19. Everything's gonna be alright

440 37 9
                                    

"Urusan laki-laki macam apa?" Mata Kayreen memincing menatap Justin dan Alex bergantian.

"Oh, kau mengerikan dengan tatapanmu itu Lolly. Lebih baik kau pergi ke kamarmu dan mandi. Baumu membuat ruanganku tidak sedap."

Kayreen melotot mendengar perkataan Alex. Yang benar saja, dia bau?

"Aku tidak bau," Kayreen mengangkat lengannya.

"Kalau tidak percaya, tanyakan saja pada Justin," Alex mengedipkan sebelah matanya pada Justin, memberi kode. Dan Justin menangkap kode tersebut.

"Y-ya, tentu saja." Justin tersenyum kaku menatap Kayreen.

"Kalian menyebalkan!" Kayreen langsung berbalik dan berjalan sambil menghentak-hentak keluar dari ruang kerja Alex.

Justin dan Alex saling bertatapan.

"Kau ingat apa pesanku?"

Justin mengangguk, "Tentu,"

Keduanya lalu terkekeh sepeninggal Kayreen dari ruangan itu.

***

Setelah meminta izin Alex, Justin sekarang tengah berjalan ke kamar Kayreen. Ia mengetuk pintunya beberapa kali, lalu masuk begitu saja karena tidak mendapat respon dari dalam.

Justin melihat Kayreen tengah duduk di kursi meja belajarnya dengan tangan yang sesekali menggoreskan sesuatu dengan penanya.

"Apa yang kau lakukan?"

Hening. Tak ada tanggapan dari Kayreen, seolah gadis berambut cokelat itu tak mendengar suara apapun.

"Kenapa rambutmu basah?" Jelas karena Kayreen baru saja mandi. Dan Justin tahu itu. Namun ia hanya berbasa-basi agar Kayreen tak mengacuhkannya, "kau tahu, kau sangat cantik bila sedang marah seperti ini." lanjut Justin karena tak mendapat tanggapan dari Kayreen.

Kayreen menghentikan aktivitasnya, meletakkan pensilnya di atas buku sketsanya, "Jadi, kau suka saat aku marah? Baiklah kalau begitu," ucap Kayreen dengan tatapan tajam tepat ke arah bola mata Justin. Membuat Justin mengumpat dalam hati sebab kembali gagal melancarkan rencananya sendiri untuk membuat Kayreen tersipu.

"Pergi,"

Kayreen menarik lengan Justin lalu menyeretnya. Justin yang jelas memiliki tenaga lebih kuat itu pun segera membalikkan posisi. Sekarang, Kayreen lah yang berada dalam seretan Justin.

"Hei, kenapa jadi kau yang menyeretku? Justin!"

Justin mengabaikan pekikan Kayreen. Ia tetap menarik pergelangan Kayreen lembut menuju balkon. Justin kemudian melepaskan tangannya dari pergelangan tangan Kayreen, beralih menggenggam telapak tangan Kayreen lembut. Sedang tangannya yang lain ia larikan menuju sebelah pipi Kayreen, lalu mengelusnya perlahan. Keduanya saling berpandangan selama beberapa detik, sampai suara Justin terdengar diantara keheningan mereka;

"I'm so sorry," bisik Justin lembut. Inilah yang akhirnya Justin putuskan untuk ia katakan pada Kayreen, sebuah ucapan maaf sebab telah menyakiti kekasihnya, "saat itu, aku hanya--kau tahu, sedikit mengalami masalah."

Kayreen tersenyum lembut mendengar penuturan Justin, "Aku juga minta maaf. Saat itu aku hanya terlalu emosi,"

Justin membalas senyuman Kayreen tak kalah lembut, membuat Kayreen merona mendapat senyuman selembut itu dari seseorang yang ia cintai.

Tetaplah seperti ini, batin Kayreen berharap.

"Jadi, saling memaafkan?"

Kayreen mengangguk, "Saling memaafkan."

Complicated (JB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang