❄ 5

73.8K 3.4K 14
                                    

LIMA

"Aku yang selalu memperhatikan mu dari jauh. Aku yang selalu mencinta mu dalam diam ku. Ingin rasanya aku mendekat, tetapi aku bukan orang yang nekat. Tetapi kemarin, kau datang dan memberikan ku sebuah kehangatan. Terimakasih. Terimakasih atas kehangatan yang kau berikan disaat turunnya hujan"

°°°

Alayya memasuki kelas dengan senyum di bibir nya. Hari ini ia sangat senang. Dan itu karena Abrar, si pria es yang irit bicara dan juga kaku. Efek yang di timbulkan Abrar memang luar biasa. Alayya pun duduk di bangku nya.

Alayya melihat ke sekeliling nya, Alayya mengeryitkan dahinya saat di lihatnya kelas masih sepi. Hanya ia seorang yang ada di kelas. Alayya menepuk kening nya pelan. "Kenapa aku bisa lupa".

Abrar benar-benar membawa pengaruh besar bagi Alayya. Lihatlah sekarang, Alayya bahkan lupa kalau setiap pagi ia memang selalu datang cepat ke sekolah. Ia bahkan sempat bingung tadi saat di lihatnya kelas sangat sepi. Ia benar-benar lupa. Abrar sudah menyita seluruh fikirannya saat ini.

Tadi sebelum ke kelas, Alayya pergi ke Mading dan menempelkan sticky note  di sana.

"Woy!" seru seseorang mengejutkan Alayya. Alayya menatap orang itu dengan tatapan kesal, sementara yang di tatap hanya tersenyum tanpa dosa.

"Ck! Atifa, apaan sih ngagetin aja" decak Alayya.

Atifa tertawa pelan. "Maaf-maaf. Lagian kamu kok senyum-senyum gitu sih. Sendirian pula". Atifa mengedarkan pandangannya ke sekeliling kelas. "Kamu senyum sama siapa sih? Kok nyeremin" Atifa bergidik ngeri.

Saat Atifa baru masuk ke kelas ia sudah melihat Alayya yang senyum-senyum sendiri. Sungguh Alayya benar-benar seperti orang gila saat ini.

"Mau tau aja urusan orang. Kamu cepat banget datang nya. Mau ngapai? " tanya Alayya mengalihkan topik.

"Ya mau sekolah la, emang mau ngapai lagi?" Atifa balik bertanya dengan wajah songongnya.

"Ck!.  Kok nyebelin?"

Atifa tertawa melihat wajah kesal Alayya. "Lagian pertanyaan kamu gak masuk akal sih. Kalau orang datang ke sekolah ya mau sekolah la, yakali mau nyalon"

"Maksud aku bukan gitu Atifa Nandini!!!!. Maksud aku kamu kok tumben datang pagi banget, biasanya kan agak siang"

Atifa tertawa lagi. Kali ini tawa yang lepas. Jika Alayya sudah memanggil nya dengan nama lengkap itu artinya Alayya benar-benar kesal dengan nya.

"Ketawa lagi" cibir Alayya.

"Biasalah. Mau piket kelas" jawab Atifa seadanya.

"Halah, biasanya juga gak pernah piket" cibir Alayya lagi.

"Sembarangan. Tapi memang bener sih apa yang kamu bilang. Kalau bukan karena si Lena hari ini gak datang, males banget aku piket. Biasanya kan si Lena yang rajin piket tiap hari Jum'at" gerutu Atifa.

Alayya terkikik kali ini. Ekspresi Atifa saat berbicara tadi sangat lucu menurutnya. "Ya kan ada Bagas sama Doni, suruh aja mereka bantuin kamu piket nanti"

My Ice Prince (SUDAH TERBIT)Onde histórias criam vida. Descubra agora