26. I think I like you too

413 43 26
                                    


"Ibu Gloria meninggal sewaktu Gloria masih kecil,"

"Apa?!" kata Justin dengan nada yang amat tak percaya. Justin bahkan masih ingat betul bahwa Gloria memang benar-benar mengatakan bahwa ibunya sakit. Dan tak terlupa pula ekspresi sedih Gloria yang amat kentara. Justin menggeleng-gelengkan kepalanya seakan tak percaya.

"Apa kau yakin?" tanya Justin memastikan. Bukannya bermaksud tak percaya pada Kayreen, namun semuanya seakan tidak bisa masuk dalam pikirannya saat ini. Lebih tepatnya, banyak pikiran dan perkiraan yang membuatnya berpikir yang tidak-tidak pada Kayreen dan terutama Gloria.

"Kau tak percaya padaku? Aku yang berteman dengannya sedari kecil. Kami sering berbagi keluh kesah. Aku tentang keluargaku, dan Gloria tentang keluarganya, terutama ibunya," kata Kayreen memperkuat apa yang tadi ia katakan. Membuat Justin terheran, sebenarnya mana yang benar.

"Apakah ayah Gloria tidak pernah menikah lagi?"

"Tentu saja tidak pernah, karena kalau ia, pasti aku dan Alex sudah diundang. Dan lagi pula, rumah Gloria hanya berbeda satu blok dari sini, tak mungkin aku tak tahu kalau ada pernikahan di rumah Mr. Quinsi, Justin,"

Kayreen memincingkan matanya, menatap Justin dengan penuh kecurigaan.

"Kau tak percaya padaku?" tanyanya.

"Bukan begitu, Kay. Saat Gloria mengatakan ibunya sakit, dia bahkan sampai menangis. Itu yang membuatku--memeluknya," Justin menggaruk tengkuknya dengan salah tingkah.

Kayreen terhenyak. Bukannya bermaksud berprasangka buruk pada sahabatnya itu, tapi entah kenapa ia sekarang sedikit curiga pada Gloria. Sedikit memang, namun tetap ada.

"Kita bisa tanyakan pada Gloria, besuk."

***

Gloria berjalan tergesa, seolah tengah berbalap dengan pikirannya sendiri. Otaknya tengah merancang sesuatu, sesuatu yang bisa ia jadikan alasan bila suatu saat, nanti, besuk, atau lusa, saat Kayreen mengetahui kebusukannya.

Namun disamping itu, ia juga tak mau kedekatannya dengan Justin menjadi renggang. Sudah banyak yang ia korbankan hanya untuk sekadar berdekatan dengan Justin, seseorang yang telah dicintainya kejadian beberapa tahun silam. Gloria bahkan amat yakin kalau Justin sama sekali tidak mengingatnya.

"Gloria!"

Shit, umpat Gloria dalam hati. Tak bisakah ia mendapatkan ketenangan untuk berpikir meski sedetik saja?

"Ap--shit," Gloria mendelik saat melihat Kayreen berjalan kearahnya. Ini mimpi buruk, dan tolong bangunkan Gloria dari mimpi ini. Namun terlambat, sebab Kayreen kini sudah berada di depannya, dengan tatapan yang sama sekali tak bisa diartikan.

"Gloria kau--"

"Maaf, Kay. Aku ada urusan sebentar dengan Mrs. Anne, biasa soal tugas-tugasku," Gloria meringis seraya mulai berjalan menjauh dari Kayreen. Namun dengan cepat Kayreen meraih pergelangan tangannya, menahan pergerakan Gloria.

"Dengarkan dulu--"

"Tapi aku benar-benar sedang buru-buru, nanti saja." Gloria menyentakkan tangan Kayreen dengan sedikit keras, lantas berjalan tergesa menjauhi Kayreen. Bahkan Gloria tak sadar telah melangkah berlawanan arah dari tempat tujuan yang ia katakan tadi pada Kayreen.

Bukankah Mrs. Anne seharusnya ada di ruang guru? Kenapa Gloria ke toilet?

"Gloria!" Terlambat. Gloria telah hilang dari pandangannya tepat ketika Kayreen menyerukan nama Gloria.

Gloria nampak sangat gugup tadi. Namun kenapa? Kenapa Gloria tampak segugup itu? Bahkan selama ini Kayreen tak pernah melihat Gloria segugup ini. Oh, dan jangan lupakan panggilan Gloria padanya tadi. Gloria memanggilnya dengan sebutan 'Kay' dan bukan 'Reen'.

Complicated (JB)Onde histórias criam vida. Descubra agora