16. Sweet Lies | Private

2.3K 348 25
                                    

"No no no no no,
baby don't say you are liar."

***

IRENE memarkirkan mobilnya di depan gedung apartemen dengan sembarangan. Kemudian, wanita cantik itu segera melangkah memasuki gedung dengan sedikit berlari, tanpa memperdulikan beberapa orang yang memandangnya dengan tatapan heran. Irene memasuki lift yang kebetulan kosong, lalu menekan tombol 28 yang tertera di sana mengingat jika apartemen Oh Sehun berada di lantai tersebut.

Bae Irene menghela napasnya gusar. Wanita itu melirik jam tangan yang melingkar di tangannya, kemudian tersadar jika ia menyetir dalam waktu sepuluh menit di saat jarak mansion Chanyeol dan gedung apartemen ini adalah 50km. Entahlah, Irene juga tidak tau seberapa besar kecepatannya saat berkendara. Yang jelas, sejak tadi Irene hanya memikirkan bagaimana caranya agar bisa sampai dengan cepat di gedung ini. Bae Irene hanya memikirkan Oh Sehun, ia sangat sangat mengkhawatirkan pria itu.

Demi apapun, Irene tak akan pernah memaafkan dirinya sendiri jika sampai terjadi sesuatu yang buruk dengan Sehun. Bagaimanapun, Irene adalah penyebab dari semua rasa sakit yang Oh Sehun rasakan. Sejak dulu, Irene selalu saja memperburuk keadaan. Irene tidak akan peduli jika segala hal yang ia punya harus hancur satu persatu, asalkan Sehun tidak terluka, Irene akan rela menyerahkan apa saja.

Apapun, asal Sehun baik-baik saja.

"Oh Sehun!" teriak Irene ketika wanita itu telah berdiri di depan pintu putih yang merupakan pintu apartemen milik Sehun.

Irene meraih knop pintu, berusaha membuka pintu apartemen yang ternyata terkunci dari dalam. Wanita itu semakin panik, kemudian ia mengetuk kembali pintu tersebut diiringi bibir yang memanggil nama Sehun tanpa henti. "Open the door, Oh Sehun!"

Lagi dan lagi, Bae Irene mencoba membuka pintu dengan paksa. Tak memperdulikan beberapa orang yang keluar dari apartemen lain karena merasa terganggu oleh suara Irene. Wanita itu kembali mengetuk pintu, kali ini lebih keras dari ketukan yang sebelumnya. "OH SEHUN!"

Sepersekian detik berikutnya, Irene refleks menghela napas lega saat pintu apartemen Sehun terbuka. Tak membuang waktu, wanita cantik itu segera menerobos masuk ke dalam apartemen mewah milik Oh Sehun lalu mencari keberadaan Sehun di sana.

"Sehun," panggil Irene dengan suara lembutnya. Wanita itu berjalan pelan menuju kamar Oh Sehun, lalu membuka pintu kamar tersebut seraya berkata dengan nada rendah. "Aku... datang."

Tak ada suara pria itu yang menyahuti ucapan Irene, membuat Irene semakin khawatir akan keadaan Sehun. Jantung Irene berdetak sangat cepat, menjadi bukti jika wanita itu sedang merasa sangat gugup dan khawatir di saat yang bersamaan.

Ketika Irene melangkah masuk ke dalam kamar Sehun, yang bisa Irene pandang hanyalah kegelapan. Bae Irene mengernyit bingung. Oh Sehun tak terlalu suka gelap, pria itu hanya mematikan lampu saat ia merasa sedih atau merasa marah. Irene segera menggerakkan tangannya ke arah saklar yang berada di dekat pintu. Lalu setelahnya, ia menekan saklar itu hingga kemudian kamar Sehun berubah menjadi amat terang.

Irene refleks menahan napas saat kedua matanya menangkap sosok Sehun yang berada di atas tempat tidur. Pria tampan itu bersandar di headboard dengan tangan kanan yang memegang gelas berisi teh. Oh Sehun menoleh kepada Bae Irene, menatap wanita cantik itu dengan tatapan datar namun disertai bibir yang membentuk sebuah senyuman.

"Irene... selamat datang," ucap Sehun pada Irene yang masih berdiri kaku di ambang pintu.

Irene menarik kedua sudut bibirnya hingga membentuk senyuman canggung. Pria ini, terlihat baik-baik saja.

Venire [COMPLETED]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum