CEO Heart - 32 - Dari Hati ke Hati

290K 12.5K 1.2K
                                    

Axel setengah tak percaya memandangi pesan yang baru saja diterimanya. Benarkah Mysha sudi bicara dengannya? Akhirnya wanita itu mau memberinya kesempatan. Axel tak mau menyia-nyiakan peluang emas yang digulirkan kepadanya.

Ia akan kembali meraih kepercayaan Mysha. Pasti!

Sayang, impian tak selalu sejalan dengan kenyataan. Michael menempel erat seperti kawat berduri di selusur pagar penjara. Membentengi Mysha sepanjang jam kerja.

Bahkan sejak Mysha keluar pintu apartemen, hingga masuk lagi sepulang kerja di waktu malam, pria berengsek itu tetap mengekor setia.
Axel sama sekali tak bisa memperpendek jarak.

"Kapan kita bisa bicara?" Axel berusaha menekan kegundahannya ketika akhirnya Mysha mengangkat teleponnya.

"Sabtu ini saat makan malam." Mysha mendebas. "Kurasa Mike ada keperluan keluar kota hari itu."

Axel sebenarnya ingin protes kenapa Mysha tdak berani meminta Michael menjauh dan membiarkan mereka lebih cepat bicara daripada harus bersabar hingga akhir minggu. Namun, Axel tak ingin mengacaukan semuanya. Ia hanya menyetujui dan berjanji akan menjemput Mysha pukul enam sore.

Telepon diputus dengan perasaan Mysha yang kacau balau. Mampukah ia mendengarkan apa pun alasan yang akan Axel berikan padanya? Alasan yang membuat seorang wanita yang luar biasa cantik sampai mencium bibir Axel.

Ya ... wanita yang dilihatnya begitu cantik dan sempurna. Persis seperti model papan atas. Ataukah jangan-jangan memang wanita itu seorang model kenamaan?

Tanpa sadar Mysha mematut dirinya ke cermin. Mysha akui dirinya tidak buruk rupa, tetapi juga tidak terlalu istimewa. Berapa kali pun ia berusaha meyakinkan diri bahwa Axel mencintainya dengan tulus, hati kecilnya selalu membantah dan mengulang kenyataan bahwa Mysha Natasha berada jauh di bawah standar wanita kesukaan Axel Delacroix.

Perasaan campur aduk ini menyiksanya. Sesungguhnya Mysha ingin lebih cepat bicara dengan Axel. Tapi Michael membuatnya tak berkutik. Pria berkacamata itu tampaknya sudah benar-benar menunjukkan taringnya. Tak sedikit pun ia membiarkan Axel mendekat. Pun Mysha sadar betul, Michael melakukan semua demi satu tujuan. Melindungi dirinya.

Axel mondar-mandir di apartemennya sejak siang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Axel mondar-mandir di apartemennya sejak siang. Memilih-milih restoran paling sesuai untuk tempat mereka bicara. Restoran yang tidak terlalu mewah, tapi juga cukup nyaman untuk mereka bicara.

Apa Axel harus menyiapkan hadiah? Bunga? Cokelat? Ataukah ginseng kesehatan lagi? Tidak! Tidak! Mysha bukan seseorang yang bisa disogok dengan hadiah. Ia harus menjelaskan dan minta maaf dengan tulus. Mungkin itu satu-satunya yang bisa membuka hati wanita itu.

Axel bukan remaja lagi. Usianya sudah lebih dari tiga puluh tahun. Tak terhitung berapa banyak wanita yang jatuh dalam dekapannya. Meskipun begitu, kini ia kebingungan memandang deretan setelan jas mahal di hadapannya. Seolah tak satu pun dari baju mahal itu cocok untuk acara istimewanya.

END Passionate CEO x Malam yang Tak TerlupakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang