[13]

3.6K 419 20
                                    

Fanfiction NaruHina    

Cast: Naruto and others Belong Masashi Kishimoto

Genre: Hurt

Rating: T semi M

Warning: cerita pairing NaruHina enggak suka silahkan tekan tanda 'back'. Beri vote jika suka jangan jadi dark readers yang ngumpet-ngumpet bacanya hargai karya saya dan adik saya. Beri kritik dan saran yang baik dan sopan jangan asal bacot kayak sampah!!! Thanks yang udah vote apalagi memberi komentarnya tanpa kalian cerita ini hanyalah menjadi karya buangan.

fyi; only call me 'mawar or thorn[duri]' *kok gue rada emosi ya? yang ikutin ni akun seribuan tiba yang vote mentok di 100 aja ayolah guys gue butuh vote kalian untuk tambahan energi untuk buat part selanjutannya setidaknya gue bisa senyum-senyum kayak orang gila jika yang vote tembus 150. yuk buru divote jangan selalu menjadi dark readers maaf juga enggak bisa balas coment kalian satu-satu tapi gue tetep baca kok dan terkadang rada kayak orang sinting bacanya karena senang akan respond kalian. stay tune and always vote and comment your vote my saving energi ;)

Author pov

Sakura menatap aneh tingkah hinata yang sejak tadi tidak focus ditambah hinata yang pendiam biasanya dia sering sekali membicarakan kemajuan hubungannya dengan naruto namun hari ini sepertinya tidak di tambah ini sudah lewat jam pulang hinata.

"hei, kau lembur? Setahuku aku tidak ada menyuruhmu lembur" ucap sakura sambil menepuk bahu hinata yang saat ini malah menyapu. Bahkan itu adalah sapuan ke 5 hinata.

Hinata tersentak lalu membalikkan badannya lalu tersenyum tipis "aku hanya ingin" jawabnya pendek.

"kalau begitu pulanglah" ucap sakura lalu menarik paksa sapu hinata. Hinata mengangguk pelan lalu berjalan kearah loker dan mengganti bajunya kemudian berpamitan pulang.

Kini hinata berjalan di sepanjang terotoar, untung saja masih banyak pejalan kaki di depan dan di belakangnya. Ia melewati begitu saja pemberhentian bus, ia merapatkan jaket miliknya karena cuaca malam ini sangatlah dingin.

Ia berhenti tepat di sebuah swalayan lalu memasukinya dan memilih satu cup ramen besar lalu membayarnya kemudian berjalan kearah dispenser dan menuangkannya kedalam cup ramen miliknya lalu menunggu. Di balik kaca swalayan itu dia menatap para pejalan kaki yang melewatinya terkadang beberapa anak muda masuk untuk membeli bir ataupun sekotak rokok.

Ia membuka cup ramennya lalu mulai memakannya. Entah kenapa air matanya turun tanpa ia suruh. Ia ingat ia pulang malam dan naruto memaksa untuk memakan ramen namun ia berinisiatif sendiri untuk membuatnya dirumah namun bukannya dimakan naruto ramen itu harus tumpah dan membuat telapak tangannya berdarah akibat injakan sang mertua.

Isakan demi isakan terdengar saat ia makan ramen itu hingga habis, ia keluar dari swalayan lalu kembali berjalan. Biasanya jika memakai bus ia hanya memerlukan waktu setengah jam namun karena berjalan dan terkadang duduk mengistirahatkan kakinya yang capek berjalan kini ia menempuk 2 jam untuk sampai itupun dia tidak langsung masuk ia sengaja melewatinya lalu berjalan memutar dan ia melakukannya sebanyak 3 kali. Ia melirik jam tangannya jam 1 dini hari. Ia menekan bel dan penjaga gerbang membukanya sambil membungkuk.

Lalu mengikuti hinata dari belakang karena ia tahu hinata tidak memilik kunci cadangan, setelah membuka pintu hinata masuk dan melihat hanya lampu utama yang hidup selainnya mati. Ia membuka kulkas dan mengeluarkan air dingin dan meminumnya. Ia tidak naik keatas namun menuju kamar tamu dan membukanya.

Ia membaringkan diri di ranjang yang hanya terpakai jika tamu datang dan menginap, sudah banyak debu karena kamar ini hanya di bersihkan jika memang ada tamu yang ingin menginap. Ia mematikan lampu agar tidak ada yang tahu ia tidur disini. Ia memejamkan matanya namun kembali air matanya jatuh. Ia memeluk dirinya sendiri lalu memiringkan badannya dan meringkukkan badannya bak janin. Ia terisak sambil membekap mulutnya.

It's YouWhere stories live. Discover now