Still You (30)

3.1K 134 1
                                    

30.

Varel mengabarinya hari ini jika dia ingin menjemput Agata untuk berangkat ke sekolah bersama. Rasanya lama sekali tidak seperti biasanya. Semenjak dua minggu Varel harus beristirahat total di rumah sakit.

Sebenarnya dia memang sudah boleh pulang sejak seminggu yang lalu tapi kedua orang tuanya masih saja menyuruhnya untuk beristirahat.

Hari ini Varel sudah boleh melakukan aktivitas rutinnya yaitu sekolah juga tidak lupa mengapeli sang gebetan. Varel masih belum bisa mengungkapkan isi hati yang sebenarnya kepada Agata.

Jadi kapan? Yang pasti secepatnya karena Varel tidak ingin melepas gadis itu dan tidak ingin jika gadis itu sampai di pelukan orang lain.

Agata keluar dari rumahnya, kakinya berlari-lari kecil dengan senyumnya tidak pernah pudar di wajahnya. Varel yang sudah menunggu di depan rumah itu segera melepas helm full facenya dan turun dari motor ninja hitam. Matanya masih menatap wajah Agata yang terlihat semakin... cantik!

"Nggak usah begitu liatnya, gue sadar gue cantik haha." Kedua tangannya mencibut gemas pipi Varel, "aw-sakit Ta.., lagian kepe-dean amat." Agata hanya terkekeh. "Jadi udah berani cubit-cubit ya.."

"Iya! Kenapa? Nggak suka?" Varel hanya mendengus kasar dan mengambil helm putih yang berada di atas jok belakang motornya lalu dengan sigap memakaikan helm itu di kepala Agata, "iya lo cantik."

Seraya mengedipkan sebelah matanya. Melihat perilaku Varel, Agata jadi deg-degan sendiri lalu beberapa detik dia sadar dan langsung mengalihkan pembicaraannya, "ayo cepat nanti kita telat."

Varel pun kini membantu Agata menaiki motornya dan duduk dengan siap di belakang. Varel beralih menyalakan mesin motornya dan mentitah Agata suapaya berpegangan, "pegangan Ta, nanti jatuh dan gue nggak mau lo kenapa-napa."

Tangan Agata yang sejak dari tadi berada di sisi pinggang Varel, kini tangan hangat cowok itu melingkarkan tangan Agata di perutnya, "kalo di lepas lo harus cium gue." Agata hanya mencebikkan mulutnya saja dan memukul pelan punggung Varel yang terhalang tas.

Varel masih memandang lurus ke depan sesekali matanya melihat ke arah kaca spion motornya yang memperlihatkan wajah Agata yang masih mengerucutkan bibirnya sebal. Namun, itu membuat Varel seketika mengulas senyum di susul kekehannya.

'Gemensin banget sih lo, ya Allah..' - batinnya.

●●●

Bel sekolah telah membeo mengeruhkan suasana hening di penjuru koridor sekolah. Tanda waktu untuk beristirahat.

Di kantin tepatnya di meja cokelat pudar nomor lima telah di huni oleh Agata juga Gladis keduanya tengah berbincang-bincang mengenai mata pelajaran yang sempat menguras otak.

Matematika. Itu adalah pelajaran yang memang sejak Agata SD telah menjadi musuh bebuyutannya sampai saat ini.

"Gilaa! Gumoh gue Dis sama pelajaran Bu Tuti." Ucap Agata sambil sesekali menyesap es teh yang baru saja dia pesan. Bu tuti adalah guru mata pelajaran Matematika di kelas sebelas, beliau terkenal galak dan juga tegas.

"Ya kali, emangnya lo doang apa."

Hening.

STILL YOU [COMPLETED] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang