16. Terungkap

3.6K 125 2
                                    

"Papah kecewa sama kamu, yan. Kenapa kamu tadi ngusir adik kamu?"

"Udah, biarin aja lah pah. Lagian mereka bukan anak kandung kita."

"Mah, alex mungkin bukan anak kandung kita tapi kita udah rawat dia dari kecil. Kalo kia..."

"Dia juga bukan anak kita pah, dia anak penjahat itu." ucap mamah memotong perkataan papah.

"Cukup mah, kia anak kita. Dia putri kita. Mamah gak tahu kan kalo ketika bayi, kia pernah dibawa seno. Tapi untung papah bisa bawa kia kembali. Dan asal mamah tahu, surat yang waktu itu semuanya bohong."

"Maksud papah apa?" tanya mamah bingung.

"Kia anak kita mah, anaknya seno gak bisa diselamatkan. Dena yang syok akhirnya meninggal dunia. Seno yang stres karna itu, mengatakan kebohongan ke kamu supaya kamu benci sama kia."

"Pah, jadi kia anak kita?" tanya mamah dibalas anggukan oleh papah.

"Kamu tahu yan, ketika kecelakaan itu kia koma selama 1 minggu. Setelah sadar, dia langsung mendonorkan ginjalnya ke kamu karna waktu itu ginjal kamu udah gak bisa berfungsi." ucap papah seraya menangis. "Tapi, kondisi kamu masih kritis. Kata dokter, kamu membutuhkan 1 ginjal lagi. Akhirnya alex yang mendonorkan ginjalnya ke kamu."

"Gak mungkin, yang papah katakan bohong kan?" tanya adrian tak percaya.

"Buat apa papah bohong? Selama ini papah cukup sabar liat perlakuan kamu ke adikmu, tapi tadi kamu udah keterlaluan yan." bentak papah. "Yan kamu harus tahu, kecelakaan itu karna rem mobil radit blong. Bukan karna kia, dia gak salah apa-apa."

"Mamah sama adrian harus tahu, yang mendonorkan darahnya untuk mamah itu gisha. Dia gak mau ada yang tahu apa yang udah dia lakukan. Kalian gak pernah perduli sama dia tapi, dia tetap perduli sama kalian." ucap rafael setelah masuk ke ruang rawat. "Pah, gisha sekarang dimana?" tanya rafael setelah menjelaskan semua.

"Papah gak tahu raf, tadi alex bawa pergi kia."

"Dan kalian harus tahu 1 hal, gisha sakit. Ginjalnya sudah tidak berfungsi."

"Yang kamu katakan gak benar kan raf? Semua itu bohong kan?" tanya papah memastikan

"Semua itu benar pah, makanya aku khawatir takut terjadi sesuatu sama gisha."

"Pah, tolong cari kia pah. Mamah mau minta maaf sama kia."

"Iya mah, papah akan cari kia."

"Rafa juga akan cari gisha, pah."

**********


"Napa kamu, sha? Kusut amat muka kamu." tanya nina seraya duduk didepan kiara.

"Aku udah gak kuat lagi, nin. Aku udah cape, aku mau pergi aja dech."

"Kok kamu bilangnya gitu, sha. Kamu gak boleh nyerah donk, kamu harus bisa bertahan oke."

"Buat apa aku bertahan, keluarga aku aja gak ada yang perduli."

"Siapa bilang gak ada yang perduli? Kami semua perduli sama kamu, sha."

"Kak rafa? Kok kakak ada disini?" tanya kiara terkejut melihat rafael yang berada disampingnya.

"Kakak cari kamu, sha. Mamah sama papah khawatir sama kamu."

"Udah dech kak, aku tahu lagi. Mamah gak mungkin khawatir sama keadaan aku, itu gak akan pernah kak."

"Gak sha, mamah perduli sama kamu. Kamu pulang ya."

"Maaf kak, aku gak bisa. Nin, aku balik dulu." ucap kiara seraya pergi.

