07. Aku Sayang Kamu

7.2K 1K 85
                                    

Vote dulu biar gak lupa 😁

"Ragaaaa," gadis itu memanggil dalam bentuk rengekan. Sekolahnya pulang pagi karena para guru sedang rapat. Jadilah Nessa menyambangi Raga di rumah lelaki itu.

Kebetulan juga tubuhnya sedang tidak sehat hari ini. Perutnya sering terasa perih. Apa mungkin karena belum ada makanan yang masuk ke perutnya? Maag-nya kambuh?

"Apa lagi?"

"Sakit."

Raga menghela napas melihat Nessa yang memegangi perut dengan ekspresi menahan sakit.

"Ragaa," gadis itu merengek lagi, kini membawa tubuhnya meringkuk di sofa. Ia tak bohong, perihnya memang semakin menjadi-jadi.

"Jangan banyak ngeluh, Vanny."

"Tapi kan sakit."

Raga menghampiri gadis itu, berjongkok di lantai dan menyeka bulir keringat yang ada di dahinya. Sepertinya Nessa benar-benar kesakitan. Bukan akal-akalan gadis itu untuk mengerjainya.

"Tunggu Mama ya?"

Nessa memaksa dirinya bangun supaya Raga duduk di sebelahnya.
"Peluk,"

Lelaki itu menghela napas, sebenarnya merasa tidak suka dengan sifat manja Nessa saat sedang kambuh. Ia mendudukkan dirinya di sana. Segera saja Nessa masuk ke pelukannya.

"Kalau sembuh ajakin jalan ya?" gadis itu memohon.

"Hm." dan gumaman itu bukanlah janji yang harus Raga tepati.

Raga mengusap wajahnya begitu ingatan tersebut terputar kembali di otaknya. Tersenyum miris mengingat kenangan itu. Setiap kenangannya dengan Nessa selalu menggores luka bila diingat kembali. Kesalahan yang sudah diperbuatnya membuatnya tidak hanya menyesal, tetapi juga mati rasa. Ia yang bersalah dan dirinya juga yang terluka.

Malam ini Raga berniat mengajak Nessa ke pasar malam. Entah ajakannya akan diterima atau tidak, dirinya tak tahu. Dulu Nessa selalu senang diajaknya pergi, bahkan bila itu hanya untuk membeli pulsa sekali pun. Mungkin saat ini pun Nessa masih akan senang diajaknya jalan-jalan. Ia ingin mencoba peruntungannya hari ini.

Raga menghampiri Nessa yang duduk di kursi rotan yang berada di teras. Gadis itu sedang memainkan ponsel pintarnya, berselancar di dunia maya. Tidak acuh terhadap Raga yang sudah duduk di kursi rotan lain.

"Vanny," Raga memanggilnya.
Nessa melirik lelaki itu. Setelah menghela napas ia menggumam malas sebagai jawaban.

"Mau keluar denganku?"

"Nggak."

"Kudengar ada pasar malam di sini." Raga masih melanjutkan, "Memangnya kamu sudah tidak suka pergi ke pasar malam?"

"Nggak." ketus Nessa, tolonglah, itu dulu saat dirinya masih remaja.

Dan saat dirinya masih memiliki hubungan dengan Raga.

"Aku tunggu kamu—"

"Aku bilang nggak, Raga!" seru Nessa kesal, ia berdiri dan masuk ke rumah.

"Aku tunggu kamu di sini ya. Jangan lupa pakai jaket."

Nessa mendengus, ia menghempaskan tubuhnya di sofa ruang tamu. Kembali sibuk dengan aplikasi media sosialnya. Biar saja Raga menunggunya di sana. Ia tak akan peduli. Sungguh ia tak akan peduli meski lelaki itu menunggu sampai pagi sekali pun.

Lama-kelamaan pikiran Nessa mulai bercabang. Membuatnya berdiri dengan kasar dan pergi ke kamar untuk mengambil jaket. Ia menghampiri Raga dengan perasaan kesal.

(Un)forgiven Mistakes [Open Pre Order: 70k!]Where stories live. Discover now