10. All He Wants

2.7K 443 18
                                    

CHANYEOL bersenandung ria seraya menandatangani berbagai berkas yang ada di hadapannya. Baekhyun, yang berdiri di samping pria itu, menatap Chanyeol dengan raut jijik yang sayangnya tidak dihiraukan oleh bosnya. Baekhyun jelas tau alasan Chanyeol memiliki mood baik hari ini. Ya, itu semua karena lamaran dadakan yang sukses membuat semua orang takjub dan terkejut di saat yang bersamaan. Bahkan Baekhyun yang selama ini sangat mengenal Chanyeol, juga tak mengira jika Si Bos akan melakukan hal yang senekat dan segila itu.

Semua berlangsung secara tiba-tiba. Bahkan, Baekhyun yang saat itu sedang mengobrol dengan kekasihnya langsung menyemburkan campagne yang berada di mulut hingga terciprat dengan indah di wajah Taeyeon, tentu itu semua menyebabkan Sang Kekasih marah besar karena make up nya hancur total. Dan yang lebih tragis, sampai sekarang Taeyeon masih enggan untuk berbicara dan mengangkat panggilan dari Baekhyun.

Baekhyun melirik Chanyeol dengan sebal. Dan itu semua terjadi karena pria gila ini!

Chanyeol kembali tertawa, membuat Baekhyun mendekat ke arah meja bosnya. "Bos, kau baik-baik saja?" Baekhyun menunduk menatap Chanyeol, lalu ia menaruh telapak tangannya di kening pria itu. "Keningmu sedikit panas."

Chanyeol refleks memundurkan kepala. "Aku baik-baik saja, Byun Baekhyun."

"Kau tidak baik-baik saja, tuh," sahut Baekhyun acuh tak acuh. Pria itu berjalan ke arah sofa dan mendudukkan dirinya disana. "Aku punya kenalan seorang dokter."

"Hm?"

"Mungkin kau berniat kesana? He's a good doctor,"

Chanyeol menyunggingkan senyuman tipis, tak menyangka assistant nya akan peduli atas kesehatan Chanyeol. "Aku memang belum check up bulan ini."

Baekhyun tersenyum senang lalu berkata, "Kalau begitu datanglah kesana, Bos."

"Memangnya dia dokter apa?"

"Dokter jiwa."

Lalu hening.

Gerakan tangan Chanyeol terhenti, pria itu menoleh menatap Sang Assistant yang mengerjap polos ke arahnya. Lima detik berlalu. Kemudian, bak suara terompet tahun baru, teriakan Chanyeol menggema ke seluruh sudut ruang kerja yang beruntungnya kedap suara.

"BYUN BAEKHYUN!" teriak Chanyeol hingga urat lehernya menonjol.

Baekhyun meniupi kukunya dengan tampang masa bodoh. "Kenapa? Salah? Kau memang punya ciri-ciri orang kehilangan akal," jeda sebentar, Baekhyun tersenyum mengejek ke arah Chanyeol. "Jadi tidak ada salahnya pergi kesana. Tenang saja, Bos. Aku yang akan menanggung biaya pemeriksaannya."

Entah sejak kapan bibir Chanyeol terbuka dengan lebar. Yang jelas, pria itu segera bangun dari posisi duduknya dan berjalan dengan langkah lebar menuju Baekhyun, tentunya diiringi bibir yang menyeringai dan tangan yang terkepal. Baekhyun tersenyum lebar, lalu mulai menyiapkan diri untuk segera kabur dari bosnya yang mungkin akan memberikan tanda kebiruan di pipi mulus Baekhyun.

Baru saja Chanyeol menarik kerah Baekhyun, tiba-tiba, pintu ruangan pria itu menjeblak terbuka dengan cara yang sangat tidak manusiawi. Suasana berubah menjadi amat mencekam, dan Chanyeol tentu tau apa penyebab dari hal tersebut. Chanyeol meneguk ludahnya, melepas kerah Baekhyun, lalu berbalik menghadap kursi kerjanya diiringi bibir yang tersenyum kaku.

"Pagi, Ibu," sapa Chanyeol kepada Jessica yang sudah duduk dengan elegan di kursi kerja puteranya.

Jessica hanya menggumam malas. Wanita paruh baya itu membolak-balik berkas Chanyeol yang berada di atas meja dengan gerakan pelan dan kedua mata yang menatap teliti. Sesaat kemudian, sebuah senyuman sinis terbentuk di bibir wanita cantik itu. "Wah... penghasilan puteraku benar-benar naik drastis tahun ini ya?"

Venire [COMPLETED]Where stories live. Discover now