Harry rasanya mau sujud syukur aja pas nemu Irene.

"Kalian disini aja ya. Biar Om yang kesana aja daripada nanti kalian dimarahin," ucap Harry.

"Yailah gabakal kita diem disini Om. Percaya dah, mustahil 100%," kata Jaenal.

"Ya seengaknya Om udah bilang gini ke kalian jadi nanti kalau Mamah kalian marah-marah, Om gakena," ungkap Harry.

Jae melongo, "Gila Om. Ternyata licik juga."

Harry cuman senyum terus ngasih jempol ke Jaenal, June, Jeka dan langsung aja samperin Irene.

Tadinya, rencananya mau nguping doang tapi pas denger Abraham bilang kalau Harry ninggalin Nana. Dia gaterima. Dia sensitif banget soal itu,

"Siapa yang bilang gua ninggalin Nana? Dia udah meninggal 8 tahun yang lalu."

Harry ngeliat Irene nyoba nenangin dia sedangkan Abraham kaget setengah mati soalnya Abraham bener-bener gatau gara-gara waktu itu dia dihubungin gabisa sama sekali.

"Lo seri—"

"DEMI APASI OM KO YANG ITU GA CERITA?" Harry tau itu suara siapa aja tapi dia pura-pura bingung aja biar gadimarahin Irene.

gua gatau ini chapter bisa dibilang berat apa kaga ya

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.



gua gatau ini chapter bisa dibilang berat apa kaga ya......

Single Mom [SUDAH TERBIT]Där berättelser lever. Upptäck nu