25. Apology Accepted

401 45 23
                                    

Penyesalan. Adakah kata yang lebih tepat dari itu? Tidak. Memang tidak ada. Penyesalan ialah kata yang tengah Kayreen alami saat ini. Kayreen sangat menyesal, kenapa ia menjadi perempuan yang tiba-tiba menulikan pendengarannya saat Justin mencoba menjelaskan semuanya. Lalu setelah Justin pergi dari hadapannya, menyisakan kesunyian yang meliputi seluruh hatinya, barulah ia tersadar bahwa ia telah melakukan kesalahan.

Semua ini memang salahnya. Memang sisi mana dari mendengarkan penjelasan kekasihnya yang terlihat sulit? Tidak ada. Hanya cukup dengan diam, mendengarkan, lalu selesailah permasalahan. Namun entah kenapa sekarang malah semakin rumit. Dan itu semua karena kesalahan Kayreen.

Menangis. Itulah yang bisa Kayreen lakukan sekarang. Tak peduli bila ia akan terlihat menjijikkan, murahan, atau semacamnya. Sebab tak ada lagi yang bisa ia lakukan selain menangis dan juga menyesal.

Isakan Kayreen semakin terdengar jelas saat ia teringat akan perkataannya pada Justin.

Brengsek.

Kayreen berharap Justin tidak mengambil hati apa yang ia katakan. Ia berharap Justin hanya marah sesaat kepadanya, lalu setelahnya Justin akan memeluknya dan memaafkannya. Namun kembali teringat di kepala cantik Kayreen, bagaimana ekspresi Justin saat Kayreen memaki-maki Justin. Guratan kesakitan itu seakan tak ingin luntur dari ingatannya

"I'm so sorry, Justin ... please ...."

***

"Bagaimana jika Justin marah, Alex? Bagaimana ji--"

"Hei, tenanglah. Kau percaya padaku bukan? Semuanya akan baik-baik saja," ucap Alex berusaha menenangkan Kayreen. Alex nampak khawatir, bahkan sangat khawatir dengan keadaan Kayreen saat ini. Melihat mata Kayreen yang memerah dan sedikit membengkak membuatnya tidak tega pada Kayreen.

Sebenarnya bukan hanya Kayreen saja yang menyesal, Alex juga merasakannya. Entah kenapa waktu itu emosinya menggebu-gebu saat Justin datang untuk menjelaskan semuanya pada Kayreen. Alex telah dirundung kekesalan, kemarahan, dan kekhawatiran waktu itu. Jadilah ia ikut berpikiran seolah-olah Justin lah yang bersalah atas semuanya, tanpa mau mendengarkan penjelasan kekasih adiknya itu.

Namun tak ada yang bisa ia lakukan sekarang untuk mengubah semuanya. Sudah terlambat, lebih tepatnya.

"Tapi kenapa Justin belum datang menjemputku?" tanya Kayreen dengan tatapan sedih, benar-benar sedih. Pikirannya berkecamuk, memikirkan hal-hal buruk yang mungkin terjadi.

"Mungkin dia sedang sibuk. Ayo, aku akan mengantarmu. Ini sudah siang, Reen. Bukan hanya kau yang akan terlambat, tapi aku juga,"

"Baiklah," kata Kayreen akhirnya.

***

"Ingat apa kataku, Reen. Jelaskan semuanya pada Justin. Dia pasti akan mengerti, sama seperti kau yang sekarang mengerti Justin," ucap Alex sebelum Kayreen benar-benar keluar dari mobil.

Kayreen tak menjawab, hanya sebuah anggukan yang ia haturkan, lantas keluar dari mobil dengan langkah lesu. Di dalam mobil, Alex mendesah lelah. Ini sama seperti apa yang terjadi pada Kayreen saat mendapati mantan-mantannya berselingkuh dari Kayreen. Namun Alex berharap, semuanya hanyalah sekedar kesalahpahaman yang akan segera usai.

Sedangkan Kayreen telah sampai di lorong menuju kelasnya. Namun ia kemudian berbalik, melangkah menuju kelas Justin. Kayreen tak bisa menunggu lebih lama lagi untuk bertemu Justin dan menjelaskan segalanya.

Namun harapannya pupus, ketika mata cantiknya tak menemukan keberadaan Justin. Kayreen pun lalu berbalik, hendak kembali ke kelasnya.

Mengedipkan matanya beberapa kali, Kayreen mencoba memastikan bahwa penglihatannya tidak salah.

Complicated (JB)Where stories live. Discover now