12. Nervous

2.2K 425 21
                                    

2 minggu kemudian...

BAEKHYUN mendecak, merasa kesal saat menatap Chanyeol yang sejak tadi tak henti-hentinya berjalan mondar-mandir di dalam ruangan serba putih yang sekarang sedang mereka tempati. Baekhyun bisa mengerti jika Chanyeol merasa sangat gugup. Tapi bukan berarti pria itu harus mondar-mandir selama setengah jam nonstop, 'kan? Asal kalian tau, Baekhyun jadi ikut merasa pusing karena menonton tingkah bosnya yang satu ini.

Baekhyun mengambil tissue yang berada di atas nakas. "Berhenti mondar-mandir! Kau jadi berkeringat tau!" lalu pria berwajah imut itu melemparkan tissue yang telah ia ambil tepat ke wajah Chanyeol. "Berkaca dan lihatlah keningmu yang sudah basah itu, benar-benar menganggu penglihatanku."

Mendengar ucapan Baekhyun, Chanyeol segera melangkah ke arah kaca lalu berkaca di sana. Beberapa detik kemudian, Chanyeol meremas tissue yang diberikan oleh Baekhyun lalu melempar remasan tissue tersebut hingga mendarat tepat di kepala assistant nya. "Tidak ada keringat di keningku! Dasar menyebalkan!"

"Chill, Bos," ucap Baekhyun seraya mengelus keningnya yang terkena lemparan maut Chanyeol. "Aku melakukan itu agar rasa gugupmu berkurang."

Chanyeol mengernyit. Kemudian, ia menunjuk wajah tampannya dengan jari telunjuk. "Aku? Gugup?" Jeda sebentar, pria itu tertawa hambar. "Mana mungkin aku gugup, dasar Baekhyun booodoh."

"Lihat?" Baekhyun mengulum bibirnya sendiri. "Kau sangat gugup, Bos!"

"Tidak, aku tidak gugup."

"Tapi tanganmu gemetar."

"Itu karena aku merasa gerah."

"Bos, ruangan ini ber-AC."

"Akhir-akhir ini aku latihan tinju." Chanyeol tersenyum miring seraya menunjukkan kepalan tangannya kepada Baekhyun. "Kau mau kuberi contoh gerakan tinju yang paling mudah?"

Baekhyun menyengir tanpa dosa. Pria itu mengangkat kedua tangannya ke atas tanda menyerah. Akan tetapi, Chanyeol enggan untuk mengalah. Pria tampan itu melangkah mendekat ke arah Baekhyun yang sudah siap untuk melarikan diri. Baekhyun memejamkan mata, namun bukannya pukulan atau mungkin jitakan yang ia terima seperti biasanya, pria itu malah merasakan tubuhnya didekap dengan erat.

"Wish me luck, Baekhyun," ujar Chanyeol dengan suara yang sedikit gemetar.

Baekhyun tersenyum. Kemudian, ia menepuk punggung Chanyeol perlahan, berusaha memberi semangat. "Ayolah, Bos. Jangan bertingkah seperti bocah remaja. Kau adalah Presdir Park, oke? Jangan gugup!"

Chanyeol melepaskan pelukannya. "Sial, kau benar," cibir Chanyeol seraya menatap Baekhyun yang tersenyum lebar. "Aku sangat gugup, Baekhyun."

"Aku tau, Bos. Jika ada di posisimu sekarang, aku mungkin akan muntah atau kencing di celana."

Chanyeol tertawa, yang lantas membuat Baekhyun ikut tertawa karenanya. Beberapa saat kemudian, setelah tawa mereka mereda, pintu ruangan yang mereka tempati tiba-tiba terbuka. Chanyeol menoleh ke arah pintu. Kemudian, tawa pria itu musnah seketika saat melihat Jessica melangkah ke arahnya.

"Kenapa ekspresimu tegang sekali, Park Chanyeol?" Jessica bertanya kepada puteranya diiringi kening yang mengernyit bingung.

Chanyeol menggelengkan kepalanya pelan. "Aku... aku hanya sedikit gugup, Ibu."

Jessica melirik ke arah Baekhyun lalu berkata dengan nada bercanda. "Baekhyun, kau sudah menyampaikan pesanku padanya tentang malam pertama?"

"Ah!" Baekhyun menepuk keningnya sendiri, seolah Jessica benar-benar memintanya untuk menyampaikan pesan tersebut. "Maaf Nyonya Park, aku melupakan yang satu itu."

Venire [COMPLETED]Where stories live. Discover now