P R O L O G

108 23 31
                                    


”Bagaimana hasil ulanganmu Alf?"

Hasil ujian kenaikan kelas sudah dibagikan. Sekolah tinggal seminggu lagi. Sekolah mereka, SMP Sanjaya, sekolah swasta yang biasa-biasa saja, mengadakan classmeeting. Anak kelas 1, Alfredo dan Mike hanya duduk-duduk di kelas mereka. Lomba tidak
bisa menarik perhatian Alfredo apalagi Mike.

Memang, Alfredo, anak yang jago olahraga dan termasuk kapten dalam tim. Ia belum masuk tim inti sekolah karena Ia masih kelas satu SMP. Katanya, "Untuk apa lomba?toh juga aku tetap menjadi pusat perhatian. Ya, Alfredo populer sejak mengikuti MOS di sekolah mereka. Tetapi, Ia tidak suka dikerumuni banyak orang. Apalagi perempuan. Ia hanya tahan dengan Elisabeth, temannya sejak kecil, dan Ibunya. Sikapnya ini terkesan sombong bagi banyak orang. Sehingga, Pengagum Alfredo berkurang.

Sementara mereka duduk-duduk, mereka mengobrol tentang hasil ujian mereka.

”Jangan tanya aku, hasil ulanganku pasti pas-pas an. Kalau mau mendiskusikan hasil ulangan, tanya Elisa saja!" Jawab Alf sambil mengangkat kakinya ke bangku sebelah.

"Ayolah Alf, aku kan teman baikmu. Masa, kau tidak mau memberitahukan hasil ulanganmu?" Mike mendesak.

Dengan malas, Alfredo memanggil Elisabeth yang sedang menulis sesuatu di mejanya. "Hei, Elisa! Bisakah kau urusi si ingin-tahu ini? Aku butuh ke toilet.”

Dengan ketus Elisa menjawab,”Maaf Alf, aku sedang mengurusi kepentingan OSIS. Sebentar lagi aku mau ke lapangan untuk mengurusi lomba basket. Kau tidak ikut, Alf? Biasanya kau paling semangat kalau ada lomba basket." Elisa meneruskan kerjaannya lagi.

Elisa anak yang terkenal tomboy di sekolahnya. Tetapi Ia juga senang mengikuti kegiatan OSIS dan sebagainya. Katanya, itu membuatnya tenar. Padahal, dengan menjadi teman dekat Alfredo, dan menjadi juara kelas, Ia sudah tenar baik diantara kakak kelas dan diantara angkatannya.

"Ya sudah, Aku ke toilet dulu." Alfredo menurunkan kakinya dari kursi, dan berjalan keluar kelas, menuju arah toilet.

Sebetulnya, Alf tidak ingin ke toilet, ia hanya bosan menanggapi pertanyaan Mike. Maka, Alfredo hanya berjalan tanpa arah. Dan tahu-tahu Ia menabrak Pak Erik, guru IPS kelas 7 dan 8. "Maaf pak. Saya tidak sengaja." Alf meneruskan langkahnya lagi.

"Mau kemana kau! Sopan santunmu mana?" Pak Erik yang kerepotan dengan buku-buku IPS yang jatuh, berteriak marah ke Alfredo.

”Kan, saya sudah minta maaf pak." Gaya Alfredo yang santai, membakar kemarahan Pak Erik.

"Ke ruang saya sepulang sekolah!”

"Baik, Pak!" Alfredo tidak menganggap itu sebagai ancaman. Malah Ia senang dapat ngadem di ruang guru.

***

"Alfredo! kemana saja kau? Gayanya mengajakku pulang bersama. Tapi malah di panggil Pak Erik! Untung saja tidak ku tinggal." Elisa yang telah menunggu Alfredo, untuk pulang bersama, berteriak marah, sambil menyilangkan lengannya.

Rumah Alfred dan Elisa berseberangan. Maka, mereka sudah menjadi teman sejak kecil, dan masuk sekolah yang sama.

Afredo hanya menatap Elisa sambil berkata, “Itu kau tahu aku dipanggil Pak Erikampret itu. Mengapa bertanya?"

"Cukup. Aku pulang sendiri saja." Elisa hendak memutar badannya dan melangkah pergi.

Tetapi, "Kau perempuan. Nanti kalau ada apa-apa ibumu menyalahkanku."

"Ayolah!" Ia menarik tangan Alfredo dengan paksa.

Mereka berdua menuju angkot yang berhenti  didepan sekolah mereka, ketika Mike menepuk pundak Elisa dan berkata,"Aku ikut."

Alfredo heran,"Bukannya rumahmu ke arah sana" katanya sambil menunjuk arah yang berlawanan dengan arah angkot tersebut.

“Aku ingin main ke rumahmu Alf," pinta Mike.

“Asalkan kau bayar sendiri ongkos angkotnya."

“Tidak masalah."

***

Mereka bertiga berkumpul di kamar Alfred. Kamar Alfred penuh dengan  poster grup bola basket kesukaannya.

"Kulihat kau tadi dapat sesuatu dari Pak Erik ya?" Elisa yang sedang membaca komik milik Alfredo bertanya.

Alfredo yang sedang menonton sesuatu dari laptopnya, memencet tombol pause dan memiringkan kepalanya. “Darimana kau tahu?"

“Aku melihatnya. Jadi, dari mataku," jawab Elisa. Ia menutup bukunya, dan matanya beralih ke Alfredo. "Kau mau menunjukkannya tidak?"

"Apa?" Mike sedang asik dengan HPnya, sehingga ia ketinggalan percakapan kedua temannya.

Alfredo dan Elisabeth menghiraukan Mike, dan meneruskan obrolan mereka. “Baik, akan kutunjukan kepadamu Elisa. Siapa tahu kau dapat membantuku. Tapi, kalau Mike, aku belum percaya kepadamu."

"Ku jamin rahasiamu seratus persen aman padaku."

"Cepat sedikit Alf! Aku tak sabar." Elisa mendesak.

Note : Weird, Absurd, biarkan :v
-DIVA-

The Trio and The Lost World (The Wattys2018)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang