09. Selalu Mendapat Ketenangan

5.8K 907 55
                                    

Vote dulu yaa

"Gue duluan ya." ujar Reyhan kepada teman-temannya yang duduk di satu meja yang sama dengannya. Ada Raga, Gani, Firman dan Adi di sana. Ia berdiri dan membalas lambaian tangan adiknya yang menunggu di luar kafe.

"Cantik ya si Nessa." celetuk Gani, tatapan tertuju ke arah Reyhan yang sudah berada di luar dan berbicara dengan adiknya.

"Cantik sih gak terlalu, Gan. Dia lebih ke manis." Firman ikut berkomentar.

Adi mengangguk-angguk, dia juga menyuarakan pendapatnya. "Dia banyak yang suka. Adek gue satu sekolah sama dia. Tapi katanya sih dia cuek gitu."

"Beneran?" Gani memastikan dan Adi mengedik saja. "Gimana menurut lo, Ga?"

Raga yang sedari tadi asyik dengan game di ponselnya mengangkat alis, "Apanya?"

"Adiknya Reyhan."

Raga mengernyit bingung, "Adiknya Reyhan?" lelaki itu membeo dengan nada tanya.

"Vanessa." Firman yang memperjelas.

"Ohh, cantik sih kayaknya. Tapi masih kecil." Raga mengangkat pundaknya acuh tak acuh. Dia kembali pada game yang tadi sempat dijedanya.

Mendengar jawaban itu, Adi menampilkan senyum tengilnya. "Kira-kira lo bisa gak macarin tuh cewek, Ga?"

Pertanyaan itu mendapat lirikan dari Firman dan gelengan pelan Gani. Sama-sama tahu bahwa Adi adalah yang paling tengil di antara mereka.

"Bisa lah." Raga menjawab singkat.

"Beneran?"

Raga mendengus pongah, dia meletakkan ponselnya di atas meja dan fokus ke arah Adi. Tidak terima ia direndahkan seperti itu, sedangkan semua orang tahu bahwa Raga Anthariksa adalah penakluk para gadis.

"Dapetin Andini yang katanya alim aja gue bisa, apalagi cuma gadis kecil kayak dia."

Adi menyeringai, "Gue punya tantangan buat lo."

"Gue terima asal apa yang gue dapetin setimpal."

"Ga, lo tahu sendiri Adi itu gila." Firman menimpali.

"Biarin, Fir. Kayaknya ini bakalan seru." Gani justru mendukung Adi.

"Tenang, Fir. Gue yang akan keluar sebagai pemenangnya. Jadi apa yang lo pengen gue lakuin?"

"Macarin si Nessa selama beberapa bulan setelah itu lo putusin dia."

Raga mengangkat dua alisnya tinggi, lalu tertawa seolah tantangan itu adalah hal yang lucu baginya.

"Itu gampang. Apa imbalannya buat gue?"

"Gue bersedia lo jadiin babu selama dua bulan."

"Deal."

Firman kembali mengingatkan, "Ga, Vanessa itu adiknya Reyhan, kalau lo lupa. Lo gak boleh mainin dia gitu aja."

(Un)forgiven Mistakes [Open Pre Order: 70k!]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu