[95]

935 41 5
                                    

Theresa masih terbaring di atas ranjangnya, tatkala Brian memasuki ruangannya dengan cepat dan menatapnya dengan pandangan tak percaya.

Theresa mengulas senyum ceria, seperti biasanya, seolah gadis itu tidak pernah mengalami koma sesaat setelah ia menjalani operasi transplantasi jantung. "Hai, Brian!"

Brian mengedip cepat, tanpa sadar meneteskan bulir bening dari salah satu matanya. "Theresa..." Dia menelan ludahnya gusar. "Kau... apa kabar?" Entahlah, rasanya sulit bagi Brian untuk mengutarakan banyak kalimat untuk mengungkapkan perasaan bahagianya di saat ia bersitatap dengan sang gadis.

Theresa mengangkat sebelah bahunya singkat. "Kabarku cukup baik," sahutnya ringan. "Bagaimana denganmu? Dan... kakimu? Sudah tidak merasa sakit lagi?" Theresa balas bertanya.

Laki-laki itu mengangguk mengiakan. "Aku bahkan sudah bisa berlari secepat yang kubisa saat aku sudah tiba di rumah sakit," katanya dengan nada senang yang kentara.

Mendengarnya, Theresa tertawa renyah. "Benarkah itu?"

Lagi, Brian mengangguk. "Apa kau masih merasa sakit atau semacamnya?"

Theresa menggeleng sebagai respons. "Yah, meski terkadang dadaku masih terasa sakit, tapi... aku tidak apa-apa."

"Apa? Apanya yang tidak apa-apa..."

"Oh, Brian," Theresa menggenggam tangan Brian seraya tertawa ringan. "Aku sungguh tidak apa-apa. Percayalah."

Satu hal yang tidak Theresa duga selanjutnya adalah, Brian memeluknya. Membuatnya tenggelam ke dalam tubuh kekar atletis Brian Rowen hingga menyebabkan darahnya berdesir amat cepat.

"I miss you," bisik Brian, parau.

Theresa menghela napas dan tersenyum, kemudian membalas pelukan hangat sang laki-laki dengan gerakan lambat. "I miss you too."

Stay with Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang