Obsessive CEO - 10 - Geliat Panas Dalam Dada

566K 19.5K 1.2K
                                    

Bab ini ditulis oleh : Shireishou

Semua isi cerita di-copy sama persis ke :

Passionate CEO (Shireishou)

Night with CEO (PhiliaFate)

The Wicked CEO (AstieChan)

Ketika asa terhalang keadaan, kadang  manusia justru sibuk mencaci, bukannya mencari solusi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika asa terhalang keadaan, kadang  manusia justru sibuk mencaci, bukannya mencari solusi

Ketika asa terhalang keadaan, kadang  manusia justru sibuk mencaci, bukannya mencari solusi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Damn it!" Axel hendak menggebrak meja dan melangkah tergesa keluar ruangan. Ia nyaris kehilangan kontrol tepat ketika dirinya dan Mysha bersirobok. Axel menarik napas panjang dengan sangat perlahan. Nyaris tak terlihat. Ia berusaha memadamkan semua kemarahan yang sempat berkobar di dadanya. Rahang yang sedari tadi kaku, kini sudah kembali tenang.

Axel berjalan dengan tegap keluar ruangan. Pandangan matanya begitu dingin seolah bisa membunuh seseorang dengan tangannya sendiri. Langkahnya begitu cepat tapi tak terlihat terburu-buru.

Bulu kuduk Mysha meremang. Ia tak ingin sesuatu yang buruk terjadi. Ini baru pertama kali Mysha merasa tekanan yang menakutkan alih-alih pikiran liar mendominasi. Wanita itu berjalan tergesa meski ia bisa merasakan aura mengerikan menguar. Semoga saja tidak terjadi apa-apa. Mysha terus berdoa di dalam hati.

Axel bahkan tidak memedulikan larangan sekretaris William ketika menerobos masuk ke ruangan. Membuka pintu lebar-lebar tanpa peduli untuk menutupnya kembali. Rambut pirangnya terayun ke belakang dengan cepat seiring langkah lebarnya. Betapa terkejutnya ketika ia melihat Michael juga tengah duduk di depan meja direktur. Saling berbincang serius tentang sesuatu.

"Why did you do that?" Axel bergerak lurus ke arah William yang masih menatapnya tanpa ekspresi.

"Sudah kubilang, GM dibutuhkan di sini. Miss Natasha tidak perlu ikut ke Bangkok." Tidak ada tekanan apa-apa dalam setiap ucapannya. Semuanya dikatakan seolah tidak memiliki makna. Hanya sebuah keputusan terbaik yang biasa ia berikan untuk perusahaan.

END Passionate CEO x Malam yang Tak TerlupakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang