"Kok bisa gini, sih, Lin?" Jinyoung mendekat ke ranjang Guanlin, diikuti yang lain.



"Udah nasibnya gini, kali."



"Jihoon sudah tahu? Dia ditanya cuma diam."



"Dia putusin aku kemarin."



"Loh?"



"Dia nggak bisa ngurus aku selama sakit, Sam," Guanlin tersenyum miris, "ironisnya, Seonho yang sedari kemarin ngurusin aku, orang yang berencana nyakitin dia."



Daniel, Dongho, Hyunbin, Samuel, Jinyoung, dan Woojin saling diam. Mereka menyadari rencana konyol itu adalah ide mereka.



"...aku mau berhenti ngejalanin ide gila ini."



"Serius kamu? Udah nggak benci Seonho lagi?" Jinyoung menjawab.



"Sebenci-bencinya aku sama Seonho, itu udah nggak ada gunanya," Guanlin mengalihkan pandangan, menatap luar jendela, "toh sebentar lagi aku bakal mati."



















-Cigarette-
















Dua pasang kaki itu terus melangkah menjauhi gedung sekolah setelah bel pulang yang ditunggu itu telah berbunyi. Tiada percakapan sejak tadi, keduanya diam, canggung.



"Ho, Kak Minhyun antar, ya?"



"Eh?" Seonho segera menoleh, "Seonho mau ke rumah sakit dulu, Kak."



"Guanlin?"



Seonho mengangguk pelan, takut. Ia tidak bodoh, ia tahu Minhyun memiliki perasaan lebih padanya. Terlebih Minhyun sudah beberapa kali mengatakannya sendiri.



Minhyun menghela nafas, "baik, tetap aku antar."



"Kak Minhyun bawa motor hari ini?"



"Iya," Minhyun mengiyakan cepat, "ayo, bonceng kakak mau--"



"Seonho! Kak Minhyun!"



Yah, gagal boncengin Seonho kamu, Hyun.



"Kak Hyungseob? Belum pulang?"



"Belum, tadi ke kelas kamu, eh, ternyata di sini."



"Kak Hyungseob ngapain ke kelasku?"



"Aku mau ikut ke rumah sakit, kamu pasti mau ke sana, kan?"



"Oh, boleh, yuk, bareng Kak Minhyun juga!"



Hyungseob segera memandang Minhyun, tampangnya sulit didefinisikan.



"Ah, besok saja, deh. Kamu bonceng Kak Minhyun aja sana."



"Gapapa tahu naik bus bertiga!" Seonho semangat, "iya, kan, Kak Minhyun?"



"Eh, oh, iya."



"Ya udah, ayo!"















"Mana ruangannya, Ho?"



Seonho menunjuk sebuah ruangan tak jauh dari tempat mereka berdiri, "Itu, Kak."



Seonho segera memimpin berjalan menuju ke ruangan Guanlin, ketika tangannya hendak menggeser pintu, mereka mendengar tawa yang kerap terdengar.



"Biar aku aja, Ho," Minhyun menggantikan posisi Seonho di depan untuk membuka pintu setelah sadar suara itu suara teman-teman Guanlin, yang pernah menyakiti Seonho.



"Kak Minhyun? Seonho?" Guanlin menatap dua orang yang terlihat di ambang pintu.



"Eh? Ahn Hyungseob?"



Sial, kenapa si gingsul itu ada di sini?

Cigarette +guanhoOù les histoires vivent. Découvrez maintenant