[15]

3.5K 389 19
                                    

Fanfiction NaruHina    

Cast: Naruto and others Belong Masashi Kishimoto

Genre: Hurt

Rating: T semi M

Warning: cerita pairing NaruHina enggak suka silahkan tekan tanda 'back'. Beri vote jika suka jangan jadi dark readers yang ngumpet-ngumpet bacanya hargai karya saya dan adik saya. Beri kritik dan saran yang baik dan sopan jangan asal bacot kayak sampah!!! Thanks yang udah vote apalagi memberi komentarnya tanpa kalian cerita ini hanyalah menjadi karya buangan.

fyi; only call me 'mawar or thorn[duri]' *kok gue rada emosi ya? yang ikutin ni akun seribuan tiba yang vote mentok di 100 aja ayolah guys gue butuh vote kalian untuk tambahan energi untuk buat part selanjutannya setidaknya gue bisa senyum-senyum kayak orang gila jika yang vote tembus 150. yuk buru divote jangan selalu menjadi dark readers maaf juga enggak bisa balas coment kalian satu-satu tapi gue tetep baca kok dan terkadang rada kayak orang sinting bacanya karena senang akan respond kalian. stay tune and always vote and comment your vote my saving energi ;)

Author pov

Hinata dan menma kini duduk di bangku taman menatap kolam air mancur yang berada tepat di hadapan mereka. Sudah sepuluh menit mereka disana sejak hinata menarik menma keluar café. Mereka masih asik berdiam diri tanpa ada satupun yang berniat untuk memulai percakapan.

Hinata sama sekali tidak memperdulikan ponselnya yang sejak tadi berdering nyaring ia tahu siapa yang menelponnya sejak tadi. Hinata melirik menma di sampingnya yang saat ini melipat kedua tangannya di depan dada bersandar dengan manik menatap tepat kedepan.

Kenapa hinata bisa lupa akan 'hero'nya sejak kecil. Pahlawannya yang selalu mengulurkan tangannya membantunya bahkan hinata pernah berfikir jika ia sudah besar dan punya banyak uang ia mencari dimana pahlawannya sekarang namun lihatlah sekarang ia bertemu dan bahkan tidak mengenalinya sama sekali.

Tentu saja hinata tidak mengenalinya di karenakan sang pahlawan berubah drastic, hinata bahkan tidak mengenalinya disaat mereka pertama kali bertemu ia bahkan pernah bermimpi menikahi pahlawan yang sangat ia kagumi saat ia kecil. Kini hatinya mendua antara sang pahlawan atau naruto yang sudah mulai mengisi hatinya.

"kejutan yang menyedihkan bukan?" ucap menma membuka suara. "ini masih sebagian kecil masih banyak rahasia yang belum saatnya kau ketahui" tambah menma.

Hinata mengusap wajahnya "kenapa baru sekarang? Kenapa baru sekarang kau mengatakannya?"

"jikaku katakan dari awal apakah semuanya akan berubah? Kau tetap akan menikahi naruto dan bersama dengannya" jawab menma.

Benar. Itu semua benar. Tidak akan ada yang berubah sekalipun menma berteriak kencang jika ia adalah pahlawan hinata.

"memangnya apa yang bisa kau lakukan jika aku mengatakannya? Kau akan membatalkan pernikahanmu?" Tanya menma kini menatap tepat hinata. Hinata ikutan menoleh kearah menma tatapan mereka saling mengunci.

Hinata menggigit bibir bawahnya air matanya lolos dengan mudahnya membuat tangan yang dulunya terulur hanya untuknya kembali terulur menghapus air matanya. Menma tersenyum tipis.

"aku sudah jahat selama ini dengamu. Maafkan pahlawanmu ini?" ucap menma. Tangan hinata menggenggam tangan menma dipipinya dan memajamkan matanya meresapi telapak tangan hangat menma.

Ia terkejut saat merasakan bibirnya merasakan bibir milik menma. Namun karena menma mengelus pipi hinata pelan membuat hinata tenang. Ia meresapi bibir lembut milik menma. Bibir yang pernah dengan paksa menciumnya.

Bibir menma bergerak melumat bibir hinata kini tangannya yang satunya mendorong pinggang hinata mendekat kearahnya dan mengelus punggung hinata meresapi rasa manis di bibir hinata.

It's YouWhere stories live. Discover now