"Sabar kak, gisha emang gitu. Apalagi saat ini dia baru aja putus sama pacarnya. Mending kakak jangan paksa dia, dia butuh waktu untuk sendiri kak." ucap nina sambil berdiri. "Aku permisi kak." lanjutnya seraya pergi.

"Aku gak mau kamu pergi, sha. Kakak mohon, bertahanlah. Kalo bukan untuk keluargamu, bertahanlah untuk sahabat kamu." batin rafael.

**********


"Rasti." ucap kiara seraya mengetuk pintu rumah rasti.

"Sebentar." ucap rasti seraya membuka pintu. "Astaga ra, lo hujan-hujanan?" tanya rasti ketika melihat kiara basah kuyup yang dibalas anggukan oleh kiara.

"Ya ampun ra, lo kok bisa hujan-hujanan gini. Ntar kalo lo sakit gimana coba?" tanya reza yang berada dibelakang rasti.

"Gak papa, itu yang gue mau kok." ucap kiara tersenyum.

"Lo itu..."

"Udah dech za, ara udah basah kuyup gini masih lo marahin. Udah masuk ra, lo ganti baju oke." ucap rasti dibalas anggukan kepala oleh kiara.

"Oke, sebenarnya apa yang terjadi sama lo?" tanya rasti setelah kiara selesai ganti baju.

"Gue emang anak pembawa sial, ya. Karna gue, kak tama pergi. Gue itu..."

"Ra, kak tama pergi bukan karna lo. Jadi stop nyalahin diri lo." ucap reza seraya meletakan susu hangat dimeja. "Minum dulu, ra. Biar badan lo hangat."

"Makasih." ucap kiara setelah meminum susu yang dibuatkan reza. "Lo berdua selalu ada buat gue, saat gue butuh semangat." ucap kiara tersenyum.

"Yaelah ra, tenang aja lagi. Kita mah bakal selalu ada buat lo, iya gak ras?"

"Iyalah, lo tenang aja kita gak akan tinggalin lo."

"Tapi kalo gue yang tinggalin lo berdua, gimana?"

"Lo ngomong apa sih, lo gak bakal pergi. Lo bakal tetap disini."

"Gak lama lagi gue bakal pergi."

"Ra, lo gak boleh ngomong gi..." ucap reza terpotong oleh kiara.

"Gue sakit, ginjal gue udah gak berfungsi." ucap kiara menatap lurus kedepan.

"Lo lagi bercanda kan ra?" tanya rasti dibalas gelengan kepala oleh kiara.

"Ra, lo jangan ngomong gitu donk. Gue tahu lo pasti bercanda kan?" tanya reza.

"Buat apa gue bercanda, za. Gue serius, dan gak lama lagi gue bakal pergi." ucap kiara meneteskan air mata.

"Lo gak boleh ngomong kaya gitu." ucap rasti seraya memeluk kiara. "Lo pasti sembuh, lo harus bisa bertahan oke." ucap rasti meneteskan air mata.

"Iya, ra. Lo pasti bisa sembuh. Lo harus bertahan, setidaknya buat sahabat lo ini." ucap reza seraya memeluk kiara dan rasti.

"Ya allah, jangan biarkan sahabat hamba menangis karna kepergianku. Hamba tidak akan bisa melihat orang yang hamba sayang menangis, apalagi itu karna hamba." batin kiara.

"Ya allah, jangan kau ambil ara dari kami. Kami gak akan mungkin bisa hidup tanpa dia, hamba mohon ya allah." batin rasti.

"Ya allah, mereka berdua adalah wanita yang hamba sayangi setelah ibu hamba. Jangan pernah ambil salah satu dari mereka, ya allah. Jangan sampai mereka menangis ya allah, hamba tidak akan sanggup melihat mereka menangis." batin reza.


  ~~~~~~~~~~


Hai guys, gimana ceritanya? Udah mengena dihati belum?

Sorry ya kalo masih banyak kesalahan dalam penulisan.

Jangan lupa tinggalkan vote dan komensnya, ya guys.

Sampai ketemu di part selanjutnya, guys.

Stay or GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